Pneumatologi

Ketiga, Relasi Pekerjaan Roh Kudus dan Firman Allah 

Penulisan Alkitab adalah hasil pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus menuntun para penulis untuk menulis Firman Allah sebagaiman kehendak Roh Kudus. Caranya, Roh Kudus menguasai serta mendorong orang-orang untuk menulis apa yang dikehendaki oleh Allah. Roh Kudus bukan berpikir apa yang hendak ditulis tetapi Firman Allah itu telah ada sejak semula bersama dengan Allah karena Dia adalah Allah sendiri. Roh Kudus mengilhami sehingga para penulis mampu mengidentifikasi kehendak Roh Kudus dalam pikiran mereka dan dengan utuhnya mampu menyatakan itu tanpa kesalahan sedikitpun. Bahkan dengan penuh keunikkan tulisan itu secara penuh dan verbal memakai kemampuan yang tersedia dalam kapasitas diri penulis. Karakteristik dan pengetahuan bahawa mewarnai setiap tulisan, tanpa mengurangi sedikitpun kepenuhan arti dari Firman itu sendiri (Ibrani 10:15-17), II Petrus 1:21, II Timotius 3:16). 

Tentang pengilhaman ini Henry C. Thiessen, dalam Sistimatika Teologi, menulis beberapa hal : 

1. Pengilhaman tidak dapat dijelaskan sepenuhnya, mengandung arti bahwa si penulis biasanya diilhamkan seutuhnya apa yang hendak ditulis walaupun berita itu tidak dimengerti sedikitpun oleh si penulis. Artinya, otoritas Roh Kudus sebagai Allah dalam penulisan tetap dipertahankan. Penulis tidak perlu mengerti sepenuhnya maksud penulisan, tetapi harus taat sepenuhnya dibimbing oleh Roh Kudus. 

2. Roh Kudus bukan sekedar mengilhami tetapi juga menjaga secara ketat penulisan itu sehingga tidak pernah menyimpang dari keberadaanNya yang utuh. Sudah saya uraikan sebelumnya bahwa Firman itu bukan baru berada pada waktu penulisan menurut kehendak Roh Kudus tetapi Firman itu telah ada bahkan bersama-sama dengan Roh Kudus (Yohanes 1:1). 

3. Roh Kudus memakai konsep pikiran dan karakteristik sifat bahkan penguasaan bahasa dari penulis menjadi bahan baku untuk dipakai Roh Kudus dalam pengilhamanNya menulis Alkitab. Karena itu penulisan rasul Paulus menghasilkan tulisan-tulisan yang sangat sukar dimengerti oleh Rasul Petrus. Seutuhnya, karakteristik mereka terbawa dan dipakai sebagai sarana untuk Allah mengaktualkan diriNya dalam penyataan khusus yaitu Firman Allah. 

4. Roh Kudus melindungi para penulis dari membuat kesalahan. Kata demi kata, arti demi arti bahkan makna semua tidak terlepas dari kontrol Roh Kudus. 

5. Karena itu, otoritas Firman Allah sebagai Allah dan otoritas Alkitab sebagai Firman Allah tetap dalam otoritas Roh Kudus. 

Disitulah rahasianya, Yesus berkata, “tetapi apabila Dia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran . . .” (Yohanes 16:13). Tidak seorangpun mampu untuk memahami Firman Allah terkecuali yang mengilhami itu diberi peranan. Firman Allah mengandung rahasia atau hikmat terdalam dari Trinitas, tidak seorangpun dengan kemampuan intelek atau bahasa dapat menganalisa dan menggali rahasia yang terselindung dalam firmanNya. Hanya roh yang ada pada orang itu yang mengerti apa yang tersembunyi dalam hati seseorang. Begitu pula hanya Roh Kuduslah yang dapat menuntun Gereja mengerti apa yang terselindung dalam hati Allah (1 Korintus 2:10-12).

Roh Kuduslah yang dapat mengungkapkan maksud Firman Allah. Firman Allah tanpa Roh Kudus menjadikan Firman Allah tidak lebih hanyalah ajaran etika manusia biasa sederajat dengan buku-buku sosial masyarakat lainnya. Roh Kudus membimbing Gereja Tuhan dan setiap orang percaya untuk dapat memahami rahasia yang terdalam dalam hati Allah (Efesus 3:16-19). 

Leave a Reply