Anthropologi

Kajian untuk ketiga bagian hidup manusia itu : 

a. Roh. Roh adalah kesadaran akan Allah, yang sanggup mengetahui Allah dan berhubungan dengan Allah. Pada waktu Allah menciptakan manusia, Ia menciptakan roh manusia di dalam dia (Zakharia 12:1). Allah dikatakan sebagai Allah segala roh (Bilangan 16:22; 27:16; Ibrani 12:9). Roh adalah bagian yang kekal dari manusia, bagian yang sanggup menyembah Allah yang adalah Roh (Yohanes 4:24). Roh dikatakan sebagai pelita Tuhan (Amsal 20:27), Ayub 32:8; Pengkotbah 12:7; 3:19-21; 1 Korintus 2:11). Bagian-bagian dari Roh intuisi, kata hati dan persekutuan. 

Pada waktu manusia jatuh dalam dosa, rohnya kehilangan kontak dengan Allah. Hal ini hanya dapat dipulihkan dengan kejadian semula. Di dalam kelahiran baru, roh manusia dilahirkan kembali atau diperbaharui. Apa yang lahir dari Roh adalah roh (Yohanes 3:6). Roh manusia yang percaya, saat dihubungkan dengan Tuhan, menjadi satu dengan Roh Kudus (1 Korintus 6:17).

b. Jiwa. Jiwa adalah kesadaran diri pada manusia, yang sanggup mengetahui diri seseorang. Inilah “nafas” yang dihembuskan Allah ke dalam manusia (Kejadian 2:7). Manusia menerima roh dan jiwanya sebagai yang dihembuskan Allah ke dalam tubuh manusia yang dibuat dari tanah. Nafas kehidupan adalah kehidupan roh dan jiwa. Manusia pertama menjadi mahluk yang hidup (Inggris AV : living soul – jiwa yang hidup), menurut 1 Korintus 15:45. Jiwa adalah pusat atau bagian penghubung manusia, yang menghubungkan roh dengan tubuh, dan bersama-sama dalam tritunggal. Jiwa dapat mempengaruhi roh dan tubuh karena kepusatannya. 

Mengenai asal jiwa ada tiga teori:

Teori Pra-eksistensi: Teori ini menyatakan bahwa semua jiwa telah ada sebelumnya dan kemudian masuk tubuh manusia pada suatu saat sesudah konsepsi. Teori ini tidak mempunyai dasar dalam Firman Allah. 

Teori Ciptaan: Teori ini berpegang bahwa setiap jiwa diciptakan Allah pada suatu saat sesudah konsepsi. Teori ini mengajarkan bahwa manusia hanya menerima tubuh dari orang tua, tetapi menerima jiwa dari Allah. Tetapi ajaran Alkitab dan pengajaran manusia menunjukkan bahwa sifat berdosa dari Adam dan ciri-ciri watak dan persamaan dengan orang tua kelihatan pada anak yang lahir. 

Teori Traducianis: Teori ini berpegang bahwa ras manusia diciptakan “di dalam Adam”, menyangkut jiwa dan tubuh keduanya sebagai hasil reproduksi. Rupanya teori ini yang konsisten dengan Firman Allah. 

Alkitab secara jelas menyatakan bahwa semua ras manusia diwakili “di dalam Adam” dan bahwa waktu ia berdosa dan jatuh, keseluruhan ras manusia jatuh dengannya. Firman Allah dan pengalaman manusia menunjukkan bahwa sifat berdosa dan ciri-ciri watak orang tua ada pada keturunan mereka. Adam sebagai jiwa pertama adalah hasil penciptaan Allah. Karena manusia lain mempunyai orang tua maka semua jiwa ada karena Pencipta dan orang tua. Allah adalah “Bapa semua roh” (Ibrani 12:9), dengan demikian jiwa dan roh datang dari orang tua menurut hukum-hukum reproduksi. Demikianlah pangan yang menyeimbangkan pandangan Teori Penciptaan dan Traducianisme. 

Kreasionisme (aliran penciptaan) memegang pandangan dari Traducianisme bahwa jiwa dilanjutkan dari orang tua, dengan melihat adanya ciri-ciri dan sifat-sifat orang tua pada anak. Allah tidak menciptakan jiwa yang tidak berdosa setiap kali ada konsepsi, dan juga jiwa tidak hidup sebelumnya, tetapi Allah memberikan roh dan anak menerima jiwa dan tubuh dari orang tua melalui hukum-hukum reproduksi manusia. Inilah rupanya penyebab dari keadaan berdosa serta sifat-sifat watak orang tua pada anak (Mazmur 5:7; Yohanes 3:6; Efesus 2:3; Mazmur 139:12-16). 

Leave a Reply