Dalam pergumulan theologis dari abad ke abad dipertanyakan, apakah Allah juga ada di neraka? Sebelum menjawab pertanyaan itu, perlu diingat bahwa Allah itu Immanuel yang selalu bersama-sama orang yang takut kepadaNya. Tetapi Roh Allah akan meninggalkan orang yang sengaja melawan Firman Allah dan hidup dalam dosa. Hakim-hakim 16:20; 1 Samuel 16:14; Mazmur 51:13. Walaupun demikian, Yesus pernah turun ke Hades – alam maut, tempat penampungan jiwa-jiwa orang yang mati di luar Tuhan. Turunnya Yesus ke Hades itu adalah untuk mengalahkan maut dan alam maut dan Yesus Kristus menjadi sulung kebangkitan itu.
Sedangkan neraka – gehenna, adalah tempat penghukuman kekal bagi orang-orang yang tidak percaya dan malaikat-malaikat yang berdosa. Mereka mengalami kematian kekal – eternal death, yakni terpisahnya roh manusia dari Roh Allah selama-lamanya. Karena neraka adalah tempat penghukuman dengan pemisahan hadirat Allah selama-lamanya, maka memang Allah tidak menghadirkan pribadiNya di tempat itu. Itulah penghukuman bagi semua mahluk, baik malaikat maupun manusia, yang berdosa melawan Allah. Ingat, Allah itu sumber kehidupan; jadi jelas bahwa neraka adalah tempat penghukuman bagi mahluk yang mati kekal.
4.5 Allah itu Maha Tahu – Omniscient. Pokok ini adalah salah satu bagian yang paling menarik untuk dipelajari, sebab amat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang termulia di bumi. Manusia memiliki akal budi yang dengannya ia mengetahui sesuatu. Manusia menjadi tahu karena pengamatan, pengalaman dan informasi dari pihak lain, Matius 13:11; Markus 13:28-29; Yohanes 7:26; 10:38; 13:12; 2 Korintus 8:9; Ibrani 10:34; 1 Yohanes 2:5; 4:2. Tetapi pengetahuan manusia itu makin bertambah, Daniel 12:4, sehingga manusia sering tergoda untuk ingin menembus keterbatasan pengetahuannya itu ke ‘alam maha tahu’.
Sebenarnya manusia itu tidak tahu persis apa yang bakal terjadi, Matius 24:36cf; Yohanes 13:9-12; 1 Korintus 13:9, 12; 1 Yohanes 3:2, sebab pengetahuan manusia itu terbatas. Manusia hanya mampu menilai zaman atau dengan kata lain memprediksi atau memperkirakan, Lukas 12:54-56. Tetapi justru pengetahuan tentang masa depan itu merupakan satu bagian dari ke-maha tahuan Allah yang sangat ingin dipahami oleh manusia. Banyak sekali manusia yang akhirnya tergoda mencari tahu nasib masa depan mereka kepada roh-roh peramal, Imamat 19:31; Ulangan 18:11-12, 14, 20; 1 Samuel 28; Kisah 16:16.
Ke-maha tahuan (omniscience) nya Allah itu didasarkan pada pengetahuan Allah yang mutlak, pengetahuan Ilahi, Matius 6:8, 32; Yohanes 6:6, 64; 8:14; 11:42; 13:11; 18:4; 2 Korintus 11:31; 2 Petrus 2:9. Ia Maha Tahu karena Ia Maha Ada. Alkitab mencatat bahwa Ia Maha Tahu, Ayub 37:16; Mazmur 139:17-18; Roma 11:33-35; Ibrani 4:13; 1 Yohanes 3:20. Pengetahuan Allah yang sempurna itu terdiri dari beberapa aspek :
Allah mengetahui segala sesuatu di masa lalu.
Allah mengetahui hal-hal yang tersembunyi, Mazmur 139:1-5, 16.
Allah mengetahui rahasia-rahasia alam, Ayub 38–39.
Allah mengetahui pikiran dan isi hati manusia, 1 Samuel 16:7; 1 Tawarikh 28:9; Mazmur 7:10; 17:3; 44:22; 94:11; 139:23; Amsal 17:3; Yeremia 11:20; 17:9-10; Lukas 16:15; Yohanes 2:25; Roma 8:27; Wahyu 2:23.