Angelogi

Sesuatu dapat dikatakan kehendak bebas bila dalam pengekspresian kebebasan itu terdapat pilihan lain atau alternatif. Bagi malaikat-malaikat terdapat dua pilihan yakni : patuh dengan sepenuh hati terhadap perintah dan hukum Allah atau mengikuti kehendak sendiri. Yang maksudnya adalah menjadikan Allah sebagai Raja atau menjadikan diri sendiri sebagai raja. 

Yehezkiel 28:12-19 dengan jelas menggambarkan betapa Lucifer memilih untuk menjadikan dirinya sendiri raja. Dalam Yesaya 14:12-14 sebanyak lima kali kali ia menyatakan kehendak pribadinya sendiri. II Petrus 1:4; Yudas 1:6, dengan tegas mencatat bahwa malaikat-malaikat yang berdosa itu, dengan penuh kesadaran memilih melanggar batas-batas kekuasaan mereka daripada taat pada aturan atau hukum Allah. 

Bila dibandingkan dengan kebebasan memilih yang diberikan kepada Adam, maka akan nampak seperti ini. Kepada Adam diberi keleluasaan yang begitu besar untuk menikmati fasilitas yang Allah ciptakan baginya. Hanya ada satu pembatasan kecil, yakni jangan makan buah pengetahuan baik dan jahat itu, Kejadian 2. Nampaknya hal itu juga yang terjadi dalam dunia malaikat. Keleluasaan yang begitu besar dalam menikmati fasilitas yang diberikan Allah, Yehezkiel 28:12-15a, nampaknya dirasakan kurang cukup, sehingga akhirnya aturan atau hukum Allah yang nampaknya kecil itu dilawan, Yudas 1:6. Tindakan malaikat-malaikat melawan hukum Allah datang dari keputusan pribadi-pribadi yang memiliki kehendak bebas – free will. 

Sebagai pribadi yang dianugerahi kehendak bebas, masing-masing malaikat harus bertanggung-jawab kepada Allah.  Konsekuensi dari kebebasan untuk memilih sesuai dengan kemauan sendiri, adalah pertanggung-jawaban dari si pemilik kehendak bebas itu. Pertanggung-jawaban adalah suatu kondisi atau hasil akhir dari suatu proses tindakan yang dibawa ke hadapan sidang penuntutan. Untuk manusia, kehendak bebas dan pertanggung-jawaban itu erat kaitannya dengan kedewasaan, Ulangan 1:39cf. Bagi malaikat, istilah kedewasaan tidak dibutuhkan, karena roh-roh ciptaan itu telah diciptakan dalam keadaan sempurna. Bandingkan dengan penciptaan Adam.  Dengan tegas II Petrus 2:4 dan Yudas 1:6 menulis bahwa para malaikat yang berdosa itu “. . . disimpan sampai pada hari penghakiman . . .” Ketika Yesus bertemu dengan dua orang yang dirasuki roh-roh jahat, terjadilah dialog antara Yesus dan roh-roh jahat itu. Inilah ucapan roh-roh jahat itu : “Apa urusanMu dengan kami hai Anak Allah? Adakah Engkau menyiksa kami sebelum waktunya?”, Matius 8:29. Jadi para malaikat yang telah jatuh itu tahu bahwa mereka harus mempertanggung-jawabkan perbuatan mereka, yang melanggar hukum Tuhan itu, berdasarkan kehendak bebas mereka pada hari penghakiman, Matius 5:7; Lukas 8:28, 31; II Petrus 2:4; Wahyu 12:12. Disanalah mereka harus bertanggung-jawab kepada Allah yang menganugerahi mereka kehendak bebas itu. Rupanya dalam konteks inilah kelak orang percaya akan turut menghakimi malaikat-malaikat itu, I Korintus 6:3. 

2. Status Malaikat. Status artinya suatu keadaan kedudukan dari suatu pribadi. Jelas malaikat mempunyai status atau posisi di Surga. Walaupun tidak secara eksklusif, tetapi Alkitab mengisyaratkan adanya strata dalam dunia malaikat itu, Kolose 1:16; Roma 8:38. Tetapi yang dimaksud dengan status itu bukanlah strata dalam dunia malaikat, melainkan kedudukan atau posisi mereka sebagai makhluk ciptaan dihadapan Allah. 

Malaikat adalah roh ciptaan yang pertama-tama menghuni Surga.  Allahlah yang menciptakan Surga, Kejadian 1:1; Yohanes 1:1-3. Ia pulalah yang menciptakan makhluk-makhluk penghuni Surga. Makhluk-makhuk itu adalah para malaikat yang tidak terbilang jumlahnya, Ayub 38:7; Wahyu 5:11. Merekalah penghuni Surga yang pertama-tama. Kelak orang percaya akan turut menjadi pewaris Surga sesudah para malaikat. 

Status malaikat itu tetap, tidak pernah berubah.  Walaupun malaikat diberi gelas anak-anak Allah dalam Ayub 1:6; 38:7, akan tetapi gelar itu harus dilihat dalam konteks kata Bapa untuk Allah. Bukan hanya para malaikat yang disebut anak-anak Allah. Adampun disebut juga anak Allah. Status mereka yang sebenarnya adalah roh-roh yang melayani, Mazmur 103:21; Ibrani 1:13-14. Status itu tidak berubah sepanjang masa. 

Leave a Reply