Pneumatologi

Kedua, Tanda Bukti Moral.

Kalau tanda bukti fisik adalah berbicara dalam bahasa roh bahwa tanda itu seketika dapat dilihat dan disaksikan oleh orang sekeliling. Maka tanda moral adalah satu akibat kehadiran Roh Kudus dalam hati manusia. Roh Kudus mulai mempengaruhi sikap dan sikap moral orang percaya. Camkan selalu, Roh Kudus adalah satu pribadi dan dimana pribadi itu hadir maka otorisasiNya harus kelihatan. Alangkah tidak benar kalau oknum Roh Kudus ada dalam diri tetapi bukti kehadiran itu tidak nampak. Bukan pribadi Roh Kuduslah yang tidak benar, tetapi manusianya yaitu orang percaya yang tidak benar. Tidak mau memberi diri untuk taat kepada Roh Kudus. Roh Kudus tidak pernah meniadakan kebebasan moral manusia. Tetapi Dia ingin membimbing supaya memberi diri taat sepenuhnya kepada bimbingan Roh (Galatia 5:24-25). 

Kita harus membedakan karunia-karunia Roh Kudus (Gifts) dengan buah-buah Roh Kudus (Fruits). Karunia-karunia (kharismata), adalah manifestasi Roh kepada siapa yang dikehendakiNya. Kharismata (karunia-karunia) adalah manifestasi sesuai kehendakNya, dan itu tidak paten berada atau tampak dalam pelayanan. Hanya setuju dengan kehendak Roh Kudus. Pemberian itu tidak selalu nyata, karena jelaslah merupakan satu manifestasi, (1 Korintus 12:7-11). Manifestasi tersebut berdasarkan pemberian yang bersifat khusus seperti yang dikehendakiNya (1 Korintus 12:11). Karunia-karunia itu dinyatakan bukan untuk pribadi orang yang dipenuhkan Roh Kudus, tetapi kepentingan pelayanan tubuh Kristus (baca: 1 Korintus 12:26-30). 

Kita melihat contoh satu jenis pohon, entah pohon durian, pohon mangga, pohon manggis, dstnya. Bagaimanakah kita mampu mengidentifikasikan masing-masing jenis pohon. Sudah tentu dengan buah-buah yang dikeluarkan kita akan tahu tentang jenis pohon (Matius 7:19-20). Buah bukanlah sesuatu yang diusahakan tetapi konsekuensi logis dari jenis keberadaan. Sebagai contoh lagi, bila kita menyalakan api unggun maka akan kelihatan satu nyala api yang besar dan kita akan merasakan pengaruhnya yaitu merasa panas bila mendekati api itu. Panas bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan dari api itu tetapi akibat langsung. Begitu adanya api pada saat yang sama juga ada panas. Jadi panas tersebut bukan suatu pemberian dari api tetapi identik dari api itu sendiri. Panas adalah karakteristik dari Roh Kudus itu sendiri. 

Galatia 5:22-23, “Tetapi buah Roh adalah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, tiada hukum yang menantang hal-hal itu”. 

Kesembilan buah Roh tersebut harus menjadi pakaian yang tampak bagi setiap orang yang dipenuhkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah Pribadi Allah mempunyai sifat-sifat rohani yang ditampilkan sebagai buah-buah Roh Kudus. Sudah tentu buah-buah Roh Kudus tersebut tidak secara otomatis seketika harus secara absolut menjadi karakter orang percaya. Sebagaimana sebuah pohon tidak otomatis mengeluarkan buah, tetapi karakter buah itu telah ada bagi tiap-tiap jenis pohon. Demikian juga bahwa buah-buah Roh secara pasti harus tampil melalui moral orang percaya. Sebagaimana sebuah pohon tidak otomatis mengeluarkan buah, tetapi karakter buah itu telah ada bagi tiap-tiap jenis pohon. Demikian juga bahwa buah-buah Roh secara pasti harus tampil melalui moral orang percaya. Tampilnya, buah-buah Roh Kudus melalui kita mentaatkan diri di bawah dominasi otoritas Roh Kudus dimana kehendakNya yaitu Firman Allah menguasai hidup orang percaya. Karena itu, rasul Paulus memberi rahasia supaya buah-buah Roh Kudus menjadi nyata, yaitu: “Barangsiapa telah menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Galatia 5:24). 

Leave a Reply