Pasal 13: PENUTUP
Kasih karunia Allah yaitu, kematian Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah sebagai jalan keselamatan melalui penebusan oleh darahNya, kasih karunia ini mempunyai dimensi rohani yang sangat dalam. Roh Kudus telah memampukan manusia untuk dapat mengenal kasih karunia dan mengerti hikmat yang terdalam dari Allah Bapa. Bayangkan, betapa menjadi sia-sia kematianNya apabila Roh Kudus tidak diutus ke muka bumi. Karena itu, Tuhan Yesus menekankan untuk difahami, bahwa lebih berfaedah bagi kita untuk Dia naik ke Sorga agar supaya Roh Kudus dapat diutus ke muka bumi. Roh Kudus mempersiapkan jalan supaya manusia dapat insyaf dan sadar akan dosanya. “De Jure” keselamatan oleh pekerjaan Roh Kudus berobah menjadi “De facto”. Roh Kudus memampukan manusia untuk mengambil keputusan rohani menjadikan Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat (Yohanes 16:8, 1 Korintus 12:3, 1 Korintus 2:10-12).
Kedatangan Roh Kudus telah menjadikan Gereja Tuhan menjadi Tubuh Kristus yaitu Gereja yang organisme yang mempunyai kehidupan dan kuasa. Oleh Roh Kudus setiap orang percaya memiliki fungsional sesuai bagiannya dalam tubuh itu sendiri. Yesus Kristus sebagai Kepala berdiam di Sorga, sekarang memiliki komunikasi yang adikodrati dengan tubuhNya. Tubuh secara keseluruhan merupakan “kepenuhanNya”, yang berarti bahwa semua pewujudan dari rencana Allah Bapa di dalam Yesus Kristus dinyatakan oleh tubuhNya.
Kepada Yesus Kristus, telah dilimpahkan segala “otoritas kuasa” di Sorga dan di bumi, maka semua otoritas yang ada dalam diri Yesus yang adalah Kepala Tubuh telah dilimpahkan kepada tubuh yaitu kepenuhanNya. Karena itu, Gereja Allah melimpah dengan otoritas sorgawi dalam melaksanakan program Allah melalui Kepala. Tuhan Yesus sebelum naik ke Sorga, telah memberi “Amanat AgungNya”, untuk memberitakan kabar keselamatan yaitu penebusan oleh DarahNya, untuk menyelamatkan isi dunia. Roh Kudus merealisasi berita keselamatan oleh tubuhNya ke seluruh dunia. Segala otoritas yang dilimpahkan kepada Yesus Kristus oleh Roh Kudus menyertai pelayanan Gereja Tuhan. Gereja memiliki otoritas sorgawi dan mampu menaklukkan segala sesuatu di atas muka bumi. Kuasa setan tidak akan dapat bertahan dengan Gereja yang memiliki otoritas Roh Kudus (Matius 28:19-20), Markus 16:16-18, Kisah Para Rasul 1:8).
Kalau di dalam Perjanjian Lama hadirat Allah berada di ruangan “Maha Kudus” Kaabah Sulaiman, Allah bertempat tinggal dalam Bait Allah fisik, yaitu bangunan buatan manusia, maka pada zaman Roh Kudus Allah bertempat tinggal dan menjadikan orang percaya menjadi Kaabah kediamanNya. Roh Kudus yang ada dalam diri orang percaya itu adalah Allah sendiri (1 Yohanes 3:24). Kita bayangkan, di dalam Perjanjian Lama untuk satu bangsa Israel hanya ada satu tempat kediaman Allah yaitu di dalam tempat Maha Kudus di Bait Allah Yerusalem. Betapa mulianya, kita harus menyadari bahwa setiap orang percaya merupakan Rumah Allah, tempat kediaman Roh Kudus (1 Korintus 3:16). Kemuliaan rumah Allah ini, haruslah kita rayakan setiap hari, kita menyadari sedalam-dalamnya, kita memuliakan Dia, barulah kita dapat menikmati kebesaran kemuliaan kehadiranNya.
