Theologi

2.3 Sebagai Pribadi; Allah dikenal dengan emosi atau perasaanNya. Bentuk-bentuk perasaan itu amat, seperti: Kejadian 6:6, menyesal; Keluaran 20:5Ulangan 6:15, cemburu; Ulangan 1:374:219:82 Raja-raja 17:18, murka; Mazmur 45:8Ibrani 1:9, mencintai atau membenci, dan lain-lain.

2.4 Sebagai Pribadi; Allah dikenal dengan kehendak atau keinginanNya. Kehendak atau keinginan Allah itu begitu jelas dalam Alkitab Yosua 3:10, Allah sungguh-sungguh menepati janji-Nya. Mazmur 115:3, Allah melakukan apa kehendakNya. 2 Petrus 3:9, Allah tidak suka seorangpun binasa.

3. Keadaan dasar (nature) pribadi Allah. Keadaan dasar manusia itu antara lain: lemah, tidak sempurna dan seterusnya. Alkitab menyimpulkan bahwa keadaan dasar manusia adalah ‘daging’. Dengan demikian kita mengenal siapa manusia itu. Demikian juga dengan Allah jelas dari uraian diatas bahwa Allah itu berpribadi, tetapi pribadi itu amat luar biasa bila keadaan dasar (nature) dan sifat-sifat (attributes)Nya dapat dipelajari. Tidak ada kata yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi itu selain menegaskan bahwa pribadi itu sungguh-sungguh melampaui kesanggupan daya analisa manusia, sehingga hanya cocok disebut dengan ‘Maha Pribadi’. Dengan tepat Paulus mulai memberi gambaran kepada orang-orang kafir, bahwa: “. . . kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan Ilahi sama seperti emas atau perak atau batu ciptaan kesenian dan keahlian manusia”, Kisah Para Rasul 17:29.

Alkitab menggambarkan keadaan dasar Allah sebagai berikut :

3.1 Allah itu adalah Roh adanya, Yohanes 4:19-24. Alkitab mengajarkan bahwa substansi manusia adalah rohnya, yakni ‘nafas hidup – neshamah’ yang datang dari Allah, Kejadian 2:7Yohanes 6:63Yakobus 2:26. Alkitab juga mengajarkan bahwa ada mahluk-mahluk roh yang diciptakan surga dan dunia roh, Kolose 1:16Ibrani 1:7; Mazmur 104:4. Tetapi semua itu adalah roh-roh (mahluk roh) ciptaan. Allah adalah Roh; Ialah ‘ADA’ yang mencipta dari yang tidak ada menjadi ada. Dengan kata lain, Allah itu adalah Roh yang mencipta segala sesuatu, termasuk roh-roh ciptaan itu. Tentunya Roh Allah itu berbeda dengan roh-roh ciptaan lainnya.

Itulah sebabnya Westminster Cathecism mendefinisikan Allah sebagai berikut: “Suatu Roh, tak terbatas, keadaan yang tak dapat berubah, hikmat, kuasa, kesucian, keadilan, kebaikan dan kebenaran”.

Perlulah diberi gambaran umum dari wujud Roh itu. Sehingga dengan menyebut ‘Allah itu Roh adanya’, dapatlah digambarkan idea rohani tentang Roh itu. Gambaran umum dari ujud Roh itu yakni:

a. Roh itu tidak dapat dilihat manusia. Roh memang tidak terlihat oleh manusia biasa, tetapi bukan tidak mungkin terlihat. Malaikat-malaikat dapat sewaktu-waktu terlihat, roh-roh jahat pun demikian, Wahyu 13:111:117:8. Tetapi Allah yang adalah Roh adanya tidak dapat dilihat oleh seorang manusiapun, kecuali Yesus Kristus Putra-Nya yang tunggal itu, Ulangan 4:12Yohanes 1:186:46.

b. Roh itu tidak kelihatan karena tidak terhampiri. Roh-roh lain dalam dimensi alam roh itu dapat terlihat. Tetapi Allah bukan sekedar ‘mahluk’ rohani yang tak terlihat oleh mata jasmani, Yohanes 3:6-8, melainkan tak terlihat karena tak terhampiri. 1 Timotius 6:16 (lihat penjelasan lebih lanjut dalam: Allah itu Api…).

c. Roh itu ada dimana-mana – Maha Ada. Melebihi konsep manusia tentang ruang, Kejadian 1:2Mazmur 139:7cf; Wahyu 1:4.

d. Roh itu tahu segala sesuatu – Maha Tahu. Karena Ia ADA, maka Ia pasti tahu segala sesuatu, 1 Korintus 2:10-11.

e. Roh itu Maha Benar. Ialah Roh Kebenaran itu, 1 Yohanes 5:9.

f. Roh itu supra dinamika, Zakaria 4:6Kisah Para Rasul 1:8Ayub 42:2.

Selain mencipta, Allah yang Roh adanya menembusi alam rohani dan alam jasmani; mengatur harmoni alam rohani oleh hukum rohani dan harmoni alam jasmani oleh hukum alam; mengatur harmoni antara alam rohani dan alam jasmani.

g. Roh itu sumber kehidupan, Kejadian 2:7Ayub 34:14-15Roma 8:10-11.

Leave a Reply