1. Evolusi Ateistis. Penganut Evolusi Ateistis memang teori generasi spontan, yaitu bahwa semua bentuk kehidupan hewan berevolusi dari bentuk kehidupan yang lebih primitif. Secara garis besar teori evolusi berpegang bahwa materi sel berevolusi menjadi bentuk-bentuk kehidupan, menjadi ikan, burung, binatang, monyet dan ahkirnya manusia. Tetapi ini masih sebagai teori yang belum terbukti secara keseluruhan. Kegagalan utama teori ini karena menolak Allah sebagai pencipta, yang adalah sumber semua materi dan kehidupan.
2. Evolusi Teistis. Teori ini juga berpegang bahwa bentuk-bentuk yang lebih tinggi dari kehidupan berevolusi dari bentuk-bentuk yang rendah, namun bentuk-bentuk yang lebih rendah itu diciptakan Allah. Kebenaran teori ini yaitu mengakui Allah sebagai pencipta, namun hanya sebagian yang benar. Tetapi kekeliruan teori ini adalah karena Alkitab mengajarkan bahwa Allah menciptakan spesis dan bukan evolusi. Semua ikan, burung, binatang dan manusia diciptakan dalam aturan untuk memproduksi “menurut jenisnya”, jadi bukan berevolusi ke suatu tingkat yang lebih tinggi. Jadi monyet hanya menghasilkan monyet, tidak pernah monyet menghasilkan manusia.
3. Penciptaan Teistis. Penciptaan Teistis berpegang pada Alkitab bahwa Allah adalah sumber yang menciptakan semua “menurut jenisnya”. Allah menciptakan ikan di laut, burung-burung di udara, binatang-binatang di padang serta semua mahkluk hidup. Makhluk yang terakhir diciptakan adalah manusia, mahkluk yang tertinggi di bumi.
Jadi manusia adalah hasil penciptaan Allah. Manusia adalah makhluk ciptaan yang tertinggi. Semua manusia merupakan satu ras manusia, yang diturunkan dari pasangan manusia pertama di dunia, Adam dan Hawa (Kisah 17:26; Roma 5:12-19; Ibrani 2:16). Semua manusia mempunyai satu darah, yang berbeda dari darah hewan lainnya. Semua manusia diciptakan “di dalam Adam”. Inilah jawaban atas pertanyaan di atas, yaitu mengenai asal-usul manusia. Jawabnya ada di Alkitab : manusia adalah makhluk ciptaan.