Roh Kudus dan Monotheisme Israel
Roh Kudus dalam Perjanjian Lama belum dapat menunjukkan diriNya sebagai satu oknum atau pribadi kepada Israel. Terkecuali terbatas kepada orang-orang tertentu yang dipakai Tuhan untuk mewujudkan kehendakNya, kepada mereka Roh Kudus telah menampilkan diri sebagai suatu oknum Allah. Contoh: Ibrahim, Daud dan lainnya. Kepada Ibrahim Allah Tritunggal menampakkan diri dalam bentuk Theopany (Kejadian 18:1-2). Disana Ibrahim menyongsong Allah Tritunggal, bahkan melayani mereka dengan persiapan makanan. Begitu pula Daud telah melihat Yesus sebagai oknum kedua dan juga Roh Kudus sebagai oknum ketiga (Mazmur 110:1, Mazmur 51:13). Daud memahami telah mengerti bahwa kuasa Allah diwujudkan dalam kuasa Roh Kudus. Karena itu Daud berdoa, janganlah mengambil RohMu yang kudus dari padanya.
Teologis, bahwa kita harus memahami bahwa Perjanjian Lama tidak boleh secara nyata memperkenalkan Trinitas (tiga oknum) kepada Israel. Mengapa, hal itu ada sangkut-paut dengan kepercayaan polytheisme yang dianut oleh bangsa-bangsa yang disekitar Israel. Semua bangsa disekitar Israel menyembah tuhan yang banyak, bahwa tuhan itu adalah dewa-dewa. Kepercayaan itu merupakan kebencian dalam teologi Israel, Israel menganut kepercayaan “Monotheisme” yang begitu ketat dan fanatik. Tidak ada Tuhan selain “Yahwe” atau Jehovah.
Monotheisme Israel adalah kebanggaan Israel. Jehovah adalah Allah satu-satunya supaya seluruh Israel menyembah Dia dan hanya Dia saja. Perintah itu begitu ketat dan melahirkan fanatisme yang tidak ada tandingannya dalam sistem keagamaan Israel. Pernyataan Taurat bahwa tidak boleh ada ilah lain selain Jehovah dijalankan secara disiplin dalam religius Israel. Karena itu, Roh Kudus begitu limpah dengan hikmatNya, sehingga sampai pada waktu kedatangan Yesus sedikitpun tidak pernah tersirat atau dikenal oleh bangsa ini tentang ke-Tritunggal-an dari Allah.
Itulah sebabnya menjadi alasan terbesar Israel menolak Yesus, bahkan menuduh Yesus telah menghujat Allah karena mereka mendengar kata-kata Yesus, bahwa siapa sudah melihat Aku itu berarti sudah melihat Bapa. Mereka begitu tersinggung Yesus menyamakan diriNya dengan Jehovah bahwa itu berarti bahwa Yesus adalah Tuhan. Kemarahan mereka tidak dapat terbendung sehingga mereka menyalibkan Yesus Juruselamat. Justru, perbuatan itu menggenapkan semua rencana agung dari Bapa. Baca Yohanes 12:45, 14:9, 1 Korintus 2:9-12. Bila Israel telah mengenal Tritunggal Allah sejak Perjanjian Lama itu berarti tidak akan terjadi penyaliban Yesus. Bila kita merenungkan kita hanya bisa berkata alangkah dalamnya rencana Allah.
Roh Kudus tidak boleh memperkenalkan diri sebagai oknum Allah dalam Perjanjian Lama sehubungan dengan “Monotheisme” yang ciri dan kebanggaan bangsa. Kefanatikan religius ini juga menjadi penyebab penolakan Yesus sebagai Tuhan dan Mesias oleh Israel, ternyata merupakan hikmat yang terdalam yang ada di hati Allah. Bahkan sampai tulisan ini disusun mereka (Israel) secara bangsa tetap membanggakan monotheisme mereka. Namun, sebagaimana penggenapan rencana Bapa di dalam Yesus Kristus tak terduga sebelumnya, maka begitu juga penolakan Israel kepada Yesus sebagai Mesias ada maksud Tuhan yang teramat dalam dan melimpah dengan misteri kemuliaan. “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasehatNya” (Roma 11:34).
Roh Kudus Dan Karya Yesus Kristus Di Atas Kayu Salib
Pada bagian ini dijelaskan kembali sebagaimana telah diuraikan pada awal pasal ini. Kedatangan Roh Kudus adalah mutlak dan merupakan bagian dari kasih karunia Allah. Begitu banyak orang menduga bahwa kematian Yesus diatas kayu salib merupakan kekalahan besar. Pada zaman Taurat imam besar memerlukan darah domba ataupun lembu untuk ritual pendamaian manusia dengan Allah. Pendamaian oleh darah disebabkan Firman Allah berkata bahwa nyawa kehidupan berada dalam darah (Imamat 17:10-11).
Sehingga melalui darah domba binatang yang dikorbankan telah terjadi penebusan dan penyucian dosa orang banyak dan manusia didamaikan dengan Allah (Ibrani 19:13-14).
Kematian Yesus sebagai domba tanpa cacat dan cela untuk jalan penebusan sehingga manusia didamaikan dengan Allah itu semua tindakan atau intervensi Tritunggal Allah (1 Petrus 1:18-19). Karena itu, Roh Kudus harus mengambil peranan untuk mengartikan salib atau makna kematian Yesus kepada isi dunia. Secara yuridis keselamatan, Darah Kristus telah menebus seluruh dosa isi dunia. Yesus tidak mati hanya untuk sebagian manusia sebagaimana ajaran Calvinisme, tetapi Dia mati untuk seluruh dunia (Yohanes 1:29, 2 Petrus 3:9).
Walaupun secara yuridis keselamatan bahwa dunia telah ditebus oleh Yesus Kristus, namun tidak semua manusia memberi respons atau tanggapan untuk menerima. Mengapa, karena untuk menerima tawaran itu harus dimengerti melalui iluminasi Roh Kudus. Dibawah bimbingan iluminasi Roh Kudus setelah kita mendengar Firman Allah (menerbitkan iman) kita dimampukan akibat penerangan ilahi mengambil keputusan dibawah pengaruh Roh Kudus. Sehingga Roh Kuduslah menjadi pokok utama penyebab kita dimampukan menjawab tantangan rohani untuk keselamatan. Manusia mengambil keputusan untuk bertobat dibawah bimbingan iluminasi dan keyakinan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Memang Roh Kuduslah yang berperan utama menyebabkan manusia dapat percaya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (1 Korintus 12:3).