Pertama : Berumbuh ke Dalam Kepenuhan Kristus
Efesus 4:11-13 : “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan palayanan bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
Perhatikan sasaran pertumbuhan ialah ke arah “Kepenuhan Kristus”. Kata “Kristus” berarti “yang diurapi”, yaitu manusia Yesus yang diurapi sepenuhnya oleh Roh Kudus. Demikian juga orang percaya oleh pengurapan Roh Kudus menuju ke sasaran kepenuhan Kristus. Apakah definisi dari kepenuhan Kristus akan dibahas pada bagian berikut.
Pertumbuhan ke dalam kepenuhan Krisuts adalah dinamika Roh Kudus dimana kita mengalami “transformasi” ke arah Kristus yang adalah kebenaran Gereja. Dinamika transformasi, adalah dinamika rohani yang hanya dimungkinkan oleh bimbingan Roh Kudus. Gereja tanpa menyerah sepenuhnya kepada oknum Roh Kudus tidak memungkinkan bisa mengalami kemuliaan rohani. Memang pertumbuhan ke arah Kristus adalah salah satu tugas mulia Roh Kudus, Yesus berkata bahwa masih banyak yang akan diajarkanNya tapi mereka atau murid-murid belum dapat memahami tetapi apabila Roh Kudus itu telah datang (Roh Kebenaran), hanya Dialah yang mampu membimbing orang percaya kepada seluruh kebenaran (Yohanes 16:13).
Kemampuan atau kepandaian manusia tidak mungkin dapat mengenal Allah. Ada perbedaan hakiki antara pemikiran rohani dan pemikiran manusia biasa. Pemikiran rohani berbasis Roh Kudus yang memungkinkan melihat hakiki ke-Allahan yang Roh adanya. Sedangkan pemikiran manusia berbasis dunia fisik cenderung menguntungkan manusia daging belaka. Manusia jasmani tidak bisa berpikir masalah roahni, karena itu hanya dapat difahami melalui sarana rohani, yaitu Roh Kudus. Ada dua komponen yang ada dalam diri manusia yang harus takluk kepada Roh Kudus, supaya dapat berlayar dalam pelayaran rohani menikmati pewujudan Kristus dalam hidup (Yohanes 14:21,23). Kedua komponen manusia tersebut, sebagai berikut :
1. Akal, Intelek manusia, yang pertama harus dibaharui yaitu, akan atau intelek, bagian untuk berpikir. Akal manusia setelah kejatuhan dalam dosa tidak lagi mampu berpikir rohani semua telah menjadi gelap. Manusia yang telah lahir baru sekalipun apabila tidak memperbaharui akal-budinya, juga tidak mampu bergerak melakukan kebenaran Allah. Roma 12:2 supaya kita memperbaharui akal-budi (Inggris = mind) untuk dapat membedakan mana kehendak Allah yang berkenan dan sempurna.
Akal atau pikiran tempat kedudukan daya pikir manusia untuk mengambil keputusan harus mengalami pembaharuan rohani. Bagaimana caranya, sangat sederhana untuk memberi akal-pikiran kita kepada Roh Kudus. Dalam Filipi 2:4, dikatakan bahwa hendaklah semua orang percaya memiliki pikiran dan perasaan seperti yang ada kepada Yesus Kristus. Bagaimana pola Yesus berpkir (ingat: Dia adalah manusia sama seperti kita) harus menjadi pola kita berpikir. Jawan untuk memiliki pikiran yang ada kepada Yesus terdapat dalam Filipi 2:7-8, yaitu : “Melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diriNya sendiri dan taat sampai mati di kayu salib”.
Pola Yesus memberi ketaatan sepenuhnya kepada kehendak Bapa dengan cara mengo-songkan otoritasnya sebagai Allah. Supaya misinya sebagai Anak Manusia yaitu Domba yang akan tersembelih menjadi kenyataan. Pola pikir dari Yesus adalah berpikir menurut kehendak Bapa dan disinilah peranan Roh Kudus memberi kekuatan sepenuhnya kepada Yesus. Bayangkan, bagaimana Yesus Kristus berjuang untuk mengalahkan diriNya sendiri menghadapi kayu salib. Sampai Alkitab menceritakan bahwa peluhNya menjadi seperti titik-titik darah.
