Bahasa Roh Tanda Kepenuhan | Karunia Bahasa Roh (1 Kor.12:8-11) |
Bagi semua orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus (Kisah 2:4, 10:46). | Bukan untuk semua orang. Kepada-siapa roh berkehendak (1 Korintus 12:28-30). |
Tidak perlu diterjemahkan, bicara rahasia-dengan Allah (Kisah 10:46, 1 Korintus 14:2). | Karunia bahasa roh harus-diterjemahkan (1 Korintus 14:13). |
etap ada seterusnya dalam orang percaya- yang telah dipenuhkan oleh Roh Kudus (Rom 8:26-27). | Pada waktu Roh Kudus berkehendak-(1 Korintus 12:7,11). |
Meneguhkan iman diri sendiri. Kekuatan oleh Roh (1 Korintus 14:4). | Meneguhkan iman seluruh-anggota jemaat (1 Korintus 14:4). |
Lebih baik dipakai berdoa seorang diri. Roma 8:26-27, 1 Korintus 14:4). | Dipakai pada kebaktian bersama-jemaat (1 Korintus 14:12). |
9. Karunia Menafsir Bahasa Roh
Karunia Roh Kudus yang terakhir ini adalah pasangan dengan Karunia Bahasa Roh. Keduanya haruslah senantiasa dipakai bersama. Karunia menafsir bahasa roh adalah tafsiran yang bersifat supranatural tentang satu pesan berupa bahasa roh. Penafsiran itu bahwa Roh Kudus memberikan kemampuan supranatural mengartikan makna dari satu pesan yang diucapkan dalam bahasa roh.
Menafsir bukan menerjemahkan sebab bahasa roh bukan terdiri dari arti setiap kata tetapi yang dibutuhkan untuk ditafsir yaitu tentang maksud Roh Kudus. Intinya, adalah maksud Roh Kudus dan bukan kata demi kata untuk diterjemahkan. Jadi, dari arti maksud Roh diberikan seutuhnya kepada seseorang oleh Roh Kudus untuk dinyatakan.
Pengertian tentang Karunia-Karunia yang Paling Utama
Kesembilan karunia perlengkapan untuk melayani dalam 1 Korintus 12:8-11, kesemuanya bersifat supranatural dan semuanya mempunyai nilai yang sama, tidak satu karunia lebih besar dalam arti nilai atau kegunaan dari karunia yang lain. Semuanya karunia-karunia itu merupakan manifestasi Roh Kudus untuk kepentingan bersama. Rasul Paulus tidak pernah menaruh urutan dalam arti ukuran besar karena memang kesemuanya mempunyai faedah masing-masing secara khusus.
1 Korintus 12:28-31. “Dan Allah telah menetapkan beberapa dalam Jemaat, pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya, mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar. Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk menafsir bahasa roh ? Jadi berusahalah untuk mendapat karunia yang paling utama”.
Dalam rentetan karunia-karunia yang disebutkan rasul Paulus di atas tidak ada ataupun karunia yang mendapat tempat lebih besar dari karunia yang lain. Justru, Paulus menekankan ciri spesifikasi masing-masing karunia berbeda satu dengan lain. Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh atau untuk menafsirkan bahasa roh, demikian penguraian Paulus. Jadi masing-masing karunia mempunyai ciri spesifikasi dalam pelayanan tertentu.
Rasul Paulus berkata, “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. . . .” (1 Korintus 12:31). Coba perhatikan, bahwa setelah Paulus menulis beberapa karunia-karunia yang berbeda kepada masing-masing orang tidak terdapat di dalamnya karunia untuk bernubuat. Kemudian Paulus menutup pasal 12 tersebut dengan mendorong supaya memperoleh karunia yang paling utama. Seharusnya, karunia nubuat bila itu yang dimaksudkan adalah karunia yang paling utama, mestinya tercantum dalam daftar nubuat dalam 1 Korintus 12:28-31. Logisnya, dorongan untuk mendapat karunia yang paling utama (ayat 31), ialah salah satu karunia yang Paulus cantumkan sebelumnhya. Mengapa Paulus tidak cantumkan karunia nubuat dalam daftar karunia-karunia dalam 1 Korintus 12:28-31. Jawabnya, karena urutan daftar karunia-karunia dalam ayat-ayat itu hanya menampilkan spesifikasi masing-masing karunia yang diberikan berbeda untuk masing-masing orang percaya. Memang bahwa masing-masing karunia tersebut memperlengkapi pelayanan dalam situasi tertentu untuk kepentingan bersama.