Kemudian dengan memakai nama ‘De Pinkster Gemeente’ mereka berpindah lagi ke Ngadiwinatan dan empat tahun kemudian pindah ke Poncowinatan dilayani oleh Pdt.Theunis Andriesse. Ternyata di tempat baru itu mereka hanya bertahan beberapa bulan dan kemudian dipindah lagi ke Ronodigdayan menempati rumah kecil yang sangat sederhana. Beberapa waktu kemudian Ny. Smith membuka sendiri kebaktian De Pinkster Gemeente di jalan Sindunegaran, Bumijo, dan seorang pengusaha Go Djoen Bok mengusahakan rumah yang lebih strategis di jalan Tugu Kulon (sekarang Jl.P.Diponegoro) no:28 hingga sekarang. Sedang tempat kebaktian di Ronodigdayan karena keuangan gereja lebih lemah dibanding dengan gereja di Tugu Kulon kemudian dipindahkan ke Bausasran Kidul dibawah pimpinan Pdt.Christ Van Thiel. Kemudian dibuka lagi dua gereja masing-masing oleh Pdt.Johan Van Der Lip dengan nama Pinkstervreugd di jalan Ngupasan dan Pdt.Piet Van Der Lip dengan nama Pinksterzending di Sosrowijayan. De Pinkstergemeente Bausasran semakin berkembang sehingga tempat kébaktian tidak bisa menampung jemaat yang ada sehingga mereka dipindahkan ke jalan Lempuyangan 15 (sekarang Jl.Hayam Wuruk). Pembantu pendeta pada waktu itu ada 5 orang, salah seorang diantaranya adalah Sdr.The Kiem Koei (Raden Gideon Sutrisno).
Pada tanggal 13 Maret 1929 dua orang pemuda utusan Injil bernama A.Tambuwun dan J.Repi mendarat di pelabuhan Menado dengan meñumpang kapal motor “Van Dér Hagen”. Propinsi Sulawesi Utara adalah daerah Kristen, karena mayoritas penduduknya beragama Kristen. Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) adalah gereja yang tersebar diseluruh pelosok Minahasa. Namun Injil sepenuh melalui Pinksterkerk (sekarang GPdI) kemudian masuk menembus pelayanan di daerah ini.
Kedatangan mereka telah diketahui terlebih dahulu oleh beberapa anak Tuhan karena Tuhan telah memberitahukan kedatangan mereka melalui nubuat yang diucapkan oleh Sdr.D.Kalangi. Tanggal 14 Maret 1929 mereka tiba di Langowan dan diterima dengan sukacita oleh Keluarga W.Saerang.
Langowan sebuah kota kecamatan mendapat kehormatan Injil sepenuh melalui pemberitaan Pinksterkerk. Kebaktian perdana dihadiri oleh 40 orang. Tuhan bekerja dengan heran. Sdr.W.Saerang mendapat kepercayaan Tuhan karena Injil Pantekosta diberitakan dirumahnya. Pada kesempatan Itu Sdr.Alexius Tambuwum pulang kekampung halamannya di Tambeläng, dan Sdr.Julianus Repi ke Ranomea, maka di masing-masing tempat tersebut mereka juga memberitakan Injil Sepenuh. Pada tanggal 1 Desember 1929 diadakan baptisan air perdana bagi mereka yang telah percaya Kristus sebagai Juru Selamat pribadinya. Baptisan air ini diikuti oleh 42 orang yang terdiri dan 14 orang dari Langowan dan 28 orang dan Ranomea Amurang. 8 Nopember 1929 Keluarga J. Lumenta tiba dari Surabaya dan mendarat di pelabuhan Amurang, dan pada bulan yang sama tiba pula Sdr.E.Lesnussa dan pada awal tahun 1930 datang pula hamba Tuhan Keluarga Albert Jocom. Barisan utusan-utusan Allah untuk pemberitaan Injil di Sulawesi Utara menjadi makin kuat. Mereka menyebar ke berbagai pelosok Minahasa dan memberitakan Injil dalam kuasa dan urapan Roh Kudus. Tahun 1933 datang pula Pdt.Runtuwailan dan Sdr.L.A.Pandelaki ke Sulawesi Utara untuk memperkuat barisan hamba-hamba Allah.