Roh Kudus yang dicurahkan pada hari Pantekosta dan membaptis dan memenuhi orang percaya menjadikan orang percaya menjadi tempat kediamanNya, sekaligus menjadikan tubuh kita baitNya. Dia ingin memerintahkan dan berdaulat didalamNya. Itulah sebabnya, pada Kisah Para Rasul 2:4, “maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.” Baptisan Roh Kudus tidak usah dibedakan lagi dengan kepenuhan, bila itu menunjuk pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang percaya. Stanley M. Horton berkata bahwa benar itu merupakan baptisan tetapi juga kepenuhan Roh Kudus. Dua istilah berbeda tetapi menunjuk pengalaman yang sama, yaitu masuknya Roh Kudus dalam diri orang percaya.
Percaya Tidak Identik Dengan Dipenuhkan Roh Kudus
Pada saat kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, belum berarti bahwa kita sudah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Memang banyak Gereja mendasarkan doktrin kepenuhan Roh Kudusnya pada ajaran yang sangat klasik bahwa pada saat menjadi orang percaya bahwa orang percaya telah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Ajaran tersebut begitu banyak pengikutnya karena kelihatannya begitu mudah dan sederhana kita percaya berarti telah dipenuhkan oleh Roh Kudus. Tanpa mempedulikan tanda-tanda rohani yang sangat dibutuhkan sebagai satu bukti terjadinya pengalaman kepenuhan. Ajaran ini menjadikan Gereja mengalami pekerjaan Roh Kudus yang fiktif dan Gereja tenggelam kedalam rutinitas dan lesu kehilangan kegairahan, semangat dan sukacita dan yang paling mengerikan Gereja mengalami kemiskinan rohani. Dasar doktrin bertitik tolak pada Efesus 1:13-14 : “Didalam Dia kamu juga karena kamu juga telah mendengar Firman kebenaran, yaitu injil keselamatan didalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya *dimeteraikan* dengan Roh Kudus yang dijanjikan itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milikNya”.
Dimeteraikan dengan Roh adalah tidak sama pengertiannya dengan dipenhkan oleh Roh. Dimeteraikan atau “sealed” (Inggris), Sphragizo (Yunani), meterai adalah lambang pengesahan. Pada zaman Perjanjian Lama bahwa semua keputusan oleh raja harus dimeterai dengan cincin raja. Berarti satu pengesahan sudah dilakukan raja dan keputusan itu harus dikerjakan (Esther 8:8, 1 Raja-raja 21:8).
Ketika Yesus mati dan dikuburkan maka kubur itu dimeterai sebagai tanda telah sempurna tertutup (Matius 27:66). Kata “Sphragizo” (Yunani) berarti meneguhkan dan memastikan. Begitu pula semua surat berharga di negara kita Indonesia, harus tertulis diatas kertas bermeterai, sebagai kekuatan peneguhan dan pengesahan hukum dan resmi berlaku.
“Meterai dengan Roh” adalah suatu pengesahan keyakinan keselamatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Billy Graham dalam bukunya Roh Kudus bahwa berkenan dengan dimeteraikannya oleh Roh Kudus. Paulus mempunyai dua pokok pikiran, pertama, berkenan dengan keamanan, kedua berkenan dengan hak milik.
Dalam Perjanjian Lama, raja membubuhkan cincinnya sebagai tanda atau meterainya, supaya surat itu tidak ada seorangpun yang dapat merobah atau membatalkannya. Pada zama dahulu, bila terjadi persetujuan jual-beli, maka surat itu dimeteraikan oleh pembeli. Suatu tanda bahwa jual-beli telah resmi terjadi dan barang itu menjadi hak milik pembeli.
“Dimeteraikan oleh Roh”, pengesahan keyakinan keselamatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menginsyafkan dunia akan dosa. Tidak seorangpun yang dapat mengaku Yesus sebagai Tuhan kalau bukan oleh Roh Kudus (1 Korintus 12:3). Roh Kuduslah yang memeteraikan keselamatan kita. Tak seorangpun mampu mengenal Yesus Kristus apabila tidak dibimbing oleh Roh Kudus (1 Korintus 2:10-11).
Dimeteraikan oleh Roh tatkala kita menjadi percaya adalah satu pengalaman kelahiran baru pada saat kita menjadi percaya dan bertobat. Roh Allah mengurapi Firman Allah dan mampu menyentuh hati kita dan oleh Roh Kudus itulah melalui mendengar Firman Allah manusia mengalami kelahiran baru. “Kelahiran baru” dialami pada mula pertama mendengar firman dan oleh Roh Kudus kita dimampukan untuk bertobat (1 Petrus 1:23). Tidak ada orang yang mampu percaya dan bertobat kalau bukan hasil keyakinan Roh Kudus.
Rasul Paulus pada mula pertama “dimeteraikan oleh Roh Kudus”, yaitu pada perjalanan ke Damsyik. Allah memanggil dia dan oleh Roh Kudus dia bertobat dan percaya. Rasul Paulus telah percaya ketika jumpa Yesus dalam perjalanan ke Damsyik dan disitulah dia lahir baru mengalami “Meterai Roh”. Kemudian oleh palayanan Ananias, Paulus dipenuhkan oleh Roh Kudus (Kisah Para Rasul 9:17).