II. Apakah Manusia ?
1. Manusia Adalah Mahluk Ciptaan. Firman Tuhan membuktikan bahwa manusia adalah mahluk ciptaan (Kejadian 1:26-28; 2:7; Ayub 33:4; Wahyu 4:11; Mazmur 139:14-16; 104;30; 1 Korintus 11:9; Yesaya 45:12).
Berfirmanlah Allah : “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita . .” (Kejadian 1:26). Mengenai kta “menjadikan” ini meliputi kata “menciptakan” dan “membuat” (Kejadian 1:26; 2:1-3). Kata “menciptakan” berarti “menjadikan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada”, sedang “membuat” berarti membentuk, seperti seorang penjunan membuat bejana dari tanah liat. Allah menciptakan manusia yaitu roh dan jiwanya (Zakharia 12:1), tetapi Allah membuat manusia yaitu tubuhnya (Kejadian 2:7). Jadi manusia adalah makhluk ciptaan, yang berhutang untuk kehidupannya kepada Allah yang menciptakan segala sesuatu.
2. Manusia Adalah Mahluk Tergantung. Fakta bahwa manusia adalah ciptaan Allah, mengakibatkan manusia itu sebagai mahluk yang tergantung. Manusia tidak berada dengan sendirinya, tetapi ia tergantung dari Allah. “Sebab itu di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada.” (Kisah 17:28).
3. Manusia Adalah Mahluk Inteligen. Manusia adalah mahluk yang mempunyai akal, inteligensi, imajinasi dan kemampuan untuk mengungkapkan pikirannya dalam bahasa. Manusia jauh lebih tingi dari hewan yang hanya mempunyai instink (Kejadian 2:15; Yesaya 1:18; Matius 16:7; Ayub 35:11; Roma 1:21).
4. Manusia Adalah Mahluk Moral. Manusia diciptakan dengan kehendak bebas, dengan kemampuan untuk memilih. Inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk moral, mahluk yang bertanggung jawab. Manusia tidak diciptakan sebagai robot atau makhluk tanpa kehendak. Allah menciptakan manusia yang sesuai dengan kehendakNya, yaitu mahluk yang berkehendak sendiri.
Mengenai hal ini, memang ada kalangan yang menyangkal adanya kehendak bebas pada manusia. Tetapi Allah mengokohkan mengenai kehendak bebas manusia, dengan meminta kepada manusia supaya memberi respons pada kehendak Allah. Memang harus diakui bahwa kehendak manusia itu dilemahkan oleh dosa, namun kehendak manusia tetap ada. Walaupun kehendak manusia tunduk pada sifat dasarnya yang telah rusak dan hatinya menjadi jahat, tetapi manusia tetap dapat memberi respons kepada pengaruh Roh Kudus. Ayat-ayat ini membuktikan bagaimana Allah meminta respons dan tanggung jawab manusia, Yohanes 7:17; Ibrani 3:7, 8, 15; Yohanes 1:12.