Pneumatologi

Rupanya Yohanes pembaptis dan Yesus Kristus, mengsinkronkan dalam arti “makna” bukan dalam arti kata. Sebab tidak ada sama sekali persamaan perubahan diantara baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Baptisan air kita menyelam total kedalam cairan, baptisan Roh Kudus bahwa kita juga tenggelam total kedalam oknum Roh Kudus mendapatkan pengalaman menyeluruh didalam kehendak Allah dan kedalam pribadi Roh Kudus. Dalam arti perbuatan kedua baptisan itu sangat berbeda tetapi rupanya mempunyai kesamaan pengertian dalam makna. Keduanya, bermakna “tenggelam kedalam” Tuhan Yesus Kristus (Roma 6:3-5) dan tenggelam kedalam pribadi Roh Kudus yang menyebabkan Kristus hidup dalam diri orang percaya (1 Yohanes 3:24). Materi air yang dipakai sebagai simbol didalam empat injil untuk tenggelam atau menyatu total, rupanya kata ini juga yang relevan untuk dipakai menerangkan untuk mengalami pengalaman Roh Kudus yang akan datang. 

Melihat hubungan istilah tersebut diatas yaitu: Lukas 3:16, Kisah Para Rasul 1:5, keduanya memakai istilah “Baptis”, Kisah Para Rasul 2:4, Kisah Para Rasul 9:17, memakai istilah “penuh”, Kisah Para Rasul 10:44, Kisah Para Rasul 19:6, keduanya memakai istilah “turunlah”. Kita harus mengingat bahwa Roh Kudus adalah satu oknum sehingga setiap istilah merupakan satu aspek dari satu pengalaman. Satu istilah tidak akan mampu menjangkau pengertian menyeluruh dari pengalaman itu. 

Stanley M. Horton, dalam bukunya “Oknum Roh Kudus”, menulis : “Penting juga untuk mengingat bahwa baptisan Roh Kudus berarti terbenam dalam hubungan dengan oknum ilahi, bukan terbenam kedalam satu cairan atau satu pengaruh. Hubungan ini dapat bertumbuh dan meluas. Jadi, baptisan air menyangkut tindakan ketaatan iman yang nyata dari pihak kita. Tetapi peristiwa yang terjadi pada hari Pantekosta bukan hanya disebut baptisan, sebab banyak istilah lain yang dapat digunakan. Karena Roh Kudus adalah oknum, baptisan hanyalah dapat menggambarkan satu aspek dari pengalaman itu. Sama seperti Gereja Tuhan digambarkan sebagai mempelai perempuan, tubuh Kristus, kebun anggur dstnya. Benarkah itu satu baptisan, tetapi Alkitab juga menerangkan bahwa itu adalah juga suatu pemenuhan. Selanjutnya, beliau menambahkan itu adalah pengalaman pencurahan Roh Kudus keatas mereka”. 

Suatu pengalaman, dalam satu diskusi Alkitab tentang baptis dan kepenuhan Roh Kudus. Kebetulan seorang pembicara menampilkan pendapat tentang bahwa Baptis Roh Kudus adalah berbeda dengan kepenuhan Roh Kudus. Dengan bersemangat beliau menekankan bahwa kualitas baptis melebihi kualitas dipenuhkan. Tiba-tiba seorang bertanya bahwa kalau si pembicara sudah mengalami baptis atau baru dipenuhkan. Sang pembicara sungguh tidak mampu mengidentifikasi dirinya dalam pengalaman yang mana diantara baptis atau kepenuhan. 

John R.W. Stott, dalam bukunya, “Baptisan dan Kepenuhan”, menulis ; “Apa yang terjadi pada hari Pantekosta ialah bahwa Yesus “mencurahkan Roh dari Sorga dan dengan demikian membaptis dengan Roh, pertama-tama 120 orang dan kemudian 3000 orang. Buah baptisan ialah bahwa “penuhlah” mereka dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:4). Jadi kepenuhan Roh Kudus adalah akibat baptsian Roh Kudus. Baptisan itulah yang Yesus perbuat, yaitu mencurahkan Roh dari Sorga. Kepenuhan itulah apa yang mereka terima”. 

Selanjutnya, John R.W. Stott, berkata bahwa baptisan itu tidak dapat hilang tapi pemenuhan dapat diulangi. Jika dipertahankan akan hilang, jika hilang berarti dapat ditemukan kembali. 

Jadi, menurut pemahaman John R.W. Stott, baptisan itu tidak dapat hilang, tetapi kepenuhan itu dapat hilang. Jadi, menurut teologi ini diketahui begitu banyak pengikutnya (diantara Gereja Metodist Amerika, sebagian besar Persekutuan Injili Indonesia), bahwa “baptisan Roh Kudus” permanen dan itu jelas menurut faham, karena baptisan adalah tindakan Yesus “mencurahkan” dari Sorga. Memang sejak hari Pantekosta, Roh Kudus telah dicurahkan menjadikan Gereja menjadi tubuh Kristus. Roh Kudus itu tetap ada pada GerejaNya sampai kedatangan Tuhan kedua kali. Jadi, pengalaman setiap orang percaya dimana Roh Kudus masuk kedalam dirinya menurut R.W. Stott, itu adalah “kepenuhan”. 

Billy Graham, dalam bukunya Roh Kudus, menulis (mengutip pendapat DR. Graham Scroggic). “Yang jelas ialah bahwa baptisan Roh Kudus itu adalah menyangkut dengan status kita di hadapan Allah, bukan keadaan subyektif masa kini, dengan posisi kita dan bukan pengalaman kita. Artinya, baptisan Roh Kudus adalah perobahan posisi dari tidak percaya ke posisi orang percaya. Karena selanjutnya, Billy Graham pribadi berpendapat bahwa baptisan Roh Kudus adalah dibaptis kedalam tubuh Kristus oleh Roh pada waktu bertobat.

Jelaslah, Billy Graham juga membedakan tentang baptisan Roh dan kepenuhan Roh Kudus. Baptisan yaitu tatkala kita percaya sebab memang tidak ada orang mampu percaya kalau bukan pekerjaan Roh Kudus (1 Korintus 12:3). Rupanya itulah yang dimaksudkan dalam Efesus 1:13, bahwa kamu telah dimeteraikan oleh Roh ketika percaya. Ibarat kita berada didalam air pada satu kolam renang. Air telah menyelimuti kita tetapi air tidak berada dalam diri kita. Gereja sekarang berada di zaman Roh Kudus secara lembaga (Tubuh Kristus). Air dalam kolam renang diatas itu adalah Roh Kudus dan Gereja berada didalamNya, namun air itu atau Roh Kudus belum berada dalam diri orang tersebut. Bila air masuk kedalam tubuh orang itu inilah yang dimaksud Billy Graham dengan Kepenuhan Roh Kudus. 

Leave a Reply