Pneumatologi

Kasih Karunia Allah Berdimensi Supranatural 

“Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Kejatuhan manusia kedalam dosa yang begitu dalam telah merusakkan hakekat manusia. Manusia pertama penuh kemuliaan Allah dan bersifat rohani namun telah rusak total dalam arti tidak memiliki dimensi rohani sedikitpun. Manusia sekarang berasal dari bumi dan berdimensi daging semata-mata (Yohanes 3:6). Perubahan hakekat dari manusia rohani menjadi berdimensi daging merupakan perubahan 180 derajat, jadi dapat dikatakan telah rusak total (bertentangan dengan maksud abadi kehendak Allah). 

Kerusakan total bukan dalam arti bahwa manusia sudah lebih rendah harkat dan martabat dari binatang. Karena bagaimanapun sisa bahwa manusia pernah mengecapi kemuliaan Allah sebab diciptakan menurut gambarNya, masih ada dan jelas perbedaannya dengan ciptaan lain. Buktinya, bahwa manusia tetap mempunyai pikiran, kehendak dan perasaan. Manusia masih mampu berpikir dan merenungkan serta mengambil keputusan. Jelas, binatang tidak mampu berbuat demikian. Manusia sebagai makhluk intelek walaupun telah jatuh dalam dosa ciri intelek yang dapat berpikir tetap ada. Ingat manusia diciptakan menurut gambar Allah. Allah sang pencipta mempunyai intelek yang bersifat “Omniscience” (Maha Tahu). Hanya harus digaris bawahi, manusia berdosa sebagai makhluk intelek tetapi tidak lagi berdimensi rohani, sehingga tidak punya kemampuan lagi untuk mengenal dan berpikir hal-hal rohani termasuk tanggapan tawaran keselamatan. 

Keadaan manusia setelah kejatuhan diketahui Allah. Itulah sebabnya, bahwa tindakan atau inisiatif keselamatan manusia harus datang dari pihak Allah, dalam Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri”. 

Pengertian keselamatan hanya oleh kasih karunia Allah, bahwa dalam kematian rohani tidak mungkin manusia dapat menghampiri Allah. Manusia telah menjadi mati terhadap hal-hal rohani. Tindakan untuk menyelamatkan manusia sepenuhnya harus datang dari pihak Allah. Tidak seorangpun dibawah kolong langit bisa memenuhi syarat menjadi korban tebusan. Karena semua telah berdosa dan terlahir oleh kehendak daging. Hanya Yesuslah Allah yang telah menjadi manusia yang memenuhi syarat sebagai domba yang tak bercacat-cela. Disebabkan, Dia adalah Allah yang menjadi manusia dan terlahir oleh Roh Kudus. Kerelaan keputusan kehendak Allah didalam Yesus Kristus itulah dimaksud “Kasih Karunia” Allah. Jadi, kasih karunia Allah adalah “subyek penyebab keselamatan manusia”. Dialah Yesus Kritus dan telah datang bukan karena kehendak manusia tetapi berdasarkan kasih Allah yang besar. Alangkah keliru bila mengartikan bahwa sedikitpun tidak ada peranan manusia dalam arti keseluruhan, tentang “konsep” hanya oleh kasih karunia. Manusia oleh Roh Kudus harus merespons dan mengambil keputusan mau atau tidak menerima kasih karunia tersebut. (Yohanes 3:16, Kisah Para Rasul 2:38, Markus 16:16). “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan” (Markus 16:16). 

Leave a Reply