Pasal 11: KEFAEDAHAN BAHASA ROH.
Lebih dahulu saya ingin uraikan apakah maksudnya berbahasa roh (roh kecil). Itu merupakan satu doa adikodrati karena terlalu sering doa kita bersumber dari akal budi kita. Sehingga kita naikkan doa kepada Tuhan berdasar apa yang kita pikirkan menjadi kebutuhan kita. Sehingga doa kita naik berdasar pertimbangan apa yang kita pikirkan menjadi pokok doa kita.
Roh Kudus yang mendiami diri kita menuntun roh kita bersekutu dengan Allah. Kita tidak dapat bersekutu dengan Allah dengan akal-budi atau dengan tubuh fisik sebab tidak sehakekat. Firman Allah berkata bahwa kita menyembah Allah dengan roh dan kebenaran. Bahasa roh ialah Roh Kudus menyatakan sesuatu kepada kita untuk mengucapkannya. Roh Kudus tidak menyampaikan itu kepada akal kita tetapi kepada roh kita. Sehingga oleh Roh Kudus yang berdiam dengan roh kita mengatakan sesuatu untuk diucapkan oleh roh kita. Dalam hal ini roh akan memakai lidah kita atau suara kita untuk mengeluarkan maksud Roh Kudus dalam hati kita, sehingga oleh Roh Kudus mendorong roh kita untuk mengucapkan sesuatu kepada Allah. Lidah kita dipinjam oleh roh untuk menyampaikan sesuatu dari Roh Kudus kepada Allah yang Roh adanya. Jadi bahasa roh adalah tanda bukti keaktifan Roh Kudus sejak detik awal Dia bertempat tinggal dalam diri orang percaya (Kisah Para Rasul 2:4, Roma 8:16, 26-27).
Oleh karena itu, selama Roh Kudus berada dalam diri orang percaya itu berarti dia tidak akan berhenti berbicara di dalam bahasa roh. Mengapa kita harus berdoa dengan bahasa roh, bukankah sudah cukup kita berdoa dengan akal-budi dengan doa itu kitapun dapat mengerti apa yang kita mohon kepada Allah. Memang Allah mendengar doa yang dinaikkan dengan akal-budi tetapi Dia juga menyiapkan suatu bentuk doa yang supranatural dimana doa itu melebihi dari doa melalui akal-budi.
Bayangkan kekayaan rohani yang disiapkan Allah kepada GerejaNya, begitu banyak Gereja yang sampai sekarang belum dapat menerima kebenaran bahasa roh ini. Hal itu berarti kita melalaikan satu fasilitas rohani yang dipersiapkan Allah untuk kekuatan GerejaNya. Begitu pula saya percaya banyak orang yang telah dipenuhkan dengan Roh Kudus tetapi belum mempraktekkan bahasa roh ini sebab kekurangan pengertian. Tetapi bahasa roh juga adalah tanda bukti bahwa kita telah dipenuhkan dengan Roh Kudus. Selama kita belum berbicara dengan bahasa roh kita menghilangkan identitas bahwa kita telah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Apabila kita dipenuhkan dengan Roh Kudus, Dia ingin supaya kita meluaskan segala kekayaan rohani yang menyertai pribadiNya, Dia ingin supaya kita didalam kedaulatanNya.
Ada pendapat bahwa bahasa roh telah berhenti pada hari Pantekosta, itu cukup hanya terjadi pada hari Pantekosta. Tetapi ternyata tidak demikian sebab setelah hari Pantekosta ketika isi rumah Kornelius mendengar Firman Allah dipenuhkan oleh Roh Kudus mereka juga berkata-kata dalam bahasa roh. Bahkan dalam Kisah Para Rasul 19:1-6, setelah dua puluh lima tahun sejak hari Pantekosta sekelompok orang percaya dipenuhkan oleh Roh Kudus dengan bukti bahasa roh. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, bahwa bahasa roh dijadikan tanda bukti bahwa seseorang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus.