Pneumatologi

Selanjutnya; R.W. Stott, menulis bahwa maksud “dipenuhkan” karena Allah menghendaki orang percaya supaya terjun kedalam pelayanan atau Allah menyiapkan suatu tugas atau misi khusus kepada orang percaya. Bagi kami, bahwa kepenuhan adalah kehendak Bapa untuk semua orang percaya supaya kita boleh menikmati semua perjanjian kemuliaan Allah begitu juga untuk dapat mampu melayani Dia. Roh Kudus adalah satu kuasa yag melengkapi kita dengan kuasa untuk melayani. 

Kontekstual teologi terhadap pemahaman Baptis dan kepenuhan Roh Kudus masa kini ternyata telah berbeda dengan penguraian kedua teolog diatas. Kata baptis dan dipenuhkan oleh Roh Kudus telah mengarah kepada pengertian satu pengalaman langsung yaitu mengalami pengalaman didiami oleh Roh Kudus dan manifestasi kuasaNya (Kisah Para Rasul 1:8). 

Ariel Edvardsen dalam bukunya. Baptisan dan Karunia Roh Kudus, menulis: “ada banyak nama untuk pengalaman indah dengan Roh Kudus yang diperuntukkan bagi semua orang Kristen yang telah dikuduskan oleh darah Kristus. Tetapi semua sebutan yang berdasarkan Alkitab itu berbicara tentang pengalaman yang sama yaitu pengalaman “Pantekosta” yang lebih dikenal dengan baptisan Roh Kudus. Di buku ini kita akan memakai ungkapan dipenuhi atau dibaptis dengan Roh Kudus”. 

Ariel Edvardsen jelas tidak membedakan kedua istilah itu. Memang kedua istilah telah diartikan langsung sebagai pengalaman dalam kuasa Roh Kudus. Saya melihat bahwa kata baptis yang diungkapkan Yesus bukan sekedar pencurahan dari Sorga atau pengalaman lahir baru tetapi manifestasi dinamika supaya mengalami kuasa untuk melakukan tugas tubuh Kristus melaksanakan “Amanat AgungNya” (Matius 28:19-20). Berarti menunjuk kepada “dipenuhi Roh Kudus” sesuai ungkapan ayat “dipenuhi” (Kisah Para Rasul 2:4). 

Pendapat Pdt. W.W. Patterson, beliau tidak membedakan baptisan Roh Kudus dan dipenuhkan oleh Roh Kudus dari segi pengalaman, karena menurutnya bahwa itu hanya dua istilah yang berbeda namun menunjukkan pengalaman yang sama. Beliau berkata: “tentang kepenuhan Roh, yang dimaksud kata *kepenuhan* disini ialah menaruh (mengisi) sesuatu kedalam sebuah tempat sehingga semua kekosongan yang ada di tempat itu terisi semuanya. Demikian juga pengertian “kepenuhan” Roh Kudus, yaitu: seluruh keberadaan kita diisi dengan Roh Kudus. Sebelum dapat dipenuhkan dengan Roh Kudus tentu saja kita harus mati terhadap dosa dan kejahatan terlebih dahulu. Setelah disucikan oleh darah Anak Domba Allah. Inilah nama kedua untuk dipakai menjelaskan baptisan Roh Kudus. Kisah Para Rasul 2:4, . . . mereka semua “penuh dengan Roh Kudus”, bandingkan dengan Kisah Para Rasul 1:5, dimana pengalaman yang sama disebut dengan “Baptisan Roh Kudus”. 

Jadi Pdt. W.W. Patterson juga menganggap bahwa kepenuhan Roh Kudus dapat juga dikatakan dibaptis dengan Roh Kudus dengan membandingkan kedua ayat Firman Allah diatas. 

Saya sangat tertarik dengan uraian Stanley M. Horton dalam Oknum Roh Kudus, beliau mengatakan, “Tetapi peristiwa yang terjadi pada hari Pantekosta bukan hanya disebut baptisan”. Banyak istilah lain yang digunakan, karena Roh Kudus adalah Oknum, baptisan hanya dapat menggambarkan satu aspek dari pengalaman itu.” . . . Benarlah, itu suatu baptisan, tetapi Alkitab juga mengatakan bahwa itu suatu “pemenuhan”. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. 

Kita telah menemukan tiga hamba Tuhan yang besar pada abad ini, kesemuanya berpendapat bahwa kedua istilah Baptisan dan kepenuhan menunjuk pengalaman yang sama. Istilah baptisan dan kepenuhan mempunyai arti yang sama, keduanya terjadi dalam Kisah Para Rasul pasal 2. Sudah tentu begitu banyak lagi hamba Tuhan, para Teolog berpendapat demikian tidak perlu untuk memenuhkan buku ini. 

Leave a Reply