Ekklesiologi

Hanya harus dimengerti bahwa ke-esaan bukan berarti sama, Bapa dan Anak dan roh Kudus adalah Oknum yang berbeda tetapi esa adanya. Hal tersebut, berlaku pula kepada GerejaNya, ke-esaan tidak perlu untuk harus seragam, kesamaan warna, kesamaan liturgi atau kesamaan perwujudan dari pernyataan khusus Allah. Bisa terjadi keaneka ragaman bentuk ibadah. Bentuk ibadah di Korintus sangat berbeda dengan bentuk ibadah di Yerusalem demikian juga untuk ibadah di kota-kota lain dengan latar belakang budaya yang berbeda.

Demikian pula keaneka ragaman bentuk ibadah tergantung dengan liturgi yang selaras dengan organisasi masing-masing. Namun, Roh Kudus dari orang-orang percaya yang lahir baru menjadi satu kenyataan atau dinamika dan menjadikan Gereja Tuhan itu esa. itulah sebabnya, Alkitab mengajarkan supaya Gereja Tuhan tetap dalam satu kesatuan. Ke-esaan Allah berwujud dalam keaneka ragaman Gereja. Karena kekuatan didalam keaneka ragaman Gereja adalah kehidupan dari kekuatan Allah yang oleh Roh Kudus dan esa adanya. Yesus berdoa supaya keesaan Gereja ini tetap ada dan disadari setiap saat. Keesan inilah yang akan berwujud dan tampil sebagai satu manifestasi yang jelas sekali pada waktu kedatangan Yesus kedua kali. Segala keaneka ragaman organisasi tidak akan tampak sama sekali bahkan tidak terbayang sedikitpun. (Yohanes 17:21-23).

Efesus 4:13-16, bahwa Gereja akan mencapai atributnya yaitu satu kesatuan iman, kedewasaan penuh yaitu kepenuhan Kristus dan kenyataan Gereja adalah esa dibawah satu otoritas Yesus Kristus sebagai Kepala dan orang percaya sebagai satu tubuh Kristus. Semua anggota akan merasa bagian dari anggota yang lain dan masing-masig anggota akan bertumbuh menyempurnakan pertumbuhannya dalam keesaan itu. Baca: 1 Korintus 12:4-6Kolose 2:9-10.         

2. Gereja itu Kudus. Salah satu atribut Gereja bahwa Gereja Tuhan harus kudus, karena Allah itu kudus adanya. (1 Petrus 1:15-16).  Persatuan dengan Kristus sebagai Kepala Gereja menyangkut kehidupan yang kudus secara nyata. Hubugan Gereja dengan Kristus sebagai Kepala Gereja harus terbukti dari kualitas moral sebagai bukti kualitas hidup sehari-hari. Didalam kitab Wahyu, Firman Allah kepada ketujuh sidang di Asia Kecil, sangat menekankan kehidupan yang kudus. (Wahyu 2 – 3). Tentu saja belum ada Gereja Tuhan yang telah mencapai kualitas “kekudusan” yang sempurna. Pengertian Gereja harus kudus itu juga mengandung arti bahwa Gereja Tuhan senantiasa bergerak dalam dinamika pertumbuhan rohani kearah Kristus yang adalah Kepala. (Kolose 3:10).

Atribut Allah yang adalah kudus, bahwa Gereja Tuhan terus bergerak dalam pertumbuhan kearah Kepala, sehingga Gereja Tuhan mencapai pertumbuhan “Dewasa” penuh yaitu mengalami “Kepenuhan” Kristus merupakan kriteria kekudusan sempurna. Gereja harus bertumbuh terus kedalam kekudusan Allah. (1 Petrus 2:9Efesus 4:12-13).

3. Gereja Am. Kata “Am” menyangkut keseluruhan secara kebersamaan bersifat Am. Gereja Tuhan terbuka kepada siapa saja sehingga barangsiapa percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka dia masuk kedalam Gereja Am yaitu bagian dari keseluruhan. Kita menjadi anggota keluarga Allah dalam status yang sama dan tidak berbeda. (Efesus 2:18-19).

Gereja masuk kedalam dunia dan terbuka untuk semua orang bagi yang percaya kepada Yesus Kristus dan beriman kepadaNya (Matius 28:19). Hanya satu syarat untuk menjadi anggota Gereja yaitu; menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat dan menerima Baptisan sebagai bukti pengungkapan bahwa saya menerima Dia dalam satu upacara Gerejani. (Matius 28:19, Kisah 2:38-41).

Gereja Am yaitu, satu persekutuan kebersamaan tanpa memandang diskriminasi intelek, kekayaan, pangkat dan perbedaan ras. Menjadi anggota Gereja itu berarti kita menjadi “Am” terbuka dan tidak ekslusivisme untuk kelompok tertentu. Waspada, supaya kita tidak menjadi Gereja yang memagari diri untuk kelompok ekslusif tertentu. Gereja harus Am menjadi milik semua bangsa tanpa diskriminatif. (Roma 10:12Galatia 3:28).

Leave a Reply