6.2. Perbedaan.
Perbedaan keduanya juga harus dengan teliti disimak walaupun lebih mudah ditemukan daripada persamaan. Untuk mencari perbedaannya kita harus paham tentang antropologi dan juga tentang hasil keselamatan bagi orang percaya.
a. Manusia adalah makhluk dunia dengan tubuh alami, Kejadian 2:7; 1 Korintus 15:44, 47. Malaikat adalah makhluk sorga dengan tubuh rohani.
b. Manusia mempunyai tubuh alami yang hidup oleh roh dalam kehidupan biologis, Kejadian 1:27. Tubuh alami manusia ia dapat mati, Kejadian 2:17 ataupun binasa, Kejadian 3:19. Malaikat mempunyai tubuh rohani yang hidup oleh roh dan tubuh rohani itu tidak dapat mati.
c. Manusia mempunyai tubuh alami yang mengalami pertumbuhan dan kemerosotan, Kejadian 1:28; II Korintus 4:16. Malaikat mempunyai tubuh rohani yang kekal.
d. Dalam tubuh alami itu, manusia dapat kawin dan mendapatkan keturunan. Dalam tubuh rohani itu malaikat tidak dapat kawin dan mendapat keturunan, Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 20:34-36.
e. Manusia adalah makhluk mulia pada awal penciptaannya. Malaikat lebih mulia dari penciptaan awal manusia.
f. Manusia dicipta serupa dengan gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26-27. Tidak di- deskripsikan apa-apa tentang malaikat.
g. Dosa pada manusia diwariskan lewat keturunan, Roma 5:12. Dosa pada malaikat sifatnya individual, sebab malaikat tidak berketurunan.
h. Bagi manusia ada pengampunan setelah ia berdosa, Kejadian 3:15. Bagi malaikat tidak ada pengampunan sesudah ia berdosa.
i. Dalam proses keselamatan setelah mendapatkan pengampunan dosa, bagi manusia ada kelahiran baru. Sedangkan untuk malaikat hal tersebut tidak ada.
j. Bagi manusia kelak status dan kemuliaannya akan berubah lebih tinggi atau lebih mulia, karena ia menjadi “pengantin” Yesus Kristus. Status dan kemuliaan malaikat tetap sama, tidak ada perubahan.
7. Susunan organisasi malaikat. Sudah jelas Alkitab menunjuk tentang adanya strata kedudukan atau kekuasaan di kalangan malaikat, yaitu dengan adanya istilah “penghulu malaikat”, 1 Tesalonika 4:16; Yudas 1:9 atau istilah-istilah “singgasana”, kerajaan, pemerintah, penguasa, Kolose 1:16, hal ini didasarkan pada sifat penciptaan Allah itu sendiri yang teratur dan berjenjang. Ada lagi fakta lain dalam Alkitab, yakni para malaikat dapat “nampak” bersama-sama dengan Allah seperti mimpi Yakub, Kejadian 28:21cf dan Yohanes 1:51. Ataupun penampakan rombongan malaikat saja, Lukas 2:13. Juga Alkitab mencatat bahwa setan dan kerajaan kegelapannya juga memiliki suatu strata yang teratur, Efesus 2:2; 6:12. Kenyataan inilah yang selalu mendorong berbagai macam tafsiran tentang strata organisasi malaikat ini.
Ketidak jelasan susunan organisasi malaikat dalam Alkitab dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip dalam Alkitab itu sendiri, yakni: Pertama, bahwa malaikat itu hanyalah pesuruh Allah. Pusat pemberitaan Alkitab adalah pernyataan tentang Allah dan obyek utamanya adalah manusia itu sendiri. Karena bertugas sebagai hamba maka fakta tentang malaikat hanya dideskripsikan secaragaris besarnya saja. Bukankah ketika Yesus digambarkan sebagai “hamba” oleh injil Markus, maka untuk seorang hamba, silsilah menjadi tidak penting. Kedua, bukankah nanti orang percaya akan lebih tinggi derajatnya dari malaikat. Itulah sebabnya dalam Alkitab tidak dideskripsikan dengan jelas susunan organisasi malaikat.
Walaupun tidak cukup penting bagi keselamatan manusia, tapi karena Allah mencipta segala sesuatu secara teratur, maka isyarat Alkitab tentang adanya strata dalam dunia malaikat memancing niat para ahli Alkitab untuk membuktikannya. Terdapat dua kelompok besar tafsiran tentang strata dunia malaikat, yaitu, pertama: strata malaikat dikaitkan dengan apa yang disebut sebagai “The Heavenly Sanhedrin” – “Mahkamah Ilahi”. Kedua strata yang khusus hanya ada dalam dunia malaikat.