1974. GPdI Tugu Diponegoro, Yogyakarta
Gereja Pantekosta di Yogyakarta mulai diperkenalkan oleh Pdt. S.I.P. Lumoindong dengan membuka kebaktian pertama pada tahun 1928 di Jalan gupasan (Jalan Bhayangkara).
Antara tahun 1928–1930 pindah ke Jalan Gondomanan (Jalan Brigjen Katamso), dan Jalan Yudonegaran dipimpin oleh Pdt. Abkaude dibantu Pdt. Johan Vander Lip dan adiknya Pdt. Piet Vander Lip.
Pada tahun 1931 dengan nama De Pinkster Gemeente pindah lagi ke Jalan Ngadiwinatan.
Pada tahun 1935 pindah lagi ke Jalan Poncowinatan dipimpin oleh Pdt. Theunis Andriese, ini hanya bertahan beberapa bulan dan pindah lagi ke Jalan Ronodigdayan menempati rumah kecil yang sangat sederhana.
Melihat keadaan yang menyedihkan ini, seorang ibu anggota gereja benama Ny. Smith yang suaminya bekerja sebagai pegawai tinggi di N.I.S. (sekarang PT. KAI) membuka sendiri kebaktian De Pinkster Gemeente di Jalan Sindunegaran Bumijo.
Pada tanggal 20 Agustus 1935 seorang tokoh pengusaha bus bernama Go Djoen Bok mengusahakan sebuah rumah yang lebih baik dan strategis di Jalan Toegoe Koelon (Jalan P. Diponegoro) no. 28 hingga sekarang dipakai sebagai tempat ibadah Gereja Pantekosta. De Pinkster Gemeente Jalan Ronodigdayan karena kenangan sangat memprihatinkan lalu dipindah ke Jalan Bausasran Kidul dipimpin oleh Pdt. Christ Van Tiel.
Antara tahun 1935–1936 dibuka lagi 2 gereja, yaitu Pinkster Vrengd di Jalan Ngupasan dipimpin oleh Pdt. Johan Vander Lip dan Pinksterzending di Jalan Sosrowijayan dipimpin oleh Pdt. Piet Vander Lip.
Pinkster Gemeente di Jalan Bausasran Kidul semakin berkembang, hingga pada tahun 1937 tidak lagi bisa menampung jemaat, lalu pindah ke Jalan Lempuyangan Wangi (Jalan Hayam Wuruk) no. 15 (sekarang Gedung Agape). Pdt. Christ Van Tiel didampingi oleh 5 pembantu pendeta yaitu antara lain The Kiem Koei (R. Gideon Sutrisno).