Pneumatologi

Sungguh mulia tidak terkatakan rencana Bapa di dalam Yesus, karena Yesus adalah Allah yang berwujud, menjadi nyata, maka Dia menjadi domba yang tersembelih guna mengangkut dosa isi dunia. Kepada Yesus, Allah berkenan melimpahkan “pewujudan” kepenuhan ke-Allahan (Kolose 2:9). Secara teologis disebabkan Allah kita Tri-Tunggal maka kesemuanya telah berwujud di dalam Yesus Kristus. “Sebab di dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 2:9). Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa di dalam Yesuslah terletak totalitas (keparipurnaan) dari Allah yang dinyatakan. Karena itu, Dia menjadi pusat ibadah iman Kristen, arah penyembahan iman Kristen. Dia telah menjadi Anak Domba Allah yang telah mati menjadi tebusan dosa isi dunia. (1 Petrus 1:18-19). Tanpa penyataan Yesus Kristus, maka kita tidak mempunyai arah penyembahan yang jelas.

Fungsional Allah Roh Kudus dalam Trinitas 

Allah menyatakan pekerjaanNya dan KuasaNya di dalam Roh Kudus. Kisah Para Rasul 1:8, bahwa murid-murid akan beroleh kuasa kelak kalau Roh Kudus turun ke atas mereka. Dan dalam 1 Korintus 12:7-11, bahwa Roh Kudus memberi karunia-karunia secara khusus sesuai kehendakNya. Dalam Kejadian 1:2, Roh Kudus melayang-layang di atas permukaan air, kemudian terjadilah penciptaan alam secara beruntun sesuai rencanaNya dalam minggu penciptaan. Juga dalam Zakaria 4:6, Firman Tuhan kepada Zerubabel bahwa bukan dengan keperkasaan dan bukan oleh kekuatan melainkan oleh Roh Kudus. Roh Kuduslah yang memampukan Gereja Tuhan untuk dapat memahami apa yang ada dalam diri Allah. Walaupun rahasia yang tersembunyi dalam diri Allah sekalipun (1 Korintus 2:10). 

Roh Kuduslah yang mewujudkan semua rencana Allah Bapa. Roh Kudus yang menyatakan semua kekuatan kuasaNya. Ketika Yesus memanggil Lazarus yang telah mati untuk keluar dari kubur, Roh Kuduslah yang mewujudkan kuasa kebangkitan itu. Tetapi harus dimengerti bahwa Roh Kudus yang mewujudkan kuasa, tunduk kepada otoritas Firman Allah. Sedangkan Yesus menerima otoritas kemuliaanNya dari Allah Bapa (Yohanes 16:13-14, Matius 28:18). Seluruh kuasa yang diperintahkan Bapa dan Anak diwujudkan oleh Roh Kudus. Di dalam Roh Kuduslah terletak totalitas (kapripurnaan) Allah yang berkuasa, Allah yang bekerja sampai saat ini di dalam GerejaNya. Itulah sebabnya tanpa intervensi oknum ketiga dari Trinitas ke-Allahan maka Gereja akan mengalami kemiskinan rohani menjadi tidak berdaya di atas muka bumi. Sebagaimana dikatakan sebelumnya, bahwa tanpa Roh Kudus maka Gereja hanya menjadi lembaga sosial masyarakat belaka. 

Pasal 4: PEKERJAAN ROH KUDUS.

Dalam Yohanes 16:7, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu, “Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi. Sebab, jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”. 

Yesus menyatakan suatu tabir rahasia tentang kemutlakan kedatangan Roh Kudus yang berhubungan bagi keselamatan manusia yang telah dikerjakanNya di atas kayu salib Golgota. “Adalah lebih berguna bagi kamu” ini pengungkapan perbandingan kefaedahan tentang kehadiran Yesus dan kehadiran Roh Kudus, Yohanes 16:8-9, menjadi jawaban pernyataan Yesus tersebut. Sebab, kalau Roh Kudus datang, “Dialah” yang sanggup membimbing manusia untuk datang kepada pertobatan. “Pengakuan” Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. Berarti keterkaitan dengan apa yang Yesus sudah lakukan di atas kayu salib sebagai jalan keselamatan. Karena, Roh Kudus sajalah yang mampu untuk mencelikkan pikiran dan mata hati manusia untuk mempunyai kesanggupan rohani dapat mengaku dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (1 Korintus 12:3). Artinya, pekerjaan “Pendamaian” oleh darah Kristus manusia dengan Allah tidak akan berfaedah apabila kuasa kemampuan rohani untuk mengaku Dia sebaai Tuhan dan Juruselamat tidak turun kemuka bumi. Roh Kuduslah yang menjadi dinamika keselamatan umat manusia. 

Pernyataan Yesus Kristus tersebut, menjadi pratanda dimulai satu babakan “otoritas” yaitu zaman Roh Kudus. Zaman Roh Kudus dimulai pada hari pencurahan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:4). Artinya, Otoritas keselamatan umat manusia diberi hak penuh atau wewenang penuh kepada oknum dan pekerjaan Roh Kudus. Sudah tentu Hak dan Wewenang tersebut dilimpahkan oleh Bapa dan Anak. Kita dapat mengatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus yaitu Allah. Allah telah melatakkan Yuridis keselamatan secara sempurna antara Manusia dengan Allah Bapa (Efesus 2:13-14). Kematian Tuhan Yesus dan oleh darahNya, telah merobohkan tembok pemisah karena dosa dan dengan jalan itu mendamaikan manusia dengan Allah. Manusia yang jauh sekarang telah menjadi dekat bahkan menjadi “Keluarga Allah” (Efesus 2:18-19). Secara sempurna dasar Yuridis Keselamatan manusia telah dikerjakan oleh Yesus Kristus. 

Roh Kuduslah yang menyanggupkan memberi fasilitas kemampuan rohani untuk masuk dalam Kasih Karunia keselamatan Yesus Kristus. Kita menemukan makna perkataan Yesus “lebih berguna” bila Dia naik ke Sorga dengan maksud supaya yang akan memberi kesanggupan memahami hikmat salib boleh diutusNya. Memang benar bahwa Roh Kuduslah yang mewujudkan keselamatan Yesus Kristus kepada umat manusia (1 Korintus 2:10-11). Kita harus mengakui bahwa hikmat salib hanya dapat di-iluminasi oleh kuasa Roh Kudus, Kasih karunia Allah tidak hanya terbatas kepada pekerjaan Yesus Kristus di atas kayu salib tetapi termasuk anugerah Roh Kudus yang dikaruniakan kepada GerejaNya. Alangkah dalamnya kasih karunia Allah kepada kita orang percaya. Ketika Roh Kudus turun memenuhi murid-murid dalam Kisah Para Rasul 2:4, pada waktu itu kuasa salib Kristus mulai dinyatakan, sekali berkhotbah 3000 orang percaya menerima Yesus sebagai Juruselamat (Kisah Para Rasul 2:41). 

Leave a Reply