Theologi

Allah mengetahui masa depan. Dalam bagian ini adalah dua hal penting, yakni :

Mengetahui lebih dahulu’, Kisah 2:2315:18Roma 8:29Efesus 2:73:10-111 Petrus 1:220; dan ‘menetapkan lebih dahulu – predestinasi’, Kisah 4:28Roma 8:29-301 Korintus 2:7Efesus 1:511.

Bagian yang paling terakhir ini, atau bagian dimana Allah mampu mengetahui dan menetapkan sesuatu pada masa yang akan datang, merupakan salah satu bagian yang amat ramai diperbincangkan dalam dunia theologia. Secara lebih khusus yakni: keselamatan manusia pada masa yang akan datang. Justru hal itu sering menjadi kontroversi bila tidak dilihat dari sudut pandang yang tepat dan benar. Alkitab memberi kesaksian bahwa, dalam menentukan keselamatan manusia dimasa yang akan datang, Allah memberi hukum dan takdir keselamatan bagi manusia. Hukum dan takdir keselamatan manusia ada di dalam Yesus Kristus. Semua konteks ayat yang bicara tentang predestinasi itu intinya adalah Yesus Kristus. Kisah 4:27-28; inti predestinasi adalah ‘di dalam Yesus Kristus’. Roma 8:28-30; inti predestinasi itu adalah ‘Yesus Kristus’. 1 Korintus 2:6-8; inti predestinasi itu adalah ‘Yesus yang disalibkan’. Efesus 1:3-14, yang di dalamnya ada ayat 5 dan 11, tercatat 4 kali ‘di dalam Yesus Kristus’; 6 kali ‘di dalam Dia’; 1 kali ‘di dalam kasih’.

Di dalam Yesus Kristus’ lah keselamatan manusia ditentukan, Kisah 4:12. Alkitab mencatat bahwa Yesus Kristus itu menjadi ‘Batu Penjuru’, Mazmur 118:22-23Yesaya 28:16Matius 21:42Markus 12:10-11Kisah 4:11-12Efesus 2:20. Batu penjuru artinya: ukuran, patokan, standar. Tetapi batu penjuru itu mempunyai fungsi ganda. Bila orang tidak mau hidup dengan patokan, ukuran atau standar keselamatan itu, ‘batu penjuru’ itu pada sisi lain menjadi ‘batu sandungan’, Yesaya 8:1315Lukas 20:17-18Roma 9:32-331 Petrus 2:6-8. ‘Batu sandungan’ itu juga adalah ‘batu kebinasaan’, Lukas 20:18. Yudas Iskariot adalah ‘anak kebinasaan – son of perdition’, Yohanes 17:12Efesus 2:2Kolose 3:6, karena ia murtad dan berbalik menyerahkan Yesus, Yohanes 13:186:70-71. Binasanya Yudas Iskariot itu bukan ditentukan oleh Allah, melainkan pilihannya sendiri, ia tersandung pada ‘batu sandungan’ itu.

Bila penentuan selamat atau binasanya manusia dilakukan oleh Allah secara langsung kepada manusia, maka hal itu sama persis dengan fatalisme – percaya kepada takdir. Ya, Calvinisme itu sama dengan fatalisme. Tetapi yang benar yakni: Alkitab bersaksi dari Kejadian sampai Wahyu, bahwa hukum dan takdir keselamatan manusia itu dilakukan Allah melalui Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristuslah hukum dan takdir (predestinasi) keselamatan itu ada, 1 Petrus 1:20cf2 Timotius 1:9-10Titus 1:2-3Wahyu 13:8. Disinilah terbukti bahwa Allah itu bukan hanya Maha Kuasa dan Maha Tahu, tetapi juga sekaligus Maha Kasih, Maha Kudus, Maha Benar dan Maha Adil.

Leave a Reply