The Heavenly Sanhedrin adalah merupakan tradisi bangsa Yahudi. Menurut itu, “Tuhan” dikaitkan dengan “dua belas penghulu malaikat” dan “tujuh puluh” malaikat dalam mahkamah ilahi itu. Tujuh puluh malaikat itu adalah pemimpin dari tujuh puluh bangsa waktu manusia terserak sesudah menara Babel. Tradisi itu menunjuk pada analogi Alkitab tentang Yakub denan kedua belas anaknya, dan menjadi tujuh puluh orang keturunannya ketika tiba di Mesir. Di Elim ada dua belas mata air dan tujuh puluh pokok kurma. Musa mendirikan dua belas tugu batu dan bersamanya ada tujuh puluh tua-tua Israel. Masih ada lagi beberapa analogi, yang mungkin masih erat dengan alasan pemilihan tujuh puluh tua-tua terkemuka untuk membentuk Sanhedrin bagi orang Yahudi.
Nampaknya struktur The Heavenly Sanhedrin itu kurang tepat dengan prinsip Alkitab, karena: Pertama, orang Yahudi tidak mengenal Trinitas Ilahi. Bila Yakub, dua belas anak dan tujuh puluh turunan dijadikan patokan dimanakah posisi Abraham dan Ishak ? Kedua, setinggi-tingginya posisi malaikat, ia tidak akan menjadi hakim. Ketiga, Alkitab menceritakan tentang adanya kherubim dan seraphim yang amat “dekat” dengan tahta Allah. Dimanakah tempat mereka seandainya The Heavenly Sanhedrin itu ada ? Keempat, betapapun tingginya malaikat itu, mereka tidak dapat disamakan dengan Allah, ingat Yesaya 14 dan Yehezkiel 28. Pandangan tentang adanya “Heavenly Sanhedrin” itu lebih banyak bersifat spekulatif.
Penafsiran yang bersifat kurang spekulatif adalah adanya strata dalam dunia malaikat itu sendiri. Memang tidak sama dengan kerajaan kegelapan yang strukturnya jelas dalam Efesus 2:2 dan Efesus 6:14. Dalam dunia malaikat struktur itu tidak begitu jelas, bahkan masih ada kherubim dan seraphim yang sulit ditempatkan dalam struktur tersebut.
7.1 Penghulu malaikat. Archangel (Inggris) – Arckhaggelos (Grika) hanya dua kali disebut dalam Alkitab, yakni dalam 1 Tesalonika 4:16 dan Yudas 1:9. Dengan tegas Yudas 1:9 menulis bahwa Michael adalah “penghulu malaikat”, yang artinya pemimpin dari sejumlah malaikat.
Ada ahli Alkitab yang berpendapat, hanya Michael lah yang “penghulu malaikat”, Yudas 1:9, Wahyu 12:7. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Lucifer, yang kemudian menjadi setan atau iblis itu, sebenarnya adalah penghulu malaikat yang lebih besar dari pada Michael. Yudas 1:9 dengan tegas mengatakan bahwa, “tetapi penghulu malaikat, Michael . . ., tidak berarti menghakimi iblis . . .”
Ada suatu pandangan tradisional yang berpendapat bahwa penghulu malaikat ada tiga, yakni: Lucifer, Yesaya 14:12; Michael dan Gabriel, Daniel 8:16; 9:21. Bahkan ada yang berpandangan bahwa ketiga malaikat besar tersebut dikaitkan dengan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, dalam tugas kepelayanan mereka, tetapi, nampaknya Alkitab memberi informasi yang lain, sehingga pandangan tersebut harus ditinjau kembali. Wahyu 9:11cf mencatat bahwa roh-roh atau malaikat-malaikat jahat dipenjara di “abyss” atau “jurang maut” itu, diperintah oleh raja mereka yang bernama “Abadon” (Ibrani) atau “Apolion” (Grika). Jadi nampaknya ada penghulu malaikat lain selain ketiga malaikat tadi. Nampaknya “empat malaikat yang terikat dekat sungai Efrat itu”, Wahyu 9:14cf, juga harus dipertimbangkan sebagai penghulu “malaikat”, karena berkaitan langsung dengan peristiwa besar yang terjadi bagi umat manusia, ingat bahwa, setiap penampakkan penghulu malaikat dalam Alkitab itu berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa besar bagi kehidupan manusia.