(5). Pengajar – Pengajar. Pengajar atau guru adalah panggilan yang berbeda dengan jawatan-jawatan diatas. Mereka diperlengkapi Tuhan dengan kemampuan iluminasi oleh Roh Kudus untuk mengajarkan makna setiap Firman Allah kepada jemaat Tuhan. Firman Allah adalah kumpulan ajaran-ajaran yang hanya dapat dimengerti bila kita melakukan penggalian secara teliti. Para pengajar adalah hamba Tuhan yang diberi karunia oleh Allah untuk menguraikan makna yang terselubung dalam Alkitab. Para pengajar dilengkapi dengan kemampuan khusus oleh Roh Kudus untuk mampu memberi pengertian kepada jemaat tentang sesuatu yang masih belum dipahami. Kemampuan tersebut:
1. Kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu yang masih terselubung dalam Firman Allah. Seorang guru harus melimpah dengan Roh Kudus yang mengiluminasi semua rahasia Firman Allah. Firman Allah yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kelihatannya seperti buku sejarah, puisi ataupun suratan dapat disistimatiskan menjadi ajaran-ajaran tentang Allah dan keselamatan yang menarik. Seorang guru diberikan kemampuan oleh Roh Kudus untuk mengungkapkannya (1 Korintus 2:9-12).
2. Demikian pula seorang guru dilengkapi dengan karunia yang khas untuk mudah memberi pengertian kepada jemaat tentang ajaran Firman Allah. Sehingga Allah melengkapi dia dengan metode menyampaikan dengan praktis, sederhana dan bahasa serta cara penyampaian (metode) yang memudahkan pemindahan pemahaman (transfer).
Gereja juga harus waspada, karena Firman Allah menjelaskan bahwa akan ada juga guru-guru palsu yang akan menyusup untuk mengajarkan pengajaran sesat yang akan membinasakan jemaat. Jawatan guru adalah sangat penting supaya dapat memberi pengajaran sehat bagi kesehatan rohani Gereja Tuhan. Keselamatan Gereja untuk dapat bertahan sampai terakhir juga tergantung bagaimana kebenaran pengajaran yang diajarkan kepada jemaat. Dalam 1 Timotius 4:16, Gereja harus mengawasi semua ajaran yang ada karena itu sangat menentukan keselamatan umat. Iblis sedang menyiapkan guru-guru palsu untuk menyesatkan umat Allah.
Berkhotbah sangat berbeda dengan mengajar karena makna dn tujuannya berbeda. Berkhotbah bertujuan untuk meneguhkan iman jemaat Tuhan, sedang mengajar membawa jemaat pada pengertian yang berakar sehingga jemaat dapat bertumbuh dalam satu pertumbuhan iman yang pasti. Berkhotbah meneguhkan iman dan keyakinan sedangkan mengajar memperdalam pengertian, memperluas wawasan dan berakar kedalam Firman Allah. Betapa pentingnya jawatan guru didalam pertumbuhan rohani Gereja Tuhan.
(6). Diaken atau tua-tua jemaat. Dalam 1 Timotius 3:8-13 disini dicantumkan syarat-syarat untuk menjadi diaken atau tua-tua jemaat dalam Gereja Tuhan. Para diaken sering disamakan dengan pembela sidang atau tua-tua sidang jemaat. Kedudukan mereka tidak dapat disamakan dengan kelima jawatan. Sebab diaken tidak terdapat dalam catatan Efesus 4:11, tetapi mereka semua juga adalah pelayan Injil, kata-kata diaken berasal dari kata Yunani “Diakonos” yang berarti pelayan atau hamba untuk melayani Tuhan.
Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi diaken atau tua-tua sidang hampir sama dengan syarat-syarat untuk gembala jemaat. Berarti bahwa pelayanan diaken adalah penting dalam jemaat Tuhan. Karena para diaken adalah orang-orang yang diangkat untuk membantu pelayanan didalam jemaat. Dikatakan bahwa para diaken mendapat kedudukan yang sangat baik untuk melayani Tuhan didalam jemaat.
Dalam Kisah pasal 6, Gereja mula-mula mengangkat tujuh orang diaken untuk membantu pelayanan dalam sidang jemaat, terutama pelayanan meja. Maksudnya supaya gembala jemaat dapat mempersiapkan waktu secara khusus tanpa terganggu dengan pelayanan lahiriah. Gembala jemaat terpanggil untuk pelayanan rohani demi kepuasan serta kehidupan rohani jemaat Tuhan. Mereka mengangkat tujuh orang diaken atau tua-tua jemaat. Memperhadapkan dengan kebenaran Firman Allah, ternyata sekarang ini telah terjadi penyimpangan makna dan tujuan diaken. Kedudukan diaken masa kini lebih berorientasi kepada pelayanan mimbar. Struktural ini harus dikembalikan sesuai Alkitab. Supaya pelayanan Gereja yang bersifat majemuk kesemuanya dapat berfungsi dan Gereja dapat menemukan pola pelayanan yang tepat sasaran.
Namun cukup menarik dikarenakan maksud pelayanan para diaken untuk pelayanan meja (lahiriah), tetapi ternyata ada dua diantara mereka yang dipanggil untuk menjadi pelayan Injil, yaitu Stefanus dan Filipus (Kisah 6:8, 8:3, 8:4-13).