Theologi

Sifat Kudusnya Allah.

Alkitab mencatat bahwa Allah itu kudus. Tetapi Alkitab juga menulis ucapan Allah: “Kuduslah kamu, karena Aku kudus”, Imamat 11:44-4519:21 Petrus 1:16. Dengan demikian, dalam sifat kudusNya itu, Allah menginginkan manusia hidup sesuai sifatNya, yakni kudus. Dengan tegas Alkitab mencatat : ” . . . tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan”, Ibrani 12:14. Itu berarti manusia diperintahkan Allah untuk mencari tahu rahasia hidup kudus; dan rahasia hidup kudus itu diajarkan oleh Alkitab.

Sifat Kebaikan Allah. Alkitab mencatat bahwa Allah itu baik, Bilangan 10:19Mazmur 25:834:969:1773:186:5100:5135:3145:9Matius 5:45. Di dalam kebaikanNya itu ada: Kasih; Kasih Setia (Panjang sabar dan Kebaikan); Kasih Karunia (Anugerah) dan lain-lain lagi. Oleh kebaikan Tuhan, maka Ia mengampuni dosa manusia dan menganugerahkan keselamatan. Tetapi apakah dengan kebaikan Tuhan itu manusia boleh bermanja-manja, berbuat apa saja sekehendak hatinya?, Roma 6:1cf. Jangan salah tafsir! Paulus menulis panjang lebar dalam Roma 5:206:14. Justru oleh kebaikan Allah itu, maka orang percaya dapat hidup dalam hidup baru (Roma 6:4); mati bagi dosa, hidup bagi Allah (Roma 6:11); tidak hidup dalam kuasa dosa (Roma 6:14). Petrus menulis dengan tegas : “. . . Ia sabar terhadap kamu, . . . supaya semua orang berbalik dan bertobat’, 2 Petrus 3:9.

Sifat ke-Maha Kuasaan Allah. Alkitab mencatat bahwa Allah itu maha kuasa dan maha tahu. Ia berdaulat penuh dalam setiap tindakanNya. Apakah dengan demikian manusia pasrah saja pada keadaan apa adanya dalam dosanya menunggu nasib? Matius 25:24-25Lukas 19:20-21. Sebenarnya maksud Allah memperlihatkan ke-maha kuasaan dan kedaulatanNya itu supaya: “Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang kepada segala perintahKu”, Ulangan 5:29cf. Penulis Ibrani lebih menegaskan: “Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia yang menyampaikan Firman Allah di bumi, tidak luput, apalagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari Surga?”, Ibrani 12:24.

7. Kesimpulan  Dalam bab ini ada tiga pokok penting yang dipelajari yakni:

‘Pembuktian bahwa Allah itu berpribadi’; ‘keadaan dasar pribadi’; dan ‘sifat-sifat pribadi’ Allah. Ternyata untuk memahami pribadi Allah itu, maka tiga pokok penting itu harus dipelajari bersama, sebab ketiganya saling berkaitan erat dan saling menerangkan. Jadi pribadi Allah itu dijelaskan oleh keadaan dasar dan sifat-sifatNya.

Dari penjelasan tentang pribadi Allah ini begitu pekat terasa: betapa kecilnya atau tidak berartinya manusia itu. Kesimpulannya dapat diungkapkan dalam empat pertanyaan yang dapat dijawab dengan berbagai pertanyaan:

Untuk apa manusia mengenal Allah? Supaya manusia percaya kepadaNya, Mazmur 46:11100:3Yeremia 31:34cf; 1 Korintus 8:4.

Untuk apa manusia mengenal pribadi Allah? Supaya manusia memahami agungnya nilai penciptaan baginya (gambar Allah), Kejadian 1:26-27; dan nilai keselamatannya, 2 Korintus 3:18.

Untuk apa manusia mengenal keadaan dasar pribadi Allah? Supaya manusia mengenal dirinya sendiri seperti Ayub, Ayub 39:37-3842:1-6.

Untuk apa manusia mengenal sifat-sifat pribadi Allah? Supaya manusia tahu ‘takut akan Allah’, Ulangan 5:29Ibrani 12:28cf.

Leave a Reply