1 Korintus 12:8-11 adalah daftar kesembilan karunia-karunia Roh Kudus berhubungan untuk perlengkapan pelayanan.
Roma 12:4-6 juga memakai kata “kharismata” atau karunia-karunia. Hanya disini dicampur-adukkan antara karunia perlengkapan dan karunia-karunia panggilan pelayanan (Pribadinya). Karunia-karunia panggilan peayanan tidak dibatasi, tetapi karunia perlengkapan pelayanan dibatasi hanya ada sembilan karunia (1 Korintus 12:8-11).
1 Korintus 12:8-11 “Sebab kepada yang seorang Roh Kudus memberi karunia untuk berkata-kata dengan hikmat dan kepada yang lain Roh yang sama memberi karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat dan kepada yang lain Ia memberikan untuk membedakan bermacam-macam roh, kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsir bahasa roh itu. Tetapi semua dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendakiNya”.
Apabila kita memperhatikan maka kesembilan karunia-karunia tersebut terdiri dari tiga kelompok karunia yang sejenis. Yaitu kelompok karunia-karunia “Penyataan”, kelompok karunia-karunia “kuasa” dan kelompok karunia-karunia “Ilham”. Perhatikan bagan pembagian karunia-karunia kepada kelompok masing-masing di bawah ini :
KARUNIA – KARUNIA
Karunia Penyataan | Karunia Kuasa | Karunia Ilham |
Berkata-kata dengan Hikmat | Karunia Iman | Karunia bernubuat |
Berkata-kata dengan Pengetahuan | Karunia Mujizat | Karunia berkata-kata Bahasa Roh. |
Membedakan bermacam-macam roh | Karunia Menyembuhkan | Menafsir Bahasa Roh |
Dalam 1 Korintus 12:28, “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat, pertama sebagai Rasul, kedua sebagai Nabi, dan ketiga sebagai Pengajar, selanjutnya, mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh”. Pada ayat itu tidak didaftarkan secara lengkap kelima jabatan pelayanan tubuh Kristus, seperti dalam Efesus 4:11.
Dalam hubungan di atas yang penting kita ketahui bahwa karunia-karunia itu bukan hanya karunia-karunia perlengkapan untuk melayani, tetapi karunia untuk melayani juga. Misalnya : untuk melayani, untuk memimpin, untuk mengajar dst-nya.
Kharismata atau karunia perlengkapan tersebut tidak saja terbatas untuk kelima jabatan pelayanan dalam Efesus 4:11, tetapi diperuntukkan melengkapi bagi semua orang percaya. Perhatikan, adakah mereka semua rasul, atau nabi atau pengajar ? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat ?” (1 Korintus 12:28-30). Jelaslah bahwa kesembilan karunia-karunia Roh dikaruniakan kepada tubuh Kristus, kelima jabatan pelayanan dan kepada semua orang percaya untuk kepentingan bersama (1 Korintus 12:7). Karunia-karunia Roh tidak diberikan untuk menjadi milik dan dikuasai sepenuhnya. Karunia-karunia Roh adalah penyataan Roh (Ingg. Manifestation) atau “showing forth”, Yunani “phanerosis”, semuanya dapat berarti penampakkan luar atau penyataan (1 Korintus 12:7).
Pemahaman tentang karunia-karunia perlu dijelaskan sebagaimana telah diuraikan sedikit di atas. Banyak pemahaman dewasa ini terutama dikalangan kharismatik bahwa karunia-karunia itu diberikan untuk dimiliki sepenuhnya. Apabila karunia-karunia Roh itu adalah milik dan dikuasai sepenuhnya oleh orang percaya, kami berpendapat bahwa sudah tentu tidak akan ada lagi orang yang menderita sakit di tengah jemaat. Dan rumah-rumah sakit akan menjadi kosong karena pelayanan orang percaya. Tetapi bukanlah melalui pelayanan telah menunjukkan bahwa apabila kita berdoa untuk orang sakit, ternyata hasilnya ada yang sembuh dan sebagian tidak mengalami kesembuhan.
Karunia-karunia ini bukan milik kita, tetapi milik Roh Kudus. Roh Kudus akan menyatakan karuniaNya apabila Dia kehendaki. Semua karunia-karunia itu adalah ajaib bersifat “adikodrati” sama sekali tidak ada unsur alami. Baiklah kita mempelajari karunia-karunia itu satu persatu.