Theologi

a. Iman timbul dari mendengar Firman Allah, Roma 10:17. Sudah dijelaskan di depan bahwa orang mengenal Allah dengan keyakinan. Sedangkan keyakinan yang benar – iman – berdasarkan Firman Allah, Roma 10:17. Iman adalah konsep kebenaran (the truth) yang didasarkan pada Firman Allah. Jadi iman kepada Allah adalah kebenaran-kebenaran tentang Allah yang didasarkan pada Firman Allah.

b. Tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, Ibrani 11:6a. Sudah jelas, bahwa tanpa konsep kebenaran Firman Allah, tidak seorangpun berkenan kepada Allah. Manusia tidak dapat mencari Allah dengan kebenarannya sendiri, Yudas 1:11. Allah hanya berkenan ditemui lewat konsep kebenaran Firman Allah itu sendiri.

c. Siapa berpaling kepada Allah, harus percaya bahwa Allah ada, Ibrani 11:6b. Percaya merupakan respons seseorang secara pribadi kepada konsep kebenaran Firman Allah itu, Roma 10:16. Contoh terbesar adalah orang-orang Yahudi itu. Walaupun mereka mempunyai konsep kebenaran Firman Allah, mereka beriman; tetapi ketika kebenaran itu sendiri datang, mereka tidak percaya, Yohanes 1:113:18,366:366610:25.

Berbeda dengan Abraham bapa orang beriman. Ketika Firman Allah datang padanya, ia memberi respons positif; Abraham percaya kepada Allah melalui FirmanNya, Roma 4:3Kejadian 15:1-6. Jadi percaya adalah tindakan manusia merespons Firman Allah secara positif dengan menerima Firman Allah dengan segenap hati. Untuk memulai pengenalan akan Allah, maka seseorang harus percaya sesuai Firman Allah bahwa Allah ada dan memberi pahala kepada mereka yang mencarinya.

2. Allah menurut Alkitab – Allah yang mewahyukan diriNya kepada manusia.  Awal dari Alkitab adalah pernyataan awal Allah tentang diriNya sendiri. Awal dari Firman tertulis itu adalah deklarasi awal tentang Allah. Dari sinilah awal dari pengetahuan tentang Allah itu.

2.1 Allah memperkenalkan diriNya sendiri secara bertahap dan progresif kepada manusia. Inilah prinsip utama belajar tentang Allah. Allah tidak menyatakan diri sekaligus kepada manusia, melainkan bertahap dan progresif. Perlu dicamkan bahwa tahapan dan perkembangan maju dari pernyataan Allah tentang diri-Nya itu memakan kurun waktu ribuan tahun. Umur manusia tidak seperti itu. Itulah sebabnya tahapan dan perkembangan tersebut dicatat dalam Alkitab untuk kelak menjadi kesaksian bagi manusia dan kemudian dapat dipelajari oleh manusia itu.

2.2 Perkenalan pendahuluan, Kejadian 1:1. Kejadian 1:1 itu bukan sekedar awal dari pernyataan Allah tentang diriNya sendiri, melainkan sekaligus sebagai dasar pengenalan akan Allah. Dari dasar inilah, secara bertahap dan progresif Allah memperkenalkan diriNya kepada manusia makin dalam dan luas.

2.3. “Allah” dalam Kejadian 1:1. Kata ‘Allah’ dalam Kejadian 1:1 itu merupakan subjek kalimat dari ayat itu. Karena merupakan subjek atau pokok dari kalimat itu, maka kata ‘Allah’ itulah yang lebih dahulu dijelaskan singkat.

Leave a Reply