Pneumatologi

B. Kelompok Karunia-Karunia Kuasa 

Kelompok kedua, Karunia iman, Karunia kesembuhan, Karunia mujizat, kelompok karunia-karunia ini sangat diperlukan untuk mengiringi tugas-tugas penginjilan dan pelayanan di luar Gereja lainnya. Karunia-karunia ini sebagai alat untuk membuktikan kepada orang yang belum percaya bahwa Tuhan kita adalah hidup dan berkuasa. Begitu banyak kesaksian tentang datangnya orang-orang bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat karena menyaksikan bukti karunia adikodrati tersebut. 

Karunia iman harus dibedakan dari iman yang menyelamatkan (Kisah Para Rasul 16:31). Kalau iman yang menyelamatkan kita peroleh pada saat bertobat (lahir baru), maka karunia iman adalah pemberian Roh Kudus, tatkala kita sudah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Karunia iman adalah pemberian Roh Kudus kepada orang percaya supaya dapat mengadakan perkara-perkara mujizat. Perbedaan karunia mujizat dan karunia iman ialah bahwa karunia mujizat mampu melakukan perkara-perkara mujizat oleh Roh Kudus. Pekerjaan mengerjakan mujizat bersifat aktif tidak pasif. Kita melakukan mujizat oleh Roh Kudus dengan karuniaNya. Karunia iman pekerjaan mujizat bersifat pasif, sebab oleh iman kita menerima mujizat dari Roh Kudus. 

Iman yang menyelamatkan karena mendengar Firman Allah harus ada terus menerus dalam kehidupan kita, karena itu, kita dikatakan orang beriman. Sedangkan karunia iman adalah penyataan Roh Kudus yang akan menyatakan diri bila kita membutuhkannya dalam menghadapi satu pekerjaan khusus dan memerlukan mujizat Tuhan. Contoh : ketika Tuhan Yesus meredakan angin dan gelombang yang menerpa perahu murid-murid sehingga hampir tenggelam, Yesus berkata, “Diam tenanglah“. Maka danau itu seketika menjadi teduh sekali. Mujizat yang terjadi ketika itu karena karunia iman oleh Roh Kudus. 

Harus kita ketahui bahwa Tuhan Yesus selama di muka bumi melakukan semua mujizat dengan karunia iman. Tidak satupun mujizat yang Dia lakukan dalam status sebagai Allah. Dia pernah berkata kepada murid-muridNya tentang mujizat yang Yesus kerjakan. Bahwa kamu akan melakukan juga seperti yang Aku lakukan bahkan perkara-perkara yang lebih besar lagi (Yohanes 14:12). Apabila semua mujizat yang dilakukan Yesus terjadi dalam posisiNya sebagai Allah sudah tentu Yesus tidak akan mengatakan perkataan tersebut. Memang Yesus tahu bahwa oleh karunia iman maka Gereja akan melakukan begitu banyak perkara ajaib bahkan lebih ajaib dari yang dilakukan Tuhan Yesus. 

Mujizat dikerjakan oleh Karunia Iman yaitu perkara ajaib yang kita terima dari Allah melalui Roh Kudus. Jadi karunia iman yaitu kemampuan adikodrati yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Sehingga apa yang dijanjikan Allah di dalam firmanNya bisa menjadi kenyataan. Allah melakukan perkara adikodrati dikarenakan karunia iman yang oleh Roh Kudus dinyatakan kepada orang percaya. 

Karunia menyembuhkan dalam bahasa aslinya ditulis dalam bentuk jamak, yaitu, karunia-karunia untuk menyembuhkan. Sehingga banyak penafsir yang menafsir bahwa untuk menyembuhkan segala macam penyakit dalam tubuh manusia maka setiap orang memiliki khusus manifestasi karunia kesembuhan untuk penyakit tertentu. Misalnya, Pdt. A diberi karunia penyakit dalam, sedang Pdt. B diberi karunia untuk penyakit luar, dst-nya. Karena dalam 1 Korintus 12:9,28,30 semua ditulis dalam bentuk jamak. 

Kita tidak perlu persoalkan penafsiran yang berbeda tersebut, tetapi yang jelas bahwa karunia menyembuhkan adalah manifestasi Roh Kudus untuk memberi kesembuhan kepada manusia, memberi kesehatan dan mengusir penyebab penyakit yang melemahkan tubuh manusia. Sudahlah tentu kesembuhan terjadi tidak saja semata-mata untuk kesembuhan fisik tetapi maksud utamanya ialah untuk membawa manusia memuliakan Allah supaya percaya dan hidup di dalamnya. 

Karunia ini sangat berfaedah mengikuti pelayanan penginjilan di dalam meneguhkan orang-orang untuk dapat percaya dan bertobat kepada Yesus sehingga menerima keselamatan (Kisah Para Rasul 4:29,30,33 pasal 5:12 dan pasal 8:6-7, Markus 16:15,18) Di dalam keempat Injil begitu banyak kesembuhan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Ingat, bahwa kesembuhan ini adalah proses adikodrati dan bukan alami. Semua penyembuhan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus adalah karunia kesembuhan oleh Roh Kudus. 

Karunia mujizat adalah perbuatan Roh Kudus yang adikodrati dan tidak tunduk kepada rumus hukum alam. Semua yang ada di alam ini tunduk kepada rumus yang alami dan dapat diukur serta diterima oleh akal budi manusia. Tetapi karunia mujizat yaitu peristiwa mujizat yang terjadi karena tindakan aktif dari kedaulatan Allah yaitu Roh Allah. 

Bukanlah menjadi satu perkara yang besar bila oleh kuasa Allah maka terjadi mujizat. Salah satu karakter kuasa Roh Kudus yang tetap melekat kepadaNya yaitu, bahwa Roh Kudus adalah pencipta itu sendiri. Kemampuan melakukan atau mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada tetap ada kepada Roh Kudus. Bukankah semua universal atau alam raya serta bumi dan segala isinya telah diciptakan Allah dari tidak ada menjadi ada. Karena itu, karunia mujizat merupakan refleksi dari kemampuan mengadakan dari Allah yang “barra”. Orang mati dapat hidup, orang buta dapat melihat, memberi makan 5000 orang cukup dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan. 

Karunia mujizat adalah kemampuan kuasa Allah untuk melakukan perkara-perkara yang bersifat mujizat yang diluar kemampuan jangkauan pengertian akal-budi manusia biasa. Semua ini dapat terjadi dalam pelayanan Gereja yang diurapi oleh Roh Kudus. Maksudnya, supaya menyatakan kebesaran Allah, dan membuktikan dengan perbuatan-perbuatan besar, memperlihatkan kebesaran iman melebihi kemampuan ilmu pengetahuan dan meneguhkan Firman Allah dengan semua janjinya. Ribuan orang telah bertobat karena melihat mujizat Allah dinyatakan. 

Leave a Reply