Sementara itu kepada Pdt.A.H.Mandey, ketua umum majelis Pusat GPdI disampaikan juga agar dengan segera menempatkan seorang hamba Tuhan untuk melayani secara tetap jemaat berbahasa Indonesia di GTC tersebut. Sehingga diutuslah Pdt.Paul Runkat yang pada waktu itu belum berkeluarga dan sementara melayani bersama-sama Kel.Pdt.Kairupan di Kelapa Gading- Jakarta.
Di Singapura Pdt.Paul Runkat tinggal bersama Kel Pdt.William Lee dan seorang hamba Tuhan lain untuk jemaat yang berbahasa Thailand dan seorang pekerja gereja di Pastory GTC.
Jemaat GPdI-Singapura di mulai pada minggu pertama bulan Maret 1983 pukul 2 siang, di lantai 3 GTC, dan hadir kurang lebih 10 jiwa yaitu para pekerja dan Ibu-ibu rumah tangga. Minggu berikutnya dimulai kebaktian anak-anak Sekolah Minggu dirumah seorang Ibu yang setia mendukung pelayanan tersebut. Kemudian kebaktian anak-anak dipindah lokasinya ke lantai 1 gereja setiap minggu pukul 11 pagi.
Tahun 1992 tepatnya tanggal 6 Agustus, Pdt Paul Runkat menikah dengan sdri.Annette Wakkary hamba Tuhan dari Medan yang sejak bulan Agustus tahun 1990 ikut beribadah di GPdI-jemaat Singapura karena tinggal di Singapura mendampingi keponakannya yang sakit dan dalam perawatan dokter, sekaligus aktif melayani Sekolah Minggu dan music di jemaat GPdI-Singapura.
Oleh kemurahan Tuhan, dengan bertambahnya jiwa-jiwa, para Ibu rumah tangga, pekerja, pelajar dan pelaut, pekerja dari Malaysia, maka bulan Oktober 1990 dimulai kebaktian Wanita (KW Hanna) hari sabtu pertama dan ketiga setiap bulannya begitu juga pada bulan Juni 1991 dibuka kebaktian pemuda –remaja (Pelprap Timotius) hari sabtu kedua dan keempat yang sekarang sudah diadakan setiap hari sabtu.
Jiwa-jiwa di Jemaat Tuhan GPdI-Singapura tersebut hanya beberapa yang menetap lebih dari 3-4 tahun selebihnya setelah kontrak kerja atau masa kursus berahir atau anak-anaknya melanjutkan belajar ke negara lain maka dengan sendirinya mereka tidak menetap lagi di Singapura. Pada hari-hari libur panjang juga sering dikunjungi oleh anak-anak Tuhan dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang berlibur. Maklumlah negara maju yang kecil dan sangat sibuk, tetapi disiplin ini, khususnya soal kebersihan, kesohor dengan julukan ‘Shopping Paradise’. Kota ini juga terkenal dengan rumah sakit dan dokter-dokter ahlinya.
Dengan pergumulan doa, pelayanan GPdI di di kota ini , oleh kemurahan Tuhan terus berjalan. Puji nama Tuhan!.
Kini ada begitu banyak orang Indonesia di Singapura, dan ada kurang lebih 15 denominasi gereja atau persekutuan berbahasa Indonesia disini . Semoga jemaat Tuhan GPdI –Singapura dapat bekerja semaksimal mungkin menjangkau jiwa-jiwa agar diselamatkan bahkan tidak mustahil rakyat Singapura juga yang belum datang kepada Kristus dapat dimenangkan.(Website GPdI Singapore).