William Henry Offiler (1857-1957)

Berlayar Menuju Indonesia 

Pada tahun 1934, Pdt. Patterson dan keluarga berlayar menuju Indonesia. Disaat kapal mereka berlabuh di pelabuhan, Tuhan memberikan konfirmasi yang kedua dari visi yang didapat oleh Pdt. Patterson. Divisi yang kedua berisikan: ia berada disebuah kapal bersama–sama dengan orang banyak dan matahari sudah mulai menarik diri disebelah Barat. Segerombolan awan yang besar mengucapkan selamat tinggal. Jadi sekali lagi Tuhan mengkonfirmasikan bahwa Pdt. Patterson dan keluarga sudah berada didalam rencana Tuhan ketika mereka berlayar menuju ke Indonesia dengan menyeberangi Samudera Pasific. Iris Bowe ikut bersama-sama dengan team mereka termasuk juga Ellen Patterson. Ellen Patterson pada saat itu sedang memulai perjalanannya keliling dunia. 

Pada saat mereka sampai di Batavia atau Jakarta sekarang, Jawa barat, mereka bertemu dengan Von Claverens. Von Claverens adalah seorang penginjil senior yang tinggal paling terakhir sesudah itu James Patterson menggantikannya. Pdt. Patterson dan team kemudian pindah ke Sukabumi, dimana mereka belajar Bahasa Indonesia. Di Sukabumi, mereka dianugerahi anak yang ketiga, Richard. Tidak lama kemudian Richard memiliki seorang adik. Adik dari Richard tidak bertahan hidup karena terjangkit penyakit TBC. Ia dikuburkan di Sukabumi. 

Selanjutnya Tuhan menyuruh Pdt. Patterson bersama team untuk menyeberangi pulau menuju ke Surabaya, Jawa Timur. Disana mereka mendirikan sebuah sekolah Alkitab. Semikin mereka mengikuti kehendak Tuhan, mereka menemukan banyak orang yang tertarik untuk mengambil bagian di pulau itu untuk mempelajari Firman Tuhan. Pdt Tase and istrinya yang kemudian sering mengunjungi Amerika Serikat adalah salah satu pengajar disekolah Alkitab disana. Ria Hermas yang kemudian menjadi anggota dari Bethel Temple adalah anak perempuan dari Keluarga Tase. 

Selama tahap pertama dari sekolah Alkitab disana, Pdt. Patterson terjangkit TBC. Pada waktu ia mulai batuk-batuk darah, semua murid-muridnya bergumul didalam doa. Sesudah pemeriksaan dan ronsen dilakukan, dokter menyarankan ia untuk tinggal ditempat perawatan/sanatorium untuk menangani semua penyakit TBC dimana penyakitnya bisa disembuhkan. Pdt. Patterson tinggal selama satu minggu disana. Tuhan bekerja dahsyat. Selalu hasil dari doa yang dengan sungguh-sungguh dinaikkan mendatangkan kesembuhan. Pdt. Patterson disembuhkan dari penyakitnya secara ajaib. Tidak berhenti sampai disitu, setelah Pdt. Patterson sembuh, mereka mengalami serangan lain dari si iblis. Tubuh dari Gladys, istri dari Pdt. Patterson tidak berfungsi dengan baik sehingga ia mengalami depresi, tetapi Tuhan menyembuhkannya. Semua pencobaan yang dialami keluarga Patterson disana, menunjukkan bahwa menaruh percaya dan iman mereka kepada Tuhan adalah kunci kemenangan yang utama. 

Leave a Reply