Angelogi

6. Malaikat maut

Seringkali kita mendengar istilah umum tentang *malaikat maut*. Istilah ini membentuk opini tentang seorang malaikat yang menguasai kematian atau maut itu sendiri. Opini ini menggiring manusia untuk mempunyai gambaran bahwa malaikat ini adalah malaikat khusus yang sangat berkuasa atas hidup atau mati manusia. Opini ini juga menggiring manusia mempunyai gambaran tentang adanya malaikat atau makhluk roh yang dapat menentukan nasib manusia, yakni mencabut nyawa manusia, bahkan menggambarkan bahwa malaikat itulah yang berkuasa mutlak atas dunia orang mati. Memang kearah inilah gambaran yang ada dalam dunia agama penyembahan berhala – polytheisme, baik di Timur maupun di Barat. Penyembahan kepada malaikat atau dewa penguasa maut diadakan secara khusus dalam agama-agama itu. Lihat saja pandangan tersebut dalam agama Mesir, Kanaan, Babylon, India dan Yunani. 

Ternyata Alkitab tidak mengenal konsep malaikat mau itu, memang dalam Ibrani 2:14 disinggung tentang *si iblis yang berkuasa atas maut*, dalam Yohanes 8:44 ditulis bahwa *ia adalah pembunuh manusia sejak semula*, dalam I Yohanes 5:19 ditulis bahwa *seluruh dunia berada dibawah kuasa si jahat*. Tetapi maksudnya bukan untuk menyatakan bahwa si iblis itu berkuasa menentukan kematian seseorang atau berkuasa mutlak atas dunia orang mati. Kejadian 7 mencatat bahwa Allah membinasakan orang-orang berdosa denan air bah. Kejadian 19 mencatat bahwa Allah membinasakan orang-orang di Sodom dan Gomorah. Keluaran 12 mencatat bahwa Allah membunuh semua anak sulung orang Mesir. Ketika orang Israel menaklukan Kanaan, yang mati oleh tangan Allah lebih banyak daripada oleh pedang orang Israel. Jadi, Allah berkuasa atas maut dan maut itu adalah penghukuman Allah atas dosa manusia. 

6.1 Apakah maut itu ?  Maut atau kematian ternyata adalah penghukuman Allah kepada manusia karena mereka melawan perintah atau hukum Allah, Kejadian 3. Dengan berdosanya manusia kepada Allah, manusia akan mengalami tiga macam kematian. Kematian yang pertama adalah kematian rohani (spiritual death), yakni terpisahnya roh manusia dari Allah, Kejadian 2:17. Kematian yang kedua adalah kematian tubuh (physycal death), yakni saat manusia putus nafasnya. Kejadian 5:5, 8, 11; Lukas 16:22-23. Kematian yang ketiga adalah kematian kekal (eternal death). Inilah penghukuman kekal di neraka. Lihat pelajaran tentang dosa (Harmatologi). 

6.2 Apakah alam maut itu ?  Alam maut yang dalam bahasa Ibrani disebut Sheol dan dalam bahasa Grika disebut Hades adalah tempat penyimpanan roh-roh manusia yang mati diluar Tuhan. Mereka disimpan disini menunggu penghakiman kekal dan masuk ke Neraka. Di bagian lain dari Hades, yang disebut jurang maut – Abyss, disimpanlah malaikat-malaikat jahat yang tidak diizinkan Allah berkeliaran di bumi, Lukas 8:31cf; Wahyu 9:1cf. Bahkan si setanpun kelak akan dikurung dalam jurang maut ini selama seribu tahun, Wahyu 20:1cf. 

6.3 Apakah penyebab maut itu ?  Sudah ditegaskan di depan, penyebab mau adalah tindakan manusia melawan hukum Allah. Hal ini perlu ditegaskan untuk mencegah opini yang keliru dimana terdapat kesan bahwa maut itu dibawah kuasa si iblis. 

6.4 Apakah arti pembunuh manusia itu ? Apakah pembunuh manusia berarti penguasa maut ?  Pembunuh artinya orang yang membunuh atau menghilangkan nyawa orang dengan sengaja. Tidak seorangpun berhak mencabut atau menghilangkan nyawa orang lain. Alitab mencatat bahwa hal itu adalah dosa, Kejadian 4:8cf; Keluaran 20:13. Jadi, malaikat apapun ia, tidaklah ia berhak mencabut nyawa orang lain. Memang harus diakui dalam kondisi tertentu, orang-orang yang lebih kuat dapat membunuh atau membantai orang lain. Sejarah mencatat bagaimana kaisar-kaisar Romawi, Mongol banyak membantai manusia. Bahakan di zaman modern ini, Hitler menyuruh membantai lebih dari enam juta orang Yahudi di Eropa. Ditegaskan bahwa setan adalah pembunuh manusia, Yohanes 8:44; 10:10, tetapi tetap ia bukanlah malaikat maut. 

