Pada hari Pantekosta merupakan suatu babakan baru bagi zaman Roh Kudus. Roh Kudus yang adalah oknum ketiga dari Tritunggal. Allah memiliki ketiga atribut kewenangan Allah. Roh Kudus yang maha tahu akan mampu menyatakan kehendak Allah kepada Gereja. Roh Kudus yang adalah totalitas dari Allah yang berkuasa akan melengkapkan misi Gereja dengan perlengkapan kuasa. Kesemuanya itu dianugerahkan kepada Gereja sebagai tubuh Kristus untuk melaksanakan “Amanat Agung” supaya memberitakan Karya Kristus diatas kayu salib kepada seluruh isi dunia.
Tubuh Kristus (orang percaya) mengemban misi Kristus (Kepala) untuk menyampaikan berita kesukaan yaitu keselamatan yang telah dikerjakan Yesus Kristus. Kami menutup bagian ini menggaris bawahi bahwa misi Kristus dan keselamatan penebusan oleh darahNya keseluruh dunia. Jikalau akal dan hikmat manusia dapat mendatangkan pembaharuan rohani sudah tentu murid-murid tidak akan diperintahkan menunggu sampai mereka dipenuhkan dari tempat yang maha tinggi. Akal manusia tidak akan pernah sanggup membuktikan kuasa darah Tuhan Yesus Kristus. Kuasa darahNya dan oleh Roh Kudus sajalah yang mampu lakukan itu. Allah memakai mulut manusia untuk memberitakan dan pemberitaan itu harus diurapi oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah motivator Gereja melaksanakan amanat Yesus untuk memenangkan dunia bagiNya (Kisah Para Rasul 1:8; 2:38).
Pokok Misi Yesus adalah Keselamatan Pendamaian Manusia dengan Allah. Sejak manusia pertama melanggar perintah FirmanNya (Kejadian 2:17), manusia telah menentukan ” hakekat ” manusia sebagai makhluk berdosa menjadi gelap dan buta hal – hal rohani (Roma 6:23). Kemuliaan Allah yang telah diciptakan menurut gambarNya menjadi hilang (Roma 3:23). Lebih dahsyat lagi bahwa manusia harus menanggung akibat dosa. Namun Allah Maha pemurah, panggilan Allah kepada manusia setelah kejatuhan adalah pratanda bahwa Allah telah menyiapkan jalan keluar yang menjadi rahasia besar Allah dan merupakan hikmat terdalam dari Allah bagi keselamatan umat manusia (Kejadian 3:9, 10 & 1 Korintus 2:9-10). Hikmat Allah itu adalah penebusan didalam Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah. Rahasia tersebut sangat dalam dan diteliti oleh para nabi dan telah bernubuat tentang keselamatan didalam Yesus Kristus.
Efesus 2:13-14.“Tetapi sekarang didalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merobohkan tembok pemisah yaitu perseteruan”.
Untuk memahami dan merasakan kemuliaan rahasia kasih karunia, baiklah lebih dahulu harus diketahui seberapa jauh kejatuhan dan akibatnya yang telah menimpa manusia. Kejatuhan manusia membawa tiga akibat besar (ada ajaran lebih dari tiga), yaitu :
Pertama, Kematian rohani, Allah telah berfirman bahwa pada hari engkau makan buat itu engkau akan mati. Kematian rohani adalah perpisahan Roh Allah dari roh manusia. Roh Allah menjadi adanya kehidupan dan tanpa Roh Allah manusia mati rohani dan gelap dala arti tidak mempunyai kehidupan sesungguhnya. “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” (Yohanes 6:63). Mengalami kematian rohani, manusia tidak lagi mampu mengerti dan mengecapi hal-hal rohani. Firman Allah menyamakan kematian rohani sama dengan sudah mati. “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang bekerja diantara orang-orang durhaka” (Efesus 2:1-2). Kematian rohani diikuti oleh kematian jasmani. Manusia yang tadinya dalam kemuliaan Allah bersifat kekal sekarang harus mati.” . . . . . . Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”. Keluasan kata mati disini menunjuk kepada kematian rohani dan kematian badani. Karena itu Firman Allah berkata bahwa semua orang akan mati (Ibrani 9:27). Kematian rohani tidak berhenti kepada kematian badani tetapi akan mencapai puncak yaitu manusia mengalami kematian kekal. Menunjuk penghukuman di “neraka” untuk selama-lamanya. “Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkan ke dalam lautan api, itulah kematian yang kedua, “Lautan Api” (Wahyu 20:14).