Tuhan Yesus telah memberi teladan bagi orang percaya supaya dapat berjalan dan bertumbuh terus dalam bimbingan Roh Kudus. Kepada siapakah harus kita memberi ketaatan sepenuhnya? Jawabannya, yaitu kepada kehendak Allah melalui kepatuhan kepada FirmanNya. Setelah kita bertindak dalam Roh Kudus untuk taat sepenuhnya, maka Roh Kudus yang sama akan memimpin orang percaya terus-menerus kedalam kebenaran Allah (Efesus 4:13).
2. Hati manusia juga harus dipersiapkan supaya menjadi tempat kediaman Roh Kudus. Hubungan manusia dengan Allah adalah melalui hati manusia. Mengapa demikian? Hati manusia tempat kediaman Roh Kudus dan menjadikan hidup kita sebagai Bait Allah. Dalam Perjanjian Lama bahwa Allah bertahta di “Tempat Maha Kudus” dan dari sana memerintah Israel melalui para Imam Lewi. Pada zaman Roh Kudus ini, hati kita menjadi tempat kediaman Allah oleh Roh Kudus. Dan Allah memerintah orang percaya dalam hati kita tempat kediaman Roh Kudus dan juga tempat kita menyimpan semua Firman Allah yang kita dengar.
Pertumbuhan rohani adalah bukti pewujudan Yesus Kristus didalam kehidupan kekristenan. Firman Allah yang kita dengar tidak sekedar disimpan tetapi berubah menjadi karakter kita; Karakter Kristus secara perlahan-lahan mulai bertumbuh dari dalam hati kita dan tampak keluar. Itulah sebabnya, Gereja harus menjadi garam di tengah-tengah dunia. Oleh Roh Kudus dan FirmanNya membuat Kristus Yesus tinggal didalam hati kita. Karena itu, kita harus pelihara hati kita dengan baik karena dari sana terpancar mata air kehidupan, perhatikan ayat yang indah :
Efesus 3:16-17 “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaanNya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh RohNya didalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam didalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar didalam kasih. Aku berdoa supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus”.
Jelaslah pertumbuhan Kristus adalah pewujudan Yesus didalam hati yang terus-menerus bertambah sedikit demi sedikit melalui kebenaran FirmanNya, sampai sekali ketika kebenaran bahwa Gereja akan mengalami kepenuhan Kristus menjadi kenyataan.
Pertumbuhan rohani sama dengan kita mengambil bagian dalam kodratNya, Gereja akan mengambil sifat Allah sepenuhnya. Moral dan karakter Yesus Kristus ketika menjadi manusia berhasil sepenuhnya berwujud dalam diri orang percaya. Gereja menjadi sama seperti Yesus bukan berarti bahwa Gereja menjadi Allah. Tetapi maksudnya, bahwa ukuran Yesus sebagai manusia sempurna yang tidak bercacat-cela berhasil dinyatakan sebagai sasaran terakhir pertumbuhan Gereja.
Beberapa keuntungan rohani yang diperoleh dalam dinamika pertumbuhan rohani :
Pertama, kita menjadi mitra aktif Roh Kudus, Roh Kudus mewujudkan suasana kerajaan Allah dalam diri kita dan hidup dihiasi oleh buah-buah Roh Kudus, begitu pula karunia-karunia Roh Kudus menyertai pelayanan Gereja (Lukas 17:21, Galatia 5:22-23, 1 Korintus 12:7-11).
Kedua, memiliki pengetahuan rahasia Kristus, menjadikan hidup berdasar dan berakar dalam kasih Kristus dan tidak dapat diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pelajaran sesat, permainan palsu dan filsafat (Efesus 4:11-13, Kolose 2:2,3,7).
Ketiga, semua janji-janji ilahi hanya dinyatakan kepada orang percaya yang bertumbuh imannya. Pertumbuhan ke arah Kristus menyebabkan sifat dan karakterNya menjadi sifat kita. Kita bukan hanya dijauhkan dari segal dosa-dosa kita bahkan sifat ilahi telah menyebabkan kita tidak pnya kemampuan untuk melakukan perkara-perkara dosa. Kodrat ilahi semakin mendominasi kehidupan walaupun kita masih merupakan manusia daging (1 Timotius 6:11, 2 Petrus 1:4).
Keempat, pertumbuhan yang terus-menerus kedalam Yesus Kristus maka Gereja akan menyaksikan dan mengalami bagaimana musuh yang terakhir dikalahkan, yaitu kuasa maut, yaitu Gereja akan mengalami pengubahan tubuh jasmani kedalam tubuh kemuliaan pada kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya (1 Korintus 15:53-54).