Theologi

a. Alkitab itu tidak pernah salah (inerrancy). Sifat pewahyuan Alkitab itu dibuktikan dari keadaan Alkitab itu sendiri yang tidak pernah salah. Dari berbagai kesaksian dari para penyelidik Alkitab ini, selalu dibuktikan kebenarannya. Sebagai contoh: Tidak satupun tempat yang disebut dalam Alkitab lalu tidak dapat dibuktikan oleh ilmu purbakala. Sifat-sifat alam yang ditulis Alkitab; angin, arus laut, musim, flora, fauna dan seterusnya, semuanya benar. Informasi sejarah begitu akurat. Apalagi informasi tentang sifat manusia dan kemanusiannya, semuanya tepat. 

Ada beberapa hal yang sukar dipahami dalam Alkitab, tetapi hal itu karena keterbatasan manusia itu sendiri untuk memahaminya dan satu demi satu mulai terungkap. Ada beberapa hal yang belum terbukti; hal itupun karena Alkitab bersifat nubuatan dan hal-hal itu mulai tergenapi satu demi satu. Ada halangan-halangan lain yang berupa kesulitan penerjemahan bahasa; hal itupun dapat teratasi satu demi satu oleh para ahli yang dibimbing oleh Roh Kudus.

 Alkitab itu tidak pernah salah (inerrancy); dijamin benar untuk menjadi sumber satu-satunya bagi mereka yang mau belajar mengenal Allah yang benar.

b. Alkitab itu otoritas tertinggi (sola scriptura). Ada banyak pandangan, penafsiran atau ajaran tentang Allah; tetapi semuanya harus dirujukkan kebenarannya dengan Alkitab. Sebab Alkitablah yang menjadi ukuran satu-satunya sehingga menjadi otoritas tertinggi. Apa saja pendapat, pandangan, penafsiran ataupun ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab, harus ditolak. Hal itu prinsipil, supaya manusia tidak tersesat.

Tuhan Yesus menjadikan Alkitab sebagai ukuran, Matius 4:4,7,10Lukas 24:44-48. Para Rasul-pun menjadikan Alkitab itu ukuran satu-satunya, Kisah Para Rasul 1:202:16cf; Roma 1:174:6cf; 1 Petrus 2:7,10. Bapa-bapa Gereja menjadikan Alkitab itupun ukuran satu-satunya. Inilah yang disebut dengan prinsip sola scriptura.

Alkitab itu adalah otoritas tertinggi. Semua penafsiran, ajaran atau pendapat, harus merujuk kepada Alkitab. Konsekuensinya yakni semua penafsiran, ajaran atau pendapat yang tidak sesuai dengan Alkitab itu, harus ditolak.

1.3. Allah sendiri membela kebenaran Alkitab dengan memberi bukti. Setan tahu bahwa poros pengajaran tentang Allah ada dalam Alkitab. Sejarah mencatat, orang-orang yang dipakai setan berusaha membelokkan sejarah bahkan berusaha memusnahkan Alkitab. Tetapi Allah sendirilah yang melindungi ilham-Nya itu sehingga tetap utuh untuk menjadi kesaksian sepanjang zaman, Yesaya 34:16Yeremia 36:1-32Matius 5:1824:35Lukas 16-17.

a. Bukti sejarah penyusunan Alkitab. Dari pembuktian sejarah dan naskah-naskah kuno, dapat dibuktikan bahwa Allah sendirilah yang melindungi naskah-naskah kuno penulisan wahyu Allah yang awal. Penemuan naskah-naskah kuno gua Qumran di tepi Laut Mati, merupakan bukti otentik. Naskah-naskah kuno yang tetap terpelihara itulah yang memungkinkan Alkitab terkumpul seperti yang ada sekarang ini.

b. Bukti sejarah dunia dalam kaitan dengan Alkitab. Sejarah dunia mencatat bahwa semua usaha manusia untuk memusnahkan Alkitab itu selalu gagal. Manusia memang tidak mungkin memusnahkan Firman Allah itu.

1.4 Manusia yang terbatas itu harus percaya pada keterangan Alkitab, bila ia rindu mengenal Allah yang benar. Orang yang tidak percaya Firman Allah itu tidak akan berjumpa Yesus Juruselamat dan tidak mendapatkan keselamatan itu. Orang yang tidak menerima keselamatan dari Yesus Kristus, tidak akan mengenal Allah yang benar, Yohanes 5:38-40. Untuk mengenal Allah dengan benar memang ada prosesnya. Kunci awal pembuka pengenalan akan Allah adalah percaya.

Leave a Reply