Allah menempatkan di dalam manusia itu kata hati, yang memberi kepadanya kesadaran moral, yang membedakan yang benar dari yang salah. Kata hati berarti “pengetahuan diri dalam hubungan dengan apa yang benar dan yang salah yang diketahui”. Kata hati adalah kemampuan manusia yang tidak dimiliki hewan. Pada waktu manusia diciptakan, ia tidak berdosa, tidak mengetahui dosa. Dalam keadaan benar ini, manusia mempunyai kata hati tetapi belum berfungsi. Tetapi pada saat manusia berdosa, kata hatinya mulai bekerja, dan pikirannya mulai menyalahkan dan membela dia.
Manusia mempunyai intelek yang memampukan manusia membedakan yang benar dan yang salah. Perasaan manusia mendorong dia melakukan sesuatu. Kehendaknya memutuskan supaya ia melakukan sesuatu. Tetapi kata hatinya melibatkan semuanya, intelegensi, perasaan dan kehendaknya, dan inilah hukum moral yang ada pada setiap manusia. Manusia adalah mahluk moral.
Tetapi harus dikatakan bahwa kata hati manusia bukannya tak dapat keliru. Sejak manusia jatuh dalam dosa, pengetahuan manusia tidak dapat menjadi dasar yang sempurna untuk pertimbangan. Kata hati orang berdosa bukan standar moral. Standar moral adalah Firman Allah, yang ditafsirkan oleh Roh Kudus. (Yohanes 8:9; Kisah 24:16; Ibrani 9:14; Roma 2:15; 1 Korintus 8:7; Titus 1:15; 1 Timotius 4:2). Roh Kudus yang membawa kata hati itu bersesuaian dengan Firman Allah (Roma 9:1).
5. Manusia Adalah Mahluk Kasih. Kasih adalah alasan penciptaan manusia. Allah adalah kasih dan manusia ciptaan Allah, bukan hanya sebagai objek kasihNya, tetapi juga subyek yang membalas kasih Allah (1 Yohanes 4:16-19). Manusia sebagai ciptaan Allah yang adalah kasih, harus sanggup memberi respons dengan mengasihi. Manusia sebagai mahluk yang mempunyai intelegensi dan kemauan, mampu memilih untuk mengasihi. Kasih pada manusia yang menyebabkan ia mahluk yang berarti. Manusia adalah makhluk kasih.
6. Manusia Adalah Mahluk Tritunggal. Memang ada dua teori mendasar mengenai keberadaan manusia, yaitu:
1). Teori Dikhotomi. Teori ini berpegang bahwa manusia bersifat dual (rangkap dua) atau biparti (dua pihak) yaitu terdiri dari jiwa- roh (dua istilah yang sama arti dan dapat dipertukarkan) dan tubuh.
2). Teori Trikhotomi. Teori ini berpegang bahwa manusia adalah mahluk triparti (tiga pihak) terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Roh dan jiwa dapat dibedakan tetapi tak dapat dibagi, dan roh dan jiwa itu berumah dalam tubuh fisik. Teori ini rupanya lebih konsisten dengan keseluruhan Alkitab.
Karena Allah adalah Tritunggal dalam keberadaanNya, demikian pula manusia yang diciptakan menurut gambar dan teladanNya, diciptakan sebagai mahluk Tritunggal, yang terdiri dari roh, jiwa dan tubuh (1 Tesalonika 5:23; Ibrani 4:12; Kejadian 2:7; 1 Korintus 2:14; 3:4). Ini adalah ketiga pusat kesadaran dalam kepribadian manusia secara keseluruhan.
Bahasa asli Alkitab menggunakan ketiga istilah ini:
Bahasa Ibrani : Ruach – Roh; Naphesh – Jiwa; Beten – Tubuh.
Bahasa Grika : Pneuma – Roh; Pseuche – Jiwa; Soma – Tubuh.