Pneumatologi

Mereka yang Tidak Setuju Berbahasa Roh.

Beberapa orang tidak sependapat dengan bahasa roh yang dipakai orang-orang percaya dengan bahasa yang tidak dimengerti. Alasannya, bahwa bahasa roh itu harus dimengerti seperti contoh pada hari Pantekosta ke 120 murid berbahasa roh yang dimengerti oleh semua orang. Itulah sebabnya mereka menolak bahasa roh yang tidak dimengerti oleh manusia. Dengan dasar seperti itu mereka menolak semua penyataan bahasa roh oleh orang percaya dan bahkan menuduh seperti orang yang kesurupan. 

Pdt. Stephen Tong dalam bukunya Roh Kudus, Doa dan Kebangunan, dengan tegas menolak bahkan mencerca penggunaan bahasa roh. Dalam bukunya itu beliau bukan hanya tidak sependapat bahka menelanjangi beberapa kekurangan dari orang percaya yang berbahasa roh. Dasar beliau menolak, bahwa bahasa roh (Yun. Glosalali) yang dicantumkan sebanyak 50 kali dalam Perjanjian Baru adalah berarti bahasa dan itu harus dimengerti. Beliau menekankan bahwa Glosalali adalah karunia bahasa dan itu harus dimengerti seperti pada hari Pantekosta. Bukan seperti yang terjadi sekarang membingungkan dan tidak dimengerti. 

Dasar kebingungan Pdt. Stephen Tong, sebab beliau tidak membedakan bahasa roh tanda kepenuhan dan karunia-karunia bahasa roh oleh Roh Kudus. Sehingga ayat-ayat yang terkait untuk keterangan karunia-karunia Roh Kudus beliau pakai untuk memberi keterangan tentang bahasa roh tanda kepenuhan yang wajib berlaku kepada semua orang yang dipenuhkan oleh Roh Kudus. Memang, karunia-karunia roh yang adalah satu dari sembilan karunia-karunia Roh Kudus, tidak dimanifestasikan untuk semua orang. 

Kami sayangkan Pdt. Stephen Tong yang dikenal bijaksana ternyata menjadi tidak bijaksana dalam menyelesaikan masalah yaitu bahasa roh yang beliau belum mengerti sebab belum mengalaminya. Beliau berkata bahwa bahasa itu harus dimengerti. Pertama, bahwa bahasa roh bukanlah komunikasi untuk manusia, tetapi komunikasi manusia dengan Tuhan. Dengan demikian manusia tidak perlu untuk mengerti karena memang berita itu bukan untuk ditujukan kepada sesama orang percaya. Baca: Roma 8:26-27, bahwa Roh Kudus berdoa untuk kita kepada Allah dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, bahwa Ia (Roh), sesuai kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus. Perhatikan, bahwa tidak dibutuhkan arti langsung dari bahasa (seperti bahasa manusia), tetapi bahasa roh menjadi sarana atau media bunyi bahwa Roh Kudus sedang berkomunikasi dengan Allah melalui roh kita orang percaya. Karena yang utama disini bukan bahasa itu tetapi maksud Roh Kudus dalam diri orang percaya diketahui Allah (1 Korintus 14:2). 

Begitu juga, beliau menekankan, Glosalali berarti bahasa. Suatu bahasa harus dimengerti oleh yang mendengarnya. Kalau hanya bunyi dan tidak dimengerti bahwa itu bukan bahasa. Beliau melupakan bahwa bahasa tidak selalu diterjemahkan dengan yang harus dimengerti oleh orang sekeliling. Saya memberi contoh, dua kapal dimana kedua nahkoda dari jarak jauh pada malam hari mampu bercakap-cakap dengan memakai cahaya lampu dengan cara mengkedip-kedipkan cahaya lampu. Itu tidak dimengerti oleh orang banyak tetapi itu adalah bahasa. 

Begitu juga dua stasiun telekomunikasi antara dua kota berjarak ribuan Kilo Meter, mereka saling tukar-menukar informasi dengan memakai bunyi yang kita katakan morse sangat tidak dimengerti tetapi ternyata itu adalah bahasa. Bahasa morse dengan bunyi yang terbatas hanya titik pendek dan titik panjang dalam bunyi yang saling berganti, tetapi itu adalah bahasa yang dapat menyampaikan berita yang tidak terbatas. Apabila manusia dapat menciptakan bunyi yang bisa menyampaikan maksud hati, saya bertanda kepada Bapak Pdt. Stephen Tong, apakah Roh Kudus melalui roh kita dan memakai lidah kita tidak mampu memakai bunyi suara kita untuk menyampaikan maksud Roh Kudus kepada Allah Bapa. 

Leave a Reply