Tetap saja, membunuh manusia tidak berarti ia menguasai mau. Dengan tegas Alkitab mencatat : “Dan janganlah kamu taku kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa, takutlah kepada Dia yang berkuasa membinasakan jiwa maupun tubuh di dalam Neraka”, Matius 10:28. Ternyata Allah-lah yang berkuasa atas maut. Allah memberi hukumNya yang adil yang mengatur segala sesuatu dalam alam ciptaanNya termasuk maut, alam maut dan neraka. 

6.5 Apakah maut dapat dikalahkan ?  Ternyata maut itu adalah penghukuman Allah karena dosa. Penghukuman terhadap malaikat yang berdosa tidak dapat diubah dengan kata lain kepada malaikat tidak ada pengampunan. Penghukuman Allah kepada manusia dapat diubah, dengan kata lain kepada manusia ada pengasihan dan pengampunan dari Allah, Ibrani 2:16cf. 

Allah sendirilah yang harus mengubah penghukumanNya kepada manusia, dari maut atau kematian kepada kehidupan. Untuk itulah Anak Allah, Yesus Kristus datang ke dunia mengalahkan maut, Wahyu 1:17-18. Jadi maut atas manusia dapat dikalahkan. Tuhan Yesus sendiri yang membawa *kehidupan*Nya bagi manusia, Yohanes 10:10; 14:6. Setelah Yesus membalikkan maut, pada gilirannya orang percaya menikmati kemenangan atas maut, I Korintus 15:54-57. 

Jadi, maut tidaklah dikuasai oleh *malaikat* sebagaimana persepsi banyak orang. Maut itu sebenarnya adalah penghukuman Allah atas dosa. Maut itu sendiri dapat dikalahkan sesuai hukum yang Allah berikan. 

7. Batas-batas kekuasaan malaikat. 

Tidak ditulis oleh Alkitab secara terinci apa saja kekuasaan malaikat. Tetapi sebagai perbandingan, kepada Adam, Allah memberi otoritas yang luar biasa terhadap alam dan makhluk hidup lainnya, Kejadian 2. Secara simbolis, malaikat digambarkan melebihi manusia dalam derajatnya, Ibrani 2:7, dalam keperkasaannya, Mazmur 89:6; Matius 28:2, dalam penampilannya Mazmur 104:4; Ibrani 12:18; dalam kemuliannya, Ayub 38;7; Yesaya 12:12-14, dalam otoritasnya, Keluaran 1:18 dan sebagainya. Jadi sudah pasti bahwa kekuasaannya melebihi manusia. 

Tetapi sebagai makhluk ciptaan, dan sebagai hamba, kekuasaan malaikat terbatas. Allah pencipta, sekaligus pember hukum supaya semua ciptaanNya itu hidup harmonis. Semua ciptaan Allah, dari benda-benda material sampai makhluk hidup harus tunduk pada hukum Allah. Bahkan Allah sendiri melangsungkan semua rencana dan karyaNya itu sesuai hukum yang Ia tetapkan sendiri. Sebagai contoh : untuk menyelamatkan manusia, Allah melaksanakannya lewat Yesus Kristus dengan menggenapkan Hukum Taurat. Atau dengan kata lain, harus sesuai dengan hukum yang Allah tetapkan sendiri. Batas-batas kekuasaan malaikat merupakan bagian hukum Allah yang berlaku dalam dunia rohani. Mereka yang melangkahi hukum itu adalah dosa, Yesaya 12:12-14; Yudas 1:6. 

Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rencana dan tujuan yang ditetapkan oleh Allah sendiri, termasuk malaikat itu, dalam keterbatasan kekuasaan malaikat itu nampak nyata prinsip-prinsip keilahianNya, yakni : Pertama, hanya Allah saja yang tidak terbatas. Kedua, Allah adalah majikan, semua makhluk ciptaanNya adalah hamba, yang harus melaksanakan rencanaNya dan taat pada hukumNya yang kudus dan adil, sesuai dengan sifat Allah itu sendiri. Ketiga, Mereka yang setia kepada hukum Allah, mendapatkan pahala. Mereka yang melanggar hukum Allah pasti mendapatkan hukuman.=END= /YSuwu***GPdIWORLDUS @2003-2005.(Dari buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Majelis Pusat GPdI dan diperbanyak oleh Departemen Literatur dan Media Massa).

Leave a Reply