Pasal 3: ROH KUDUS ADALAH SATU OKNUM DALAM TRITUNGGAL.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi dan Dia sederajat dalam kualitas ke-Tuhanan dengan Bapa maupun Anak. Dia memiliki karakter ilahi seperti Bapa maupun Anak. Sifat-sifat dan atribut ke-Allahan dari Bapa ataupun anak juga ada pada Roh Kudus. Yaitu, bahwa Dia Maha Kekal (Eternity) Ibrani 9:14, Dia Maha Tahu (Omni Science), Dia Maha Hadir (Omni Presence), serta Dia Maha Kuasa (Omni Potence), Yohanes 14:26, Mazmur 139:10. Jelaslah, bahwa semua atribut ke-Allahan ada kepada Roh Kudus menjadikan Roh Kudus bukan hanya sebagai oknum atau Pribadi Allah. Tetapi dalam segala dimensi Dia sederajat dan sekualitas dengan Bapa ataupun Anak.
Beberapa bukti berikut sebagai bukti kesederetan Roh Kudus dengan Bapa ataupun Anak, yaitu, nama Roh Kudus disamakan dengan nama Yesus Kristus (Matius 28:19). Nama Roh Kudus disamakan dengan Bapa dan Anak (2 Korintus 13:13). Begitu juga bahwa nama Roh Kudus dengan Allah dipakai berganti-ganti membuktikan kualitas ke-Allahan yang sama. Walaupun Roh kudus adalah oknum Allah, tetapi harus diingat bahwa Roh Kudus bukan pribadi Allah Bapa dan juga bukan pribadi Allah Anak. Perhatikan Matius 28:19, Yohanes 14:16, Kisa Para Rasul 2:33. Perhatikan gambar dibawah ini :
(Gambar)
Allah kita adalah Allah Tri-Tunggal (Trinitas), yang terdiri dari tiga oknum yang berbeda, namun mereka adalah esa. Bukti Alkitab : Ulangan 4:35, Yesaya 44:6, Markus 10:18, 1 Timotius 2:5. Firman Allah di atas membuktikan bahwa Allah kita esa. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mampu membuktikan ke-esaan dari Allah namun terdiri dari tiga oknum. Kejadian 1:26, kata “Marilah Kita . .” begitu juga dengan pemakaian kata “Elohim” yang menyatakan kejamakan dari keberadaan Allah kita. (Kejadian 1:1-2).
Ke-esaan daripada ke-Trinitasan Allah tampak ketika Yesus dibaptis di sungai Yordan, demikian juga ketika Yesus memberi amanat agungNya. Yesus perintahkan untuk membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Begitu juga dalam Perjanjian Baru penyebutan ketiga oknum Allah tersebut disamakan dengan Allah. Silih berganti Bapa dan Anak dan Roh Kudus dikatakan sebagai Allah (Roma 1:7, Korintus 2:8-10, Yohanes 20:28, Yohanes 1:1, Titus 2:13, Kisah Para Rasul 5:3-4).
Memahami Fungsional Bapa, Anak dan Roh Kudus
Dalam pelajaran sebelumnya, nyatalah bahwa dalam lembaga Tritungal, Bapa, Anak dan Roh Kudus memiliki kesetaraan kualitas sifat ilahi. Ke-Ilahan Bapa sama dan sederajat dengan Anak begitu pula dengan Roh Kudus. Kewenangan ke-Allahan ini perlu diaktualisasi dalam ibadah, karena tanpa disadari bahwa Gereja tidak berhasil menempatkan oknum Roh Kudus pada status ke-IlahianNya yang sebenarnya. Kita tidak menyembah dan menghormati Dia sebagaimana pujaan kepada Bapa dan Anak, padahal Roh Kudus merupakan kunci rahasia kemuliaan Gereja.
Apabila kita belajar tentang kesetaraan kualitas ke-Ilahian Bapa, Anak dan Roh Kudus, dalam dimensi kepangkatan lembaga ke-Allahan tersebut. Kita akan menjumpai bahwa Bapa lebih tinggi dari Anak dan Roh Kudus, dan Anak dan Roh Kudus tunduk kepada Bapa. Begitu pula bahwa Anak lebih tinggi kepangkatan dari Roh Kudus, dimana Roh Kudus tunduk kepada Anak. Demikianlah terjalin secara harmonis hirarki lembaga “Tritunggal ke-Allahan (Yohanes 14:28, 15:8, 20:21, 16:14, 16:7).
Hubungan lembaga Trinitas ke-Allahan hendaklah diketahui dengan baik kebenarannya. Hubungan yang harmonis (memahami status dan fungsi ke-ilahian dari masing-masing oknum) dalam fungsional masing-masing oknum Allah dalam lembaga ke-Trinitasannya adalah menjadi dasar untuk membangun ajaran yang benar. Kekurangan pengertian lembaga Trinitas terutama dalam hubungan fungsi masing-masing dinamika Allah dalam keselamatan umat manusia itu, bisa menjadi penyebab kesalahan membangun doktrin gerejani. Betapa pentingnya doktrin yang sehat bagi pertumbuhan dan keselamatan manusia (Efesus 4:12-14).