Tahun 1990 – 2000

Pada Tahun 1991-1995, Mubes ke 27 diadakan di Batu menghasilkan pengurus sebagaiberikut: 

Ketua Umum  : Pdt.A.H.Mandey -Jakarta

Ketua I  : Pdt.E.N.Soriton -Jember

Ketua II  : Pdt.M.F.da Costa -U Pandang

Tahun 1980 – 1990

Sekolah Tinggi Teologia (STT) El Shaddai didirikan pada tahun 1984 dengan nama Institut Dan Seminary Tinggi Theologia Indonesia (ISTTI) yang dipelopori oleh Pdt.prof.Dr.Nicky J.Sumual, yang memiliki visi jauh kedepan bagi kemajuan dan perkembangan pekerjaan Tuhan. Ia yang dikenal tegar karena dimotori, digerakkan oleh Firman Allah bahwa pekerjaan Tuhan membutuhkan gembala, pemimpin yang penuh Roh Allah dan juga berpengetahuan (Yeremia 3:15).

Tahun 1970 – 1980

Tanggal 8 Agustus 1970, dengan meninggalnya Pendeta E. Lesnussa maka terjadi perubahan susunan Pengurus Pusat sebagai berikut : 

Ketua : Pdt.L.A.Pandelaki – Manado

Wakil Ketua : Pdt.W.H.Bolang – Jakarta

Sekjen : Pdt.A.H.Mandey – Jakarta

Bendahara : Pdt.H.Kristianto -Jakarta

Komisaris I : Pdt.J.M.P.Batubara -Surabaya

Komisaris II : Pdt.B.Manoah -Surabaya

Penasehat : Pdt.R.Gideon Sutrisno -Yogyakarta 

Tahun 1960 – 1970

Tahun 1961 – 1965. Musyawarah Nasional ke 19 di Bandung menghasilkan susunan Pengurus Pusat sebagai berikut:

Ketua: Pdt.E.Lesnussa

Wakil Ketua : Pdt.R.M.Soeprapto

Sekjen: Pdt.S.I.P.Lumoindong

Bendahara: Pdt.Kwee Hok To

Komisaris I: Pdt.W.W.Kastanya

Komisaris II: Pdt.L.A.Pandelaki

Komisaris III: Pdt.The Kiem Koei 

Tahun 1950 – 1960

Tahun 1950. Pdt.Ho Liong Seng (DR.H.L Senduk) memisahkan diri dan mendirikan Gereja Bethel Indonesia.

Tahun 1951 Rev.W.H.Offiler datang ke Indonesia bersama Br dan Zr.D.G.Peterson mereka juga mengunjungi Langowan. Setelah itu Br dan Zr.D.G.Peterson tetap tinggal di Langowan untuk membantu Pdt.S.J.Sito mengajar di Sekolah Alkitab.  

Tahun 1940- 1950

Pada tahun 1941, Pdt.D.Sinaga keluar dari ‘de Pinksterkerk in Nederlandch Indie’ dan mendirikan Gereja Pantekosta Sumatera Utara.

Tahun 1942 – 1947. Dengan pecahnya Perang Dunia ke II, dan sesudah perang dunia II, pimpinan GPdI adalah Pdt.H.N.Runkat menggantikan Rev.Van Gessel karena gerakan nasionalisme. Pimpinan organisasi tersebut kemudian diserahkan kepada putera-putera Indonesia dan disebut Badan Pengoeroes Oemoem (B.P.O) dengan susunan personalia sebagai berikut :

Tahun 1930 – 1940

Pada tahun 1931, dari jalan Góndomanan dan jalan Yudonegaran, Yogyakarta, pendeta Abkoede dibantu Pdt.Jóhan Van Der Lip dan adiknya Pdt.Piet Van Der Lip, dengan memakai nama ‘De Pinkster Gemeente’ mereka pindah ke Ngadiwinatan dan empat tahun kemudian pindah ke Poncowinatan dilayani oleh Pdt.Theunis Andriesse. Ternyata di tempat baru itu mereka hanya bertahan beberapa bulan dan kemudian dipindah lagi ke Ronodigdayan menempati rumah kecil yang sangat sederhana.  

Tahun 1920 – 1930

Pada tanggal 4 Januari 1921, empat orang mantan perwira Bala Keselamatan, yaitu Richard Dick, Christine Van Klaverans dan Cornelius Groesbeck beserta putri-putri mereka Jennie (12,5 tahun) dan Corie Groesbeek (6 tahun), warga negara Amerika keturunan Belanda ini berangkat dari Seattle ke Indonesia dengan kapal laut Suamaru ke Yokohama, Osaka, singgah di China, lalu ke Pulau Jawa.