4. Gereja Sebagai Mempelai Perempuan Kristus. Didalam Perjanjian Lama bangsa Israel disebut sebagai mempelai Allah karena Allah mengasihi bangsa ini (Yesaya 54:5-8, Yeremia 2:2). Demikian juga bahwa lukisan yang sama dipakai Yesus untuk Gereja Tuhan. Hubungan Kristus dengan GerejaNya dilukiskan sebagai mempelai lelaki dan mempelai perempuan mempunyai makna tentang “Kasih Allah” yang sempurna kepada GerejaNya. Penebusan dosa isi dunia dilandaskan oleh kasih Allah yang melimpah dan dimanifestasi dalam kasih karuniaNya (Yohanes 3:16).
Karena kasih Allah lah, sehingga walaupun Yesus harus berkeringat darah yang menunjukkan betapa menderita Dia sebagai manusia untuk mati di kayu salib, namun karena kasihNya yang sempurna sehingga Dia boleh berkata “Biarlah kehendakMu jadilah Bapa”. Manusia tidak ditebus oleh perak atau emas (suatu harga yang dapat dibayar), tetapi dengan harga yang sangat mahal yaitu darah Kristus yang tidak bercela (1 Petrus 1:18-19).
Gereja sebagai “Mempelai Perempuan” mempunyai makna, supaya orang percaya juga dapat memberi kasih yang sejati yaitu yang sempurna kepada Kristus Juruselamat dunia. Gereja boleh melayani Dia dengan sepenuh kasih, karena semua kasih sayang Gereja kepadaNya dapat dirasakan Mempelai lelaki yaitu Kristus Yesus di sorga. Kita harus mengasihi Dia dengan sepenuh hati kita. Rasul Paulus berkata bahwa apakah yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus. Tidak ada satu pengalaman situasi yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus (Roma 8:35-39).
5. Gereja Sebagai Keluarga Allah. Dalam Perjanjian Lama bangsa Israel telah disebut sebagai Anak Allah (Hosea 11:1, Keluaran 4:22). Bangsa Israel juga dikatakan sebagai anak sulung Allah. Allah sendiri telah mengangkat bangsa Israel sebagai keluarga Allah dan sudah tentu memiliki kemuliaan dan janji-janji Allah (Roma 9:4).
Didalam Perjanjian Baru, ketika seorang percaya dan lahir baru, maka telah dilahirkan kedalam keluarga Allah oleh Roh Kudus. Sebab, statusnya bukan lagi sebagai orang luar tetapi sebagai keluarga Allah. Setiap orang percaya yang lahir baru oleh Roh Kudus maka dia merupakan ciptaan yang baru atau mahluk baru yang lahir oleh Roh Kudus. Hakekatnya, seorang percaya yang telah dilahirkan oleh Roh Kudus pada saat itu berpindah dari generasi Adam yang pertama kedalam generasi Adam yang kedua (Yesus Kristus) (Efesus 2:18-19, 1 Korintus 15:47-49).
Sebagai keluarga Allah kita diangkat sebagai anak-anak Allah. Roh Kudus didalam hati orang percaya berseru kepada Allah Bapa, dan menyebutnya Bapa (Galatia 4:6). Roh Kuduslah yang mengangkat kita menjadi anak-anak Allah sehingga kita masuk menjadi keluarga Allah (Roma 8:14-16). Makna Gereja adalah keluarga Allah, mengingatkan kita bahwa kita berada ditempat yang mulia sebagai keluarga Allah sejati, sehingga segala kebutuhan kita tidak lagi bergantung kepada hal-hal lahiriah tetapi Allah Bapa di surga akan mempedulikan hidup kita setiap hari (1 Petrus 5:17).
6. Gereja Sebagai Kawanan Domba Allah. Didalam Perjanjian Lama bahwa bangsa Israel merupakan kawanan domba Allah. Sesungguhnya, bahwa Allah sebagai Gembala langsung atas Israel dan segala masa depan bangsa ini ada dalam tangan Gembala itu (Yehezkiel 34:15). Dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri mengatakan bahwa diriNya adalah Gembala atas domba-dombaNya. Yesus mengatakan bahwa diriNya menjadi Gembala atas Gereja Tuhan yaitu atas domba-domba yang telah ditebusNya dengan darahNya sendiri (Yohanes 10:1-30, Ibrani 9:13-14). Walaupun Gereja-Gereja digembalakan oleh manusia atau gembala jemaat, tetapi Tuhan Yesuslah yang menjadi Gembala Agung atas seluruh orang percaya diseluruh muka bumi (1 Petrus 5:4, Ibrani 13:20). Lukisan ini menitikberatkan bahwa orang-orang percaya sebagai domba-domba Gembala Agung harus menitikberatkan ketergantungan dalam segala hal kebutuhan kehidupannya hanya kepada Dia sendiri sebagai Kepala atau Gembala atas domba-domba (Matius 11:28, 1 Petrus 5:7).
7. Gereja Sebagai Kebun Anggur Allah. Dalam Perjanjian Lama, Israel adalah kebun anggur Allah tetapi yang mengeluarkan buah-buah masam yang tidak berkenan kepada Allah (Yesaya 5:1-7). Orang percaya sebagai kebun anggur Allah, tetapi Yesus Kristus adalah Pokok Anggur dalam kebun anggur Allah. Gereja tidak dapat berbuah-buah kalau tidak tetap dalam pokok anggur itu. Gereja harus melekat terus kepada pokok itu apabila ingin berbuah-buah lebat (Yohanes 15:4-8). Gereja sebagai kebun anggur menjadi pengharapan Gembala Agung supaya mengeluarkan buah-buah untuk Tuhan. Buah itu berbicara bahwa Gereja harus menjadi garam bagi dunia, Gereja Tuhan berada dimuka bumi bukan untuk diri sendiri, tetapi ada maksud Allah supaya dapat mengeluarkan buah-buah rohani supaya dunia bisa mengakui kebesaran kemuliaan Yesus Kristus Juruselamat dunia. Yesus Kristus pernah berkata bahwa makananKu yaitu melakukan kehendak Dia. Yesus Kristus sebagai Gembala senantiasa merindukan supaya Gereja Tuhan tetap mengeluarkan buah-buah rohani untuk menjadi kesaksian ditengah-tengah dunia supaya semakin banyak orang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Markus 12:1-12, Matius 5:13, Yohanes 3:34). Gereja sebagai kebun anggur bermakna bahwa kita tidak dapat mengeluarkan buah-buah bila tidak tetap melekat pada pokok itu (Yohanes 15:6-8).