(a) Pikiran yang meliputi pemikiran, imajinasi, pemahaman, ingatan, akal dan intelek. Hati dan pikiran dihubungkan di dalam Firman Allah. “Sebagaimana manusia berpikir di dalam hatinya , demikianlah ia” (Amsal 23:7 AV). Dari hatilah pikiran itu muncul (Markus 7:21).
(b) Kemauan adalah kemampuan untuk memilih dan membuat keputusan. Hati dan kemauan juga dihubungkan di dalam Firman Allah (Keluaran 35:29 Inggris AV- willing heart – hati yang mau).
(c) Emosi yang meliputi perasaan, yang baik atau buruk. Emosi sukacita (Yesaya 65:14), gembira (Kisah 2:46), sedih (Amsal 25:20), susah (Mazmur 14:1), kemarahan (Amsal 23:7) dan ketakutan (Yeremia 32:40) semua berpusat di dalam jiwa.
c. Tubuh. Tubuh meliputi indera atau bagian manusia yang sadar dunia, yang sanggup mengetahui dan menerima hal-hal yang dari luar di sekitarnya. Firman Allah menjelaskan mengenai tubuh manusia:
(1) Tubuh manusia adalah rumah, kemah (2 Korintus 5:1). Sebagaimana rumah didirikan untuk didiami, demikian pula tubuh manusia dibuat untuk didiami Roh Allah. Pada waktu kematian, tenda itu dibongkar, dan pada waktu itu roh dan jiwa meninggalkannya.
(2) Tubuh manusia adalah bait (Yohanes 2:21; 1 Korintus 3:16; 6:19).
Tubuh orang percaya menjadi tempat kediaman Allah oleh Roh Kudus. Kita harus menjaga agar bait itu tetap bersih, murni dan kudus untuk tempat kediamanNya (1 Korintus 6:20; Roma 12:1; Ibrani 10:22).
(3) Tubuh manusia itu duniawi (1 Korintus 15:47; Mazmur 103:14). Tubuh manusia mempunyai unsur-unsur yang sama dengan yang dalam debu. Keseluruhan zatnya datang dari bumi dan semua yang termasuk di dalamnya.
(4) Tubuh manusia adalah hina (Filipi 3:21; Ayub 19:25-27). Dosa telah menundukkan manusia kepada kesakitan, kebusukan, kematian. Pada waktunya nanti Allah akan menebus tubuh orang percaya dari semua kebusukan dan kematian dan membuatnya menjadi tubuh kemuliaan seperti tubuh Kristus yang dimuliakan (Filipi 3:21; 1 Tesalonika 4:15-18; 1 Korintus 15:51-57; 2 Korintus 5:1-5).
III. Maksud Allah Untuk Manusia. Allah mempunyai maksud dalam penciptaan manusia. Kita berkenan kepada Allah bila mengetahui maksud pada manusia ciptaanNya, yang meliputi : (1) Hubungan, (2) Watak, (3) Fungsi, (4) Reproduksi.
1. Hubungan. Alasan pertama Allah menciptakan manusia adalah dengan maksud supaya ada hubungan persekutuan dengan Allah. Allah berkenan bahwa ada anak-anakNya yang mempunyai hubungan persekutuan denganNya. Alkitab menyaksikan bahwa sesudah Allah menciptakan manusia, ada saatnya Allah datang untuk bersama-sama dan bersekutu dengan manusia. “Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan di taman itu pada waktu hari sejuk . . .” (Kejadian 3:8). Tetapi dosa membuat Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah. Dosa menghalangi hubungan manusia dengan Allah. “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:2). Tetapi Yesus Kristus telah menebus dosa semua manusia, dan siapa yang percaya kepadaNya diampuni dan Allah datang dan berdiam diri di dalam dia. “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu” (2 Korintus 6:16).
2. Watak. Alasan kedua Allah menciptakan manusia adalah supaya manusia menghasilkan sifat dasar dan watak sesuai teladan Allah. Ia berkenan manusia sesuai maksudNya, yaitu yang sesuai dengan gambar dan rupa Allah. (Kejadian 1:26). Watak adalah diantara apa yang dimaksud dengan “gambar” (Inggris = image) itu. Allah menghendaki manusia mengambil bagian dalam sifat IlahiNya (2 Petrus 1:4-7), untuk menjadi sama dengan gambar AnakNya (Roma 8:28, 29). Kerusakan watak karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, dapat diubah, diperbaiki dan direstorasi setelah kejadian baru, menuju kepada kesempurnaan watak seperti sifat Allah sendiri.
3. Fungsi. Alasan ketiga Allah menciptakan manusia adalah supaya ada seseorang dengan siapa Ia dapat bersama-sama di dalam fungsiNya memerintah alam semesta. Ia berkenan supaya manusia melakukan fungsi, yaitu bersama-sama dengan Dia di dalam pemerintahanNya. Manusia pertama telah kalah terhadap iblis, tetapi melalui Kristus manusia telah lahir baru dan dikuasai Roh Kudus dapat mengalahkan iblis bersama Allah. Inilah fungsi manusia baru yang dikehendaki Tuhan.
4. Berproduksi. Manusia yang menerima Yesus Kristus menjadi anak-anakNya (Yohanes 1:12), menjadi keluarga Allah. Manusia pertama mendapat perintah supaya “Beranakcuculah dan bertambah banyak; Penuhilah bumi dan taklukanlah itu” (Kejadian 1:28). Ini adalah reproduksi secara alamiah. Tetapi selain dari reproduksi alamiah, anak-anak Allah mendapat amanat dalam reproduksi rohani, yaitu melahirkan anak-anak yang baru, yaitu lebih banyak orang percaya yang diselamatkan karena percya pada penebusan oleh Tuhan Yesus. Murid-murid Tuhan Yesus akan “berlipat-ganda” (Kisah 6:1, 7) sampai Ia datang kembali. [END] GPdIWORLDUS @2003-2004.(Dari buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Majelis Pusat GPdI dan diperbanyak oleh Departemen Literatur dan Media Massa).