Kedua, Akibat Psikologi, manusia sekarang telah memiliki perasaan takut (Kejadian 3:9-10). Perasaan takut adalah satu bukti bahwa manusia bukan saja mati rohani dan terpisah dari Allah tetapi sekarang akibat dosa manusia telah terpisah dari diri sendiri. Keutuhan komponen dalam diri yang utuh karena persekutuan dengan Allah sehingga melimpah dengan damai sejahtera dan sukacita sekarang karena dosa tercabik berpuing-puing. Terjadi instabilitas dalam diri dan meledak dalam satu perasaan ketakutan.
Dampak rasa takut ini dimiliki oleh seluruh manusia dalam aneka ragam status. Cendekiawan, Konglomerat, Seniman, Teknokrat, Pendidik, Budayawan, dstnya, bahwa tidak ada yang terbebas dari rasa takut. Rasa takut penyebab tidak adanya sukacita, menerbitkan segala macam gejala penyakit. Manusia menjadi stress, depresi, frustrasi, dan segala macam penyakit fisik dan psikis. Banyak orang telah berusaha dan menghabiskan harta untuk sembuh dari penyakit psikis tersebut tetapi gagal. Kesembuhannya hanya melalui “damai dengan Allah” (Markus 5:26-27).
Ketiga, Akibat Kosmologi, Tuhan berfirman bahwa manusia akan berpeluh lelah mencari rezekinya. Setelah kejatuhan maka bukan hanya manusia yang terkena akibatnya, tetapi tanah ikut terkutuk sehingga manusia harus mengusahakan tanah itu seumur hidup sampai mati (Kejadian 3:17-19). Ternyata manusia tidak saja terpisah dari Allah dan dari dirinya sendiri tetapi manusia ikut terpisah dari alam sekeliling.
Akibat Kosmologi, membuat manusia berpacu bekerja keras untuk mempertahankan hidup. Terjadi kompetisi kehidupan diantara manusia melahirkan kelompok kaya, kelompok miskin, kelompok berhasil dan tidak berhasil, kelas-kelas dalam masyarakat dan telah menjadikan salah satu kompleksitas kehidupan umat manusia.
Merenungkan ketiga akibat dosa tersebut membuat kita menyadari betapa sangat parahnya dan mengerikan keadaan manusia sekarang. Mazmur 14 dan 53, mengungkapkan kebobrokan manusia Roma 3:10-18, menceritakan bahwa tidak seorangpun benar, semuanya telah menyeleweng dan tidak berguna. Rasa takut kepada Allah tidak ada lagi. Roma 6:23, “Upah dosa ialah maut . . . . .”. Memang setelah kejatuhan kita dapat mengatakan semua telah menjadi sia-sia, telah kehilangan tanggung-jawab sebagai makhluk Tuhan.
Namun, prakarsa keselamatan telah datang dari pihak Allah, semua terjadi menurut kerelaan kehendakNya (Efesus 1:5). Didalam kasih Ia akan mengangkat kembali manusia didalam Yesus Kristus untuk kembali bersekutu denganNya, bahkan diangkat menjadi anak-anakNya. Sudah diuraikan pada pasal sebelumnya bahwa “Kasih Karunia” melibatkan ke-Tritunggalan dari Allah, namun diwujudkan didalam AnakNya Yesus Kristus (Efesus 1:6-7). Kasih karunia keselamatan diwujudkan melalui pengorbanan Yesus Kristus dan oleh darahNya kita beroleh penebusan dan pengampunan dosa (Efesus 1:7). Tidak ada perbuatan manusia dalam pewujudan kasih karunia keselamatan, satu-satunya peranan manusia merespons anugerah yang ajaib ini.
Terhadap ajaran keselamatan oleh pengorbanan Yesus Kristus ada ajaran yang agak menyimpang interpretasinya, bahwa manusia tidak mempunyai peranan sama sekali, semuanya adalah tindakan ilahi. Tetapi bagaimana dengan Roma 10:13-14, “Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya jika mereka tidak percaya Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia jika tidak ada yang memberitakan?”.