Pasal 2: KEMULIAAN ROH KUDUS SEBAGAI OKNUM ALLAH.
Tidak semua ajaran Gereja menerima Roh Kudus sebagai oknum Allah. Gerakan Liberalisme, Rationalisme, Jehovah Witness, Mormonisme, Christian Science, ajaran-ajaran sesat lainnya. Mereka dengan terang-terangan menolak percaya bahwa Roh Kudus adalah Oknum Allah. Karena itu, tidaklah patut golongan tersebut dikatakan sebagai Gereja Tuhan. Gerakan tersebut di atas tidak memiliki kualitas supranatural, semua normatif ajaran gerakan tersebut terperangkap kepada normatif akal budi. Ciri filsafat telah menjadi ciri membangun pengertian Alkitab. Dari situ lahirlah Ateisme, keinginan mereka yang berbau spiritual menjadikan mereka terperangkap kepada dunia spiritisme. Perhatikanlah di era modern ini bahwa pola kepercayaan dunia barat banyak telah tenggelam kepada kepercayaan spiritisme.
Demikianlah juga kita mengetahui melalui Alkitab bahwa Roh Kudus adalah oknum Allah, namun sering Gereja tidak memuliakan Dia sebagai satu oknum. Roh Kudus bukanlah sekedar satu kuasa, atau satu pengaruh yang bersifat suggestif. Gereja harus memuliakan dan menerima Dia layaknya sebagai satu oknum Roh Kudus adalah satu dari Trinitas ke-Allahan. Bukti bahwa Roh Kudus adalah satu oknum yaitu, kriteria yang harus dimiliki sebagai satu oknum ada pada Roh Kudus Kriteria itu sebagai berikut :
1. Roh Kudus mempunyai pikiran. Dalam Roma 8:27 bahwa Allah yang menyelidiki hati nurani mengerti maksud Roh Kudus. Disini jelas bahwa Roh Kudus mempunyai maksud tertentu dan itu diketahui oleh Allah Bapa. Dalam 1 Korintus 14:2 Roh Kudus dalam bahasa roh menceritakan sesuatu yang rahasia kepada Allah Bapa. Roh Kudus mempunyai pikiran karena mampu merencanakan sesuatu yang hanya diketahui oleh Bapa Kisa Para Rasul 15:28 bahwa Roh Kudus mampu membuat satu keputusan. Karena itu Roh Kudus adalah makluk intelek satu bukti bahwa kriteria dari satu oknum.
2. Roh Kudus mempunyai perasaan. Roh mempunyai pikiran serta kehendak untuk dilakukan oleh orang percaya. Roh Kudus dapat di dukacitakan apabila kehendakNya tidak dilakukan oleh orang percaya. Banyak kali terjadi dalam pengalaman sebagai orang percaya bahwa kita merasakan bagaimana Roh Kudus di dukacitakan. Orang percaya yang baik dan bergaul dengan Roh Kudus pasti dapat merasakan perasaan dari Roh Kudus yang ditransformasikan kedalam perasaan orang percaya. Karena itu kita mampu merasakan dukacita Roh Kudus (Efesus 4:30). Sebagai satu oknum Roh Kudus mempunyai perasaan.
3. Roh Kudus mempunyai kehendak. Roh Kudus memiliki kehendak layaknya sebagaimana manusia mempunyai kehendak. Adalah kehendak Roh Kudus supaya orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus boleh memberi diri untuk hidup dipimpin sesuai kehendak Roh. Jikalau hidup kita oleh Roh baiklah juga hidup kita dipimpin oleh Roh jelaslah, Roh Kudus mempunyai kehendak yang dikehendakiNya supaya orang percaya dapat hidup dalam ketaatan kepada kehendakNya (Galatia 5:25).
Selanjutnya, dalam 1 Korintus 12:11 bahwa Roh Kudus memberi karunia-karunia Roh sesuai yang dikehendakiNya. Roh Kuduslah yang menganugrahkan karunia-karunia kepada kita dalam pelayanan sesuai kehendakNya. Tidak ada karunia di bawah otoritas orang percaya, semua diberikan Roh Kudus setuju dengan kehendakNya. Karena itu, Roh Kuduslah menjadi kunci manifestasi karunia-karunia dalam ibadah orang percaya.
4. Roh Kudus dapat dibohongi. Dalam Kisah Para Rasul 5:3 Rasul Petrus menegur dengan keras kepada Ananias dan istrinya Safira, karena mereka membohongi Roh Kudus. Perhatikan, Roh Kudus dapat tersinggung dan menghukum apabila kita berdusta kepadaNya suatu komitmen atas satu kebenaran. Manusia berusaha untuk membohongi, tetapi jelaslah bahwa Roh Kudus tidak dapat didustai. Ananias dan Safira dihukum karena mendustai Roh Kudus.