Atribut natural dan atribut moral. Atribut natural itu bersifat ada pada diri sendiri (self existence), seperti ketidak-terbatasan, kesederhanaan, dan seterusnya. Atribut moral itu erat kaitannya dengan kehendak Allah, seperti kebaikan, belas kasih, keadilan dan seterusnya.
Atribut absolut dan atribut relatif. Atribut absolut dimiliki oleh esensi ke-Allahan yang mutlak. Sedangkan atribut relatif dimiliki oleh esensi ke-Tuhanan yang dalam hubungannya dengan manusia ciptaanNya.
Atribut yang incommunicable dan atribut yang communicable. Atribut yang incommunicable adalah atribut yang tidak ada pada mahluk ciptaan. Sedangkan atribut yang communicable adalah atribut yang ada pada mahluk ciptaanNya.
Masih ada lagi pembagian dalam nuansa yang berbeda. Tetapi yang tiga tadi sudah cukup memberi gambaran bagaimana usaha para penafsir Alkitab untuk memahami sifat-sifat Allah.
Dalam theologia sistimatika GPdI yang asli, yang dikenal dengan istilah ‘Pelajaran Alasan’, sifat-sifat Allah itu tidak dibagi secara kelompok seperti diatas. Sifat-sifat Allah itu dideskripsikan satu demi satu secara singkat satu demi satu sesuai pokoknya, lalu diberi ayat-ayat referensi. Tetapi justru setelah sifat-sifat itu diuraikan, nampaklah bahwa sifat-sifat Allah itu erat kaitannya dengan keselamatan manusia. Dari sifat-sifat (atribut) Allah itu, nampaklah rencana, methode dan maksud dari usaha Allah menyelamatkan manusia. Jadi, penguraian sifat-sifat Allah itu mengikuti pola yang ada dalam ‘Pelajaran Alasan’ tersebut. Sifat-sifat Allah itu yakni: