Pribadi dan Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
Berbicara tentang subyek Roh Kudus biasanya orientasi hanya kepada Perjanjian Baru. Sebab, otoritas Roh Kudus baru berlaku sejak hari keturunan dan Kisah Para Rasul pasal 2, itulah sebabnya sering Roh Kudus di-identikkan dengan Perjanjian Baru. Tidak menjadi rahasia, bahwa banyak orang percaya menjadi bingung bila mempelajari Perjanjian Lama tentang manifestasi oknum dan pekerjaan Roh Kudus. Benarkah Roh Kudus tidak berperan secara langsung dalam Perjanjian Lama dan mengapa tidak menampakkan PribadiNya secara jelas. Dan apa yang menjadi latar belakang alasan teologisnya. Memang, harus diakui bahwa memahami latar belakang teologis tentang pekerjaan Roh Kudus dan penyataan oknumNya dalam Perjanjian Lama akan sangat menolong untuk kita mengerti Perjanjian Baru secara lengkap.
Walaupun Roh Kudus baru dicurahkan pada Kisah Para Rasul pasal 2 dan memulai satu era otorisasi Roh Kudus, namun sesungguhnya Roh Kudus telah berperan aktif sejak Perjanjian Lama. Alangkah timpangnya ajaran bila dikatakan bahwa Roh Kudus belum berperan dalam Perjanjian Lama, bahkan bila terjadi maka itu adalah satu kesesatan. Roh Kudus sebagai satu Pribadi dalam Tri Tunggal selalu aktif, melakukan peranan fungsionalnya dimana dan kapan saja. Ketiga-Nya memiliki peranan yang spesifik dan tidak saling bergantian peranan (telah diuraikan sebelumnya). Bapa melakukan peranNya sebagai Bapa dan tidak berobah sejak Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru bahkan sampai selamanya, begitu juga dengan Roh Kudus. Hanya harus diketahui bahwa peranan ketigaNya sesuai dengan waktu yang ditetapkan Bapa. Karena itu, keaktifan dinamika itulah yang berbeda, disesuaikan dengan ketetapan Bapa dalam program ilahiNya.
Jelaslah, pekerjaan Roh Kudus sudah dimulai sejak Perjanjian Lama. Eric S. Fife menulis dalam bukunya, bahwa mustahil kita dapat mengenal pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru apabila kita tidak mengenal pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama. Mengerti dengan baik pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama memberi pengertian yang sempurna tentang peranan utamaNya dalam Perjanjian Baru. Didalam Perjanjian Lama ada delapan puluh lima kali disebutkan kata Roh Kudus atau sepertiga jumlah yang disebutkan dalam Perjanjian Baru. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama dapat dibagi atas tiga hubungan pekerjaan :
1. Hubungan pekerjaan Roh Kudus dengan penciptaan.
2. Hubungan pekerjaan Roh Kudus dengan tokoh-tokoh tertentu yang diberi Kuasa melakuka tugas pekerjaanNya.
3. Pekerjaan Roh Kudus dalam Nubuatan tentang apa yang akan dikerjakan Tuhan di masa yang akan datang.
Pertama, Peranan Pekerjaan Roh Kudus dalam Penciptaan
Kejadian 1:2, ” . . . . . dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”. Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa Allah Tri-Tunggal, merupakan lembaga ilahi yang mempunyai fungsional masing-masing Pribadi secara teratur dan pasti. Allah Bapa yaitu kepenuhan Trinitas Allah yang memerintah, yang memimpin lembaga ilahi itu. Allah Anak, yaitu pekenuhan Trinitas yang menjadi kenyataan, sehingga Allah dinyatakan kepada umat manusia (Real). Dialah yang melakukan tugas penebusan dosa manusia. Allah Roh Kudus, Dialah kepenuhan Allah yang bekerja dan merealisasi keselamatan melalui iman orang percaya.
Trinitas Allah tampak jelas pada ayat itu, bumi belum berbentuk dan kosong maka Roh Allah melayang-layang seperti induk ayam mengerami telurnya dalam arti semua terangkum dan termaktub dalam program (Ibrani). Tindakan Roh allah melayang-layang adalah akibat suatu kehendak yaitu Allah Bapa sebagai pokok tindakan melayang-layang. Allah Anak yaitu : Firman yang merupakan permulaan segala ciptaan (Yohanes 1:1-3), tanpa Firman maka tidak akan ada segala sesuatu yang diciptakan. Allah Roh yaitu totalitas (kepenuhan) Allah yang berkuasa, siap melaksanakan niat Allah Bapa melalui FirmanNya. Kita dapat melihat sistematis kepenuhan cara Trinitas melakukan KuasaNya. Semuanya dalam satu keterikatan kerjasama yang paripurna.
Ketika Allah menjadikan manusia pertama (Kejadian 1:26), jelaslah ada kerjasama seperti halnya Kejadian 1:2. Disana Allah berkata “Baiklah Kita . . . . . ” (bahasa Ibrani = Elohim), keterlibatan langsung Roh Kudus dalam penciptaan manusia. Suatu kebersamaan terjadi antara Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kelihatan jelas, bahwa Roh Kudus melaksanakan perananNya sebagai pemberi hidup, yang melahirkan kuasa. Kejadian 2:7, “Allah menghembuskan nafas hidup . . . . .” Allah memberi atau menghembuskan nafas (angin) dalam bahasa Ibrani = Ruach atau Grika = Pneuma. Benar Firman Allah dalam Yohanes 6:63, bahwa tubuh satupun tidak berguna (clay) tetapi Roh itulah yang menghidupkan.
Kita manusia berdosa, kemuliaan rohani itu menjadi lenyap dan Roh Allah meninggalkan manusia dan manusia mengalami kematian rohani. Kematian rohani adalah perpisahan Roh Allah dan roh manusia. Namun, apa yang terjadi pada saat manusia percaya kepada Yesus Kristus melalui penebusan darahNya, kemuliaan Roh Kudus sebagai kuasa dalam penciptaan itu dipulihkan. Perhatikan Rasul Paulus menulis, “Aku berdoa supaya Ia (Yesus), menurut kekayaan kemuliaanNya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh RohNya di dalam batinmu” (Efesus 3;16). Selanjutnya, supaya kamu dibaharui di dalam roh pikiranmu, dan mengenakan manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah didalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:23-24). Peranan Roh Kudus untuk mengembalikan atau memulihkan manusia kepada maksud ciptaan Allah, Roh Kudus berperan dalam ciptaan manusia, begitu pula setelah kejatuhan, memulihkan manusia kepada maksud ciptaan semula.