V. KETIDAKSALAHAN KITAB SUCI
A. Ketidaksalahan ( Inerrancy ). Ketidaksalahan dalam Kitab Suci berarti bahwa dalam penulisannya yang asli, Alkitab tak berisi yang salah. Dalam bahasa aslinya waktu Alkitab itu ditulis, secara mutlak tidak mungkin salah ( infallible ) – tanpa salah apapun. Inilah posisi semua pengakuan Gereja-gereja evangelikal selama ini.
B. Kesaksian atas Ketidaksalahan.
1. Dari manakah doktrin ketidaksalahan itu berasal?
a. Dari para penulis Perjanjian Lama.
Para penulis Perjanjian Lama sangat jelas menyatakan bahwa mereka mengatakan firman Allah. Mereka mengatakan 3.808 kali mengenai penyampaian Firman Allah itu saja. Musa berkata: “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya…” ( Ulangan 4:2 ).
Pemazmur mengatakan, “Taurat Tuhan itu sempurna… Peraturan Tuhan itu teguh…” ( Mazmur 19:6 ). Samuel berkata, “Roh Tuhan berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku.” ( 2 Samuel 23:2 ). Yeremia berkata, “Dan apapun yang kuperintahkan kepadamu haruslah kau sampaikan… Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu.” ( Yeremia 1:7,9 ). Hamba-hamba Allah ini bersaksi bahwa mereka mengatakan Firman Allah, jadi Perjanjian Lama menyaksikan tentang ketidaksalahan Alkitab.
b. Dari para penulis Perjanjian Baru.
1) Dalam Injil ada tertulis, “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi.” ( Matius 1:22 )
2) Dalam Surat-suratan. Penulis Ibrani menganggap Firman Allah hidup dan kuat yang dapat memisahkan jiwa dan roh, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. ( Ibrani 4:12 ). Yohanes menegaskan dalam Wahyu, Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab ini. ( Wahyu 22:18,19 )
c. Yesus Kristus
Yesus Kristus sendiri bersaksi mengenai Kitab Suci. Kristus mengukuhkan keseluruhan Perjanjian Lama. Ia tidak mengungkapkan adanya kesalahan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Mengenai hukum Taurat Ia mengatakan, “Karena Aku berkata kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” ( Matius 5:18 ). Ia juga mengatakan, “Inilah perkataan-Ku, yang telah kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-nabi dan Kitab Mazmur ( Lukas 22:44 ).
Yesus juga menunjuk pada orang-orang dan peristiwa di Perjanjian Lama, dan dengan demikian bersaksi mengenai keaslian dan otoritas Perjanjian Lama. Yesus mengesahkan persetujuan-Nya atas peristiwa-peristiwa dan mujizat Perjanjian Lama yang justru dikritik secara tajam oleh para pengeritik. Contoh-contoh yang diberikan:
– Penciptaan dan Perkawinan – Matius 19:5
– Air Bah dan Bahtera Nuh – Lukas 17:26,27
– Penghancuran Sodom dan Gomora – Lukas 17:28,29
2. Alkitab adalah wahyu kebenaran yang unik.
Alkitab adalah wahyu kebenaran yang tentang itu manusia tak pernah dapat mengetahuinya bila terpisah dari apa yang dikatakannya. Alkitab tak terbatas karena mengungkap kebenaran mengenai Allah yang Maha Besar, kekudusan yang tak terhingga, dosa dan penebusan yang tak terbatas.
Yang unik juga adalah Yesus Kristus. Tetapi apakah yang kita ketahui tentang Yesus Kristus bila tidak dikatakan dalam Alkitab? Keseluruhan informasi tentang Yesus Kristus ada di Alkitab. Namun bila manusia tidak dapat mempercayai Alkitab, bagaimana ia yakin bahwa informasi tentang Yesus benar?
3. Alkitab adalah wahyu yang tak berubah.
Buku-buku teks ilmu Pengetahuan dapat menjadi basi atau ketinggalan zaman hanya dalam waktu yang tidak lama. Tetapi Alkitab tak dapat diganti atau diubah setelah ribuan tahun ditulis. Walaupun Alkitab bukan buku teks ilmu pengetahuan, tetapi belum ada yang dapat membuktikan kalau Alkitab salah dilihat dari fakta ilmiah.
4. Alkitab benar secara moral dan rohani.
Yang sangat penting adalah bahwa Alkitab benar secara moral dan rohani. Ketepatan Alkitab adalah terutama dalam bidang moral dan rohani. Walaupun pembelaan secara intelektual atas Alkitab ada tempatnya, namun di atas semuanya adalah argumentasi dari nilai praktisnya. Dan ternyata Alkitab telah berperan. Alkitab telah mempengaruhi kebudayaan, mengubah hidup, membawa terang inspirasi dan kesenangan kepada jutaan manusia. Dan peran Alkitab berjalan, terus. Ini sesuai pernyataan Alkitab, “Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami berikan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -dan memang sungguh-sungguh demikian- sebagai firman Allah.” ( 1 Tesalonika 2:13 ).