Pdt.Van Gessel meninggal pada umur 66 tahun (21 Juni 1958) di Hollandia, New Guinea (sekarang dinamakan Jayapura, Irian Jaya). Beliau meninggal setelah selesai menyusun semua buku dalam Alkitab menurut susunan dan pengajaran Tabernakel. Apa yang beliau kerjakan terbukti menjadi suatu karya yang penting karena telah menjadi rangka dasar dari penjelasan pada Alkitab. Ini dapat dilihat dari pertumbuhan yang pesat di setiap tempat pengajaran itu diajarkan di kepulauan Indonesia yang luas ini.
Sepuluh hari sebelum meninggal Pdt.Van Gessel mewariskan pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai ini kepada menantu laki-lakinya, Pdt.Carl J.Totaijs yang dengan setia melayani bersama beliau dalam menyebarkan pengajaran ini di Niew Guinea. Tepat seperti dijanjikan Allah, pembukaan firman Allah yang beliau terima menyebar tidak hanya di Indonesia tapi juga di bagian lain di dunia. Pdt.Carl Totaijs terus menyebarkan pengajaran ini di Belanda yang menjadi pusat pelayanan internasional.
Pada tahun 1935 Sdr.Pdt.Siloi datang merintis pekerjaan Tuhan di Kupang, disusul Sdr.Tuela, Sdr. Pattirajawane dan Sdr.W.F.L.Tobing selesai menempuh Pendidikan NIBI 1940 ke Teluk Betung, dan pada tahun 1942 melayani ke Kupang.
Perkembangan ajaran Pantekosta berkembang begitu pesatnya sehingga pemerintah Hindia Belanda akhirnya harus memberi pengakuan kepada gerakan Pantekosta ini yang dituangkan dalam Beslit Gubernur Jenderal nomor 29 tanggal 24 Juni 1937 menjadi “De Pinkstergemeente in Nederlandsch Oost Indie”, bahkan kemudian dengan Beslit nomor 33 pada tanggal 4 Juni 1937 diumumkan dalam Staatblad nomor 368 diakui sebagai “Kerkgenootschap” (Badan Gereja) dengan nama “De Pinksterkerk in nederlandsch Oost Indie”. Dengan pecahnya Perang Dunia II dan beralihnya kepengurusan gereja ke tangan putra-putra Indonesia, maka pada tahun 1942 nama gereja pun mulai disebut menjadi “Gereja Pantekosta di Indonesia”.
Di akhir tahun 1930 dan 1940an beberapa orang missionari meninggalkan Bethel Temple pergi ke Indonesia, beberapa diantara mereka adalah Ralph Devin family, pergi ke Ambon, Ray and Beryle Busby, Ray dan Ruth Jackson, Bob dan Mary Edmondson serta Roberta anaknya, Al dan Hazel Edmondson, Inice Presho, Pdt. Groesbeek dan Corrie anaknya, suami istri Van Klaverans, W.W.Patterson beserta keluarga serta Joe dan Jean McKnight, semua diatas kecuali Van Klaverans harus berangkat dari pelabuhan di Surabaya dibawah kekuasaan pemerintah Jepang pada bulan Januari tahun 1942. Mereka semua sampai dengan selamat dengan perlindungan Tuhan dari New Orleans, Louisiana.
Tahun 1936, R.M.Devin dan R.Busby keluar dan membentuk “Sidang-sidang Jemaat Allah” (Assemblies of God).