Pneumatologi

5.  Roh Kudus dapat dihina, dihujat. Sebagaimana Tuhan Yesus Kristus sebagai satu Pribadi dan dapat dihujat, demikian pula dengan Roh Kudus.  Tuhan Yesus berkata bahwa segala macam dosa dan hujat dapat diampuni tetapi menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni.  Bahkan apabila kita mengucapkan sesuatu yang menentang Anak Manusia maka dosa itu dapat diampuni tetapi menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni di dunia ini dan dunia akan datang (Matius 12:31-32).

Alangkah dahsyatnya apabila kita menghujat Roh Kudus, Tuhan Yesus sangat mengistimewakan oknum Roh Kudus, menghormati dan memandang kemutlakan keberanan yang terletak ke atas misi oknum ketiga dari Allah ini.  Kita mengerti secara teologis makna misi Roh Kudus dalam memproklamirkan arti salib dan Darah Kristus bagi keselamatan isi dunia.  Menghujat Roh Kudus disamakan dengan menolak salib Kristus sebagai jalan keselamatan (Ibrani 9:13-14).  Jelaslah Roh Kudus adalah satu oknum.

6.  Roh Kudus dapat berbicara. Rasul Petrus dalam Kisa Para Rasul 10:19-20, mendengar suara Roh yang berbicara, bahwa ada tiga orang yang mencari dia.  Mereka memberitakan tentang Kornelius yang perlu dilayani oleh Petrus, suara Roh Kudus tersebut didengar jelas oleh Petrus.  Roh Kudus sebagai satu oknum haruslah memanifestasikan diriNya sepenuhnya sebagai oknum Allah.

Kebenaran tentang Roh Kudus sebagai oknum yang berbicara dapat kita lihat juga dalam kitab Wahyu.  Kesemua apa yang dilihat dan dipesankan Roh Kudus kepada rasul Yohanes yang ditujukan kepada ketujuh sidang jemaat di Asia disimpulkan dengan kata-kata bahwa siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (Wahyu 2:7,17,29).

Alangkah berbahagianya jemaat-jemaat masa kini apabila mempunyai kepekaan terhadap suara Roh Kudus.  Gereja pasti akan melimpah dengan kemuliaan sebab begitu banyak berita yang ingin dikatakan Roh Kudus kepada gerejaNya.

 7.  Roh Kudus dapat dipadamkan. 1 Tesalonika 5:19 “Janganlah padamkan Roh”, telah diuraikan bahwa Roh Kudus dapat didukacitakan.  Mendukacitakan Roh Kudus melalui melukai perasaanNya itu akan berakhir dengan memadamkan pekerjaan Roh.  Roh Kudus sering dilambangkan seperti api.  Karena itu sebagaimana api dapat menyala dan juga padam maka Gereja dengan menolak melakukan kehendak Roh maka Roh Kudus dapat dihina dan didukacitakan dan akhirnya memadamkanNya sama sekali.  Roh Kudus sebagai oknum dapat meninggalkan orang percaya.  Sebagaimana Dia bisa datang demikian pula kita harus percaya bahwa Dia dapat pergi.  Ingat, Roh Kudus sebagai oknum Allah memiliki “kedaulatan” yang tidak dapat dirintangi.

Leave a Reply