Pada tahun 1973 Pdt. H. B. Tambuwun kembali melayani di Sumatera Utara setelah tamat dari Sekolah Alkitab Beiji Batu Malang tahun 1971-1972, yang sempat sebelumnya praktek di Bali dan Kalimantan Selatan.
Tahun 1973, Pdt. Charles Simamora menyerahkan salah satu cabang di GPdI Jl. S. Parman yang digembalakan oleh Ibu Pdt. R. N. Wakkary – Sorongan kepada Pdt. H. B. Tambuwun. Dan sejak dalam penggembalaan Pdt. H. B. Tambuwun, jemaat terdiri dari 3 keluarga dan 1 pemudi. Tahun 1976 Pdt. H. B. Tambuwun pulang ke kampung halaman Sulawesi Utara, pada tanggal 28 Agustus 1978 menikah dengan seorang pemudi asal jemaat GPdI El-Shaddai Sario, dan waktu itu sedang berpraktek di Gereja Pantekosta Pusat Samratulangi – Manado Sulawesi Utara, yaitu Pdp. Selvie. W. Mumu.
Pada bulan september 1976 bertolak ke Sumatera untuk pelayanan. Tahun 1976 bulan oktober menyewa tempat ibadah di Gang Ganefo No. 2 Padang Bulan Medan, yang sebelumnya beribadah di rumah Ibu Sinulingga di Gg. Keluarga Titi Rante dengan nama Jemaat GPdI Pattimura Padang Bulan, sesuai nama jalannya.
Tahun 1977-1978 Ibu Pdt. H. B. Tambuwun lewat proses ujian pelayanan, sakit parah. Perkembangan jemaat mulai bertambah dengan anak-anak sekolah minggu + 100 orang, Kaum Muda 15 orang, dewasa 10 orang. Tanggal 27 Februari 1979 melahirkan seorang anak pertama laki-laki dan hanya 1 hari dipanggil Tuhan ke surga. 8 Maret 1980, melahirkan seorang anak kedua perempuan dan sekaligus dalam waktu yang sama pindah sewa rumah yang lebih besar di Gang Saroha No. 2 Padang Bulan Medan, karena jemaat makin bertambah. Anak sekolah minggu + 100 dan kaum muda + 60 orang/ aktif, dan dewasa + 50 orang. Tanggal 10 September 1983 lahir anak laki-laki dan sekaligus Tuhan memberi sebidang tanah di Pasar V Gg Danau Toba Padang Bulan dan inilah cikal bakal Gereja sekarang, dan mulai membangun dengan Gereja ukuran 8 x 16 m dengan tanah 10 x 33,5 m.
Tahun 1989 membeli sebidang tanah disamping gereja dengan ukuran ukuran 6 x 33,5 m.
Tanggal 27 Februari 1991, melahirkan seorang anak keempat, perempuan.
Tahun 1991 Pdt. H. B. Tambuwun mengalami kecelakaan kendaraan di Surabaya dalam rangka mengikuti Musyawarah Besar GPdI. Tangan hampir diamputasi, dan Puji Tuhan tangan Tuhan telah campur tangan, dan pada akhirnya tidak mengalami amputasi dan tangan kembali seperti semula.