Los Angeles
Setelah Pine Street Mission bekerja dalam pemulihan dan kuasa selama delapan tahun, undangan datang pada tahun 1922 untuk Pastor Offiler untuk memberitakan Firman Tuhan di Victoria Home di Los Angeles., dimana Warren Fisher adalah Pastor disana. Pastor Offiler mengikuti pertemuan yang dipimpin oleh Sister Amy McPherson di Angelues Temple. Ketika ia tiba disana, ia dapati bahwa Sister McPherson tidak akan meninggalkan tempat itu. Kemudian sebagai gantinya ia pergi ke Pasadena , dimana ia diminta untuk melayani.
Disana, diceritakan, beberapa penganut kesatuan telah menunjukkan diri untuk mengambil alih. Pastor Offiler sering menjelaskan lebih lanjut bagaimana ia telah menyajikan mengenai ketritunggalan kepada mereka. Ia katakan ia sudah sampaikan pada pemain piano pada pertemuan, “Mainkan kunci C sedang,” dan kemudian ia katakan padanya,”Pertahankan nada itu.” Kemudian ia katakan pada saudara seiman penganut kesatuan,”Itu adalah yang saudara sedang lakukan.” Kemudian ia katakan kepada pemain piano,”Sekarang mainkan irama: tiga nada bersamaan.” Dan ia katakan,”itulah yang saudara perlukan.”
Ketika ia sedang berada di Los Angeles, ia berpuasa dan berdoa selama tiga hari tiga malam, tidak makan dan minum. Setelah ia kembali dari pertemuan suatu malam, ia pergi kekamarnya dan berlutut. Tiba-tiba ia mendapat penglihatan seorang wanita terbaring di meja operasi. Ia berpikir,”Oh, isteriku!” Ia sedang dalam keadan tubuh yang lemah, dan ia beranggapan bahwa Allah telah menunjukkannya bahwa ia sedang berada di rumah sakit. Kemudian ia pergi ke telephone dan berusaha menghubungi Seattle. Ketika ia tidak mendapat sambungan, ia kembali dan berlutut lagi, dan penglihatan itu kembali lagi.
Ia melihat dalam penglihatan ini wanita itu terbungkus perban dari kepala sampai ke kaki, hanya matanya,hidung dan mulut yang terlihat. Kemudian ia melihat dokter-dokter ia katakan mereka adalah orang yang sedang belajar berdiri mengelilingi dan membahas apa yang dapat mereka lakukan. Mereka katakan, “Yang bisa kita lakukan hanyalah menambah perban lebih banyak.” Ketika hal ini sedang berlangsung, tiba-tiba Tuhan Yesus berdiri didepan mereka dan membuka gulungan. Padanya terdapat nama-nama dan alamat duabelas orang, ditulis dalam bahasa asing. Tuhan katakan,”Segera Aku akan membawanya keluar dari tangan perampok-perampok ini dan menaruhnya kedalam tangan-tangan mereka kepada siapa yang Aku telah pilih.”
Pada saat yang bersamaan suatu kelompok sedang dalam doa di Seattle. Selama pertemuan doa, seorang saudari menangis keras,”Pada saat ini Allah sedang menunjukkan Pastor Offiler rasul-rasul akhir zaman, nama-nama mereka, seribu duaratus mile jauhnya dari sini.”
Pastor Offiler melanjutkan doa dan puasanya, merefleksikan tahun-tahun yang berlalu dari pergerakan Roh Allah didalam cara yang ajaib seperti itu. Kemudian ia berdoa,”Tuhan, jika aku telah melangkah melampaui apa yang seharusnya menjadi bagianku; jika, dalam berkat dan wahyu dari persekutuan, aku telah berpikir dan berkhotbah yang semuanya itu melampaui apa yang menjadi bagianMu, dan apa yang ada didalam FirmanMU, tunjukkanlah kesalahanku, nyatakan kelalaianku, dan aku akan kembali ke Seattle dan akan memberitahukan hal ini dihadapan jemaat. Tuhan, inilah hatiku menangis.” Tetapi Kesaksiannya hanyalah seperti itu, selama tiga hari tersebut menantikan Tuhan di Los Angeles, Tuhan datang padanya dan membukakan rahasia FirmanNya dengan kebenaran-kebenaran yang ia belum pernah lihat atau ketahui sebelumnya. Urapan Allah datang melingkupinya selama periode waktu itu.
Pada akhir dari tiga hari tiga malam itu, ia mengambil makan malam Tuhan. Kemudian Tuhan berkata, “Tiga hari lagi,” maka ia puasa lagi untuk tiga hari tiga malam. Ia katakan pada suatu ketika selama waktu itu ia mendengar puisi dari mulut Tuhan Yesus, sepertinya telinga manusia belum pernah mendengarnya. Ia menjelaskan kasih-Nya,pujian dan penghargaan-Nya pada mempelai wanita-Nya. Pastor Offiler berkata,”Perkataan-perkataan tersebut memiliki hubungan terhadap kasih Kristus didalam gereja.” Ia katakan ia berpikir bahwa gereja itu adalah sesuatu yang sama seperti ini didalam buku kidung agung. Ia telah menjadi bingung dan mencoba untuk mencari jalannya, meskipun dijalan, ia memerlukan pertolongan. Ia juga mengatakan bahwa Tuhan datang padanya dan menguatkan hatinya mengenai pokok dari rahasia besar antara Kristus dan gereja-Nya dan kesempurnaan gereja pada akhir zaman.
Sebagai hasil dari kesemuanya itu, ia menjumpai perlawanan lebih lanjut. Sekarang bukan saja hanya didalam hal nama keIllahian, tapi juga mengenai penyajian tentang mempelai wanita dan kesempurnaannya. Ia telah menyatakan, sebagai illustrasi dan pembuktian, bahwa Tuhan Yesus tidak dapat kembali secepatnya. Untuk hal ini ia telah menentang penundaan akan kedatangan Tuhan. Tapi ia tahu bahwa Firman Tuhan menunjukkan bahwa beberapa hal yang benar harus dipenuhi terlebih dahulu. Berpikir ia tidak pernah mengesampingkan kembalinya Yesus ia katakan,” Masa menarik semakin mendekat, waktu akhir zaman sudah diantara kita ia menekankan bahwa Allah mempunyai banyak lagi hal untuk gereja-Nya untuk dilakukan dan dialami sebelum hari itu. Maka ia berpegang pada hal ini dan tidak dapat dihentikan oleh perlawanan, dan menyatakan,” Jika pernah kita perlu untuk mengetahui dan mengerti Firman Allah tujuan akhir dari hal tersebut sudahlah dekat, buku harus dibuka, seperti materai telah dipatahkan. Gereja harus mengetahui kebenaran abadi yang telah dituliskan, sebagaimana hal ini telah dinyatakan dan merekah diantara kita. Waktunya sudah dekat. Belajarlah Firman Allah.