Pneumatologi

Dalam 1 Korintus 14, Rasul Paulus memberi penjelasan tentang pemakaian bahasa roh ditengah perhimpunan orang percaya. Tentang etika kafaedahan penggunaannya. Kita harus mempelajari dengan seksama fasal ini, karena banyak kali telah dipakai untuk mengargumentasi perlu tidaknya bahasa roh. Paulus menekankan kafaedahannya untuk kebersamaan. 

Perhatikan, bahwa Rasul tidak pernah melarang untuk memakai bahasa roh dalam perhimpunan. Karena dalam fasal tersebut dia menekankan kefaedahan untuk orang banyak. Berbicara dalam bahasa roh apabila tidak diterjemahkan sangat tidak menguntungkan bagi seluruh perhimpunan (1 Korintus 14:1-10). Kiranya, segala sesuatu yang dilakukan di dalam perhimpunan bermakna untuk keuntungan rohani seluruh perhimpunan (jemaat). Jadi kalau ada bahasa roh dipakai dalam perhimpunan dan tidak diterjemahkan itu berarti orang tersebut sedang berbicara suatu rahasia kepada Allah. Melalui fasal tersebut juga suatu misteri apakah Rasul Paulus berbicara dalam bahasa roh atau tidak terungkap. Hal ini penting karena adanya pendapat bahwa Paulus tidak berbicara dalam bahasa roh tatkala dia dipenuhkan (Kisah Para Rasul 9:19). Ternyata Rasul Paulus berkata bahwa dalam berkata dengan bahasa roh, Paulus bahwa dia lebih daripada kamu semua. Itu berarti bahwa Paulus memanfaatkan bahasa roh dalam berkomunikasi dengan Tuhan ketika dia berdoa seorang diri, sebagai ibadah yang terus menerus kepada Tuhan (1 Korintus 14:18). Jadi, Paulus juga berbahasa roh dalam pengalaman kepenuhannya. 

Ada pendapat bahwa bagaimana mungkin bahasa roh itu bisa mengirim berita atau mengandung komunikasi bahasa kepada Tuhan: alasannya, bahwa bunyi yang dikeluarkan tetap sama terus menerus. Mungkin hanya kombinasi dari tiga huruf terus menerus. Banyak kali dalam pengalaman memimpin seminar kami jumpai pertanyaan yang cenderung menolak tanda bahasa ini. Perhatikan, 1 Korintus 14:10 , “Ada banyak entah berapa banyak macam bahasa di dunia tidak satupun diantaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti”. Yang penting dalam bahasa bukanlah banyaknya huruf yang dikombinasi, tetapi “bunyi” itu. Begitu banyak bahasa di dunia yang tidak memakai seluruh huruf-huruf yang ada dalam abjad. Jadi, kunci satu bahasa bukannya banyak huruf yang tersusun menjadi kata, tetapi bunyi itu. Contoh: “Morse” ialah satu komunikasi elektronik yang dipakai dalam dunia pelayaran ataupun kemiliteran ataupun di kantor perhubungan untuk kepentingan masyarakat. Bahasa morse adalah melalui bunyi yang terdiri dari bunyi titik (pendek) dan titik panjang. Sepintas lalu seperti tidak mengandung apapun arti dalam bunyi tersebut. Namun, ternyata bunyi yang itu yaitu . . . .. . .. . . dstnya silih berganti bisa mengirimkan berita yang tidak terbatas. Bagaimana dengan bahasa roh yang juga mengandung bunyi dan miskin kombinasi huruf. Kalau morse oleh teknologi dapat mengirim berita yang tidak terbatas, sudah tentu Roh Kudus yang lebih dari teknologi dapat melakukan lebih dahsyat dari morse. Benarlah firman Allah bahwa mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh sedang berkata-kata dengan Allah. Roh Kudus sedang mengucapkan satu misteri dengan Allah (1 Korintus 14:2). 

Dan sekarang, menjawab pertanyaan apakah benar pendapat sebagian orang bahwa bahasa roh hanyalah tanda yang berlaku pada hari Pantekosta dan tidak terulang lagi (Kisah Para Rasul 2:4). Saya melihat itu tidak Alkitabiah. Alasannya, baca : Kisah Para Rasul 19:16, ” . . .dan ketika Paulus menumpangkan tangan turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat”. 

Kejadian tersebut di atas terjadi 25 tahun setelah hari Pantekosta. Kalau pendapat mereka tentang berbahasa roh hanya terjadi pada hari Pantekosta maka itu suatu kekeliruan. Jelaslah, Kisah Para Rasul 19:16, tidak boleh terjadi. Bayangkan, setelah 25 tahun sejak hari Pantekosta dalam Kisah Para Rasul pasal 2, pengalaman berbahasa oleh Roh masih lagi terjadi. Dan itu berarti pengalaman dipenuhkan oleh Roh dengan tanda bahasa roh masih terjadi sampai hari ini. 

Kita datang pada kesimpulan bahwa tanda fisik berbicara dalam bahasa roh adalah merupakan bukti tanda pertama bagi semua orang tanpa terkecuali harus dialami bagi setiap orang yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus melalui pengakuan percaya dan juga bersedia untuk dibaptis ke dalam Yesus Kristus dalam baptisan air (Markus 16:16, Matius 28:19, Kisah Para Rasul 2:38). 

Leave a Reply