Dalam doa Tuhan Yesus bahwa ada satu kebenaran yang dirindukanNya digenapkan dalam diri orang percaya. Yaitu, “Datanglah KerajaanMu”. Pada saat Dia mengajarkan doa tersebut, murid-murid belum mengerti makna “datanglah kerajaanMu”, sebab Roh Kudus belum dicurahkan untuk mendiami hati orang percaya. Tuhan Yesus sedang bernubuat, supaya orang percaya dapat menikmati kemuliaan Kerajaan Allah di atas muka bumi, sebagai pengajar tentang janji Kerajaan Sorga yang akan datang.
Dalam Roma 14:17, bahwa kerajaan Sorga ialah sukacita, damai sejahtera dan kebenaran oleh Roh Kudus. Inti suasana Kerajaan Sorga adalah oknum Roh Kudus. Tidak satupun perkara jasmani atau materi menjadi pelengkap suasana Kerajaan Sorga, hanyalah Roh Kudus satu-satunya. Kemuliaan manusia pertama sebelum jatuh ke dalam dosa ialah persekutuan, sukacita, damai sejahtera dengan Allah, semuanya lenyap seketika, dan manusia berubah diliputi oleh kekuatiran dan ketakutan. Roh Kudus mengembalikan makna sesungguhnya dari manusia ciptaan Allah. Kehadiran Roh Kudus di dalam hati manusia memiliki makna kehadiran Kerajaan Allah di dalam kehidupan. Manusia atau orang percaya akan melimpah dengan damai sejahtera, suasana Sorga dalam persekutuan Allah oleh Roh Kudus. Bayangkan, kita menjadi anggota keluarga Allah, bukan dalam arti simbolis, tetapi anggota keluarga sesungguhnya, sehingga semua warisan kemuliaan Yesus juga menjadi warisan kita orang percaya (Roma 8:14-16, Galatia 4:6, Yohanes 14:27).
Apabila Gereja Tuhan secara terus-menerus oleh Roh Kudus dibimbing dalam pertumbuhan ke arah Yesus Kristus, sekali ketika secara pasti akan tiba di puncak pertumbuhan. Kita mampu menemukan kemuliaan manusia yang pernah hilang ketika jatuh kedalam dosa. Kepenuhan Kristus, yaitu kesempurnaan manusia Yesus oleh Firman Allah dan bimbingan Roh Kudus mampu berwujud dalam diri kita. Ini merupakan “Rahasia Besar”, bahwa orang percaya yang berhasil bertumbuh ke dalam kesempurnaan bisa menyaksikan bahwa maut ditelah dalam kemenangan (1 Korintus 15:51-54).
Dikatakan bahwa kita tidak akan mati semua, tetapi akan diubahkan. Gereja atau orang percaya yang berhasil bertumbuh sampai kepenuhan Kristus di akhir zaman tidak akan mengalami kematian, karena semua akan “diubahkan”. Pengubahan dari tubuh sempurna yang dari daging dan darah seperti tubuh Yesus ketika ada di bumi, kita akan peroleh tubuh rohani, dan tubuh inilah yang akan mewarisi Sorga yang kekal selama-lamanya, (baca: 1 Korintus 15:51-54). Ini yang dikatakan rasul Yohanes, bahwa sekarang sebagai anak-anak Allah kita telah merasakan kemuliaan, apalagi apabila Yesus menyatakan diri dan kita menjadi serupa dengan Dia, bagaimana dahsyatnya kemuliaan kita.
Saya tidak mampu ungkapkan secara keseluruhan betapa hebatnya kemuliaan Gereja yang dipersiapkan Allh apabila kita menyerah total memberi ketaatan sepenuhnya kepada oknum Roh Kudus. Masih melimpah kemuliaan yang diberi Roh Kudus yang belum bisa diungkapkan. Begitu pula, terlalu banyak janji-janji Allah di dalam Yesus Kristus, dan diwujudkan oleh Roh Kudus yang belum kami ungkapkan dalam tulisan yang pendek ini. Saya mengakhiri tulisan ini, mengutip:
Yesaya 62:1-2: “Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya, dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